Try A

165 17 38
                                    

Setelah acara makan siang selesai. Juvia dan erza memutuskan untuk menemani lucy di ruangannya. Sedangkan laxus kembali untuk melaporkn kejadian mira, gray menjenguk jellal yang ternyata sudah di ijikan pulang hari ini

.

.

.

.
Setelah hening beberapa saat.

"Lucy, apa ruangan ini memiliki penghuninya ?" tanya juvia dengan antusias

"Emmmm" lucy memutuskan untuk mengerjai juvia dan erza

"Ada, dia di sebelahmu dan dia menatapmu!" suara lucy meninggi di akhir kalimat

"yak!" seru juvia, matanya melotot melirik ke segala arah.

"Berhenti lah menggodainya lucy" ujar erza menengahi

"Hei! Tapi yang kukatakan benar. Dia sekarang sedang duduk di sampingmu erza. Melipat kakinya dan ikut berbicara"

"Hei!" kali ini erza yang kesal

"Nahhh nahhh lihat dia menggerakkan majalah di meja" seru lucy dengan nada menggebu gebu dan benar apa yang dikatakan lucy. Fokus erza dan juvia langsung pada majalah yang sedikit bergeser

"Astaga lucy, aku akan pulang jika kau terus menakuti kami" ancam erza diangguki juvia

Lucy tertawa dengan gemas atas tingkah erza dan juvia

"Namanya claries jhonson, dipanggi clara. Mungkin dia sebaya dengan kita, dan katanya senang berkenalan dengan kalian" ujar lucy.

Serentak erza dan juvia bergerak menuju ranjang lucy.

"Bagaimana rupanya ?" bisik erza

"Dia cantik" balas lucy dengan kedipan

"Kau yakin lucy ?" tanya juvia sambil melihat lihat ke sekitar dengan waspada

"Kau perlu tahu dia secantik model. Kulitnya putih porselin, wajahnya kecil, tinggi semampai, pinggangnya ramping, dia memakai dress hitam, dan tentunya dia cukup gaul untuk ukuran hantu" jelas lucy sambil melirik temannya

"Baiklah. Senang berkenalan denganmu clara. Aku erza" erza tersenyun ke segala arah berharap clara dapat melihatnya meskipun erza tidak mengetahui pasti dimana clara berada.

"Aku juvia, senang berkenalan denganmu claries san" ucap juvia

"Posisinya dimana ?" tanya juvia

"Dia berdiri tepat di depan ranjangku" jelas lucy

"Apa ada yang lain ?" tanya juvia

"Sejauh ini hanya clara." ujar lucy

"Bagaimana keadaanmu ? Merasa lebih baik ?" erza berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Cukup baik. Dan bolehkah aku bertanya ?" Ada beberapa hal yang mengganggu pikira lucy akhir akhir ini.

"Apa yang ingin kau tanyakan lucy ?" tanya erza

"Sebenarnya, kalian siapa ? Apa hubunganku dengan semua masalah ini ?" tanya lucy dengan raut wajah yang serius, cukup merasa muak dengan segala hal yang terjadi.

Erza hanya menatap wajah lucy sekilas lalu menghela nafas

"Ada saatnya kau tahu lucy. Kami akan melindungimu dari apapun yang terjadi" jawaban Erza membuat lucy semakin penasaran.

"Sudahlah. Mau siapapun mereka, mereka tetap sahabatmu lucy san" ujar juvia.
Lucy hanya tersenyum tipis

.

Lucky Or Bad Luck?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang