satu

565 93 87
                                    

"Ara aku berangkat nebeng kamu ya!" Teriak Naya lantang menghentikan sepeda motor yang melintas tepat di depan rumahnya. Sengaja Naya memang sudah menunggu sepeda motor Ara.

Naya memencoba menarik ujung bibirnya meski sedikit canggung saat menghentikan laju motor ara "Ara Naya nebeng kamu ke sekolah ya?" Ucapnya mengulang dengan nafas tersengal-sengal. karena tadi dari dalam rumahnya Naya langsung lari terbirit-birit begitu mendengar suara sepeda motor milik Ara dari kejauhan.

Ara membuka kaca helmnya kemudian memicingkan matanya menatap lurus Naya yang terlihat begitu letih dengan keringat yang sudah mengucur di dahinya rambutnya yang kuncir kuda itu terlihat begitu berantakan dengan anak rambutnya yang mulai terlepas dari ikatannya. pdahal ini masih pagi seharusnya Naya sudah siap dengan rapi untuk ke sekolah tapi tidak dengan pagi yang kacau ini.

"Buruan naik!" Ujar Ara yang kemudian melajukan motornya dengan kecepatan tinggi membuat Naya reflek menggenggam erat pinggang Ara .

"Pelan Ara! Kamu bisa bikin aku mati kalo ngebut bawa motornya." Ucap Naya dengan nada kesal.

"gila ya sepagi ini sudah berantakan gini, gara-gara begadang semalem, kalo nggak pasti ga ada acara bangun kesiangan jadi nggak bakal seberantakan ini," Gerutu Naya seraya merapikan tataan rambutnya yang turun di area keningnya.

"tapi untung ada Ara jadi pagi ini nggak harus jalan keluar gang dan tunggu bus lama-lama." Sedangkan Ara yang mendengar celoteh Naya hanya diam tersenyum geli menatap Naya dari kaca spionya, Ara tak memperdulikan celoteh Naya ia tetap melajukan motornya dengan kecepatan tinggi membuat Naya mau tidak mau harus memegang erat pinggang Ara.

Naya menarik nafas berat "dasar nyebelin!" Umpatnya geram dalam hati,mendapati Ara yang hanya diam tanpa berkomentar sedikitpun.

Meski begitu Naya tidak benar -benar membenci Ara, walaupun dengan sifat Ara yang hampir selalu membuatnya jengkel setengah mati.

Bagi Naya Ara bukan sekedar teman, lebih dari itu mungkin Naya sudah menganggap Ara adalah kakak bagi Naya sahabat bagi Naya dan segalanya bagi Naya setelah keluarganya. Karena Ara bisa menjadi orang yang selalu ada untuk Naya saat ia membutuhkan sesorang.

Meski dengan sifat Ara yang menyebalkan, Naya bisa memahami sifat menyebalkan milik Ara itu justru ia menganggap itu adalah cara Ara memperhatikan Naya, karna itu Naya tidak pernah membenci Ara, sudah lebih dari sebelas tahun ini Naya dan Ara sudah saling mengenal jadi Naya bisa memaklumi sifat dari seorang Arafi admajaya.

Kini keduanya sudah berada tepat di parkiran sekolah, dan Nayapun segera turun dari motor Ara "emm....Ara makasih ya tebenganya kamu ganteng, kalo baik." Ucap Naya tulus.

"oh ya Aceng makasih juga kamu lebih T-O-P be-ge-te dari si Ara kok." Candanya seraya menipuk -nipuk jok motor Ara. Dulu saat pertama kalinya Ara membeli sepeda motor baru Naya langsung memberi nama sepeda mototr milik Ara itu. Aceng itu adalah nama motor milik Ara.

Ara melepas helmnya. "iye udah tau kalo aku emang ganteng!" Jawabnya menanggapi ucapan Naya yang kini mulai berjalan meninggalkannya.

"Dah...Naya duluan Ara." Teriak Naya dari kejauhan.

Ara mengangguk sembari merapikan rambutnya dengan jari tanganya, Dan segera mengambil earphone di saku celananya, kepalanya mulai mengangguk-angguk mengikuti irama musik yang ia dengar.

🌻🌻🌻

Istirahat pertama Naya kali ini, ia sudah absen di kantin dengan alasan benda sakralnya tertinggal di rumah, kalau saja Naya tidak lupa membawa buku bacaan pasti Naya hanya duduk diam di dalam kelas tanpa sadar jika bel istirahat sudah berdering. Naya paling malas pergi ke kantin saat jam istirahat ia tidak suka berdesakan dengan banyak orang.

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang