"Bukan punya aku!" Jawab Ara
"Gausah boong!"kedua mata Naya membulat sempurna menatap Ara yang palah asik dengan ponsel ditanganya,
"Ngapain juga pake boong Nay, kalau itu baju olahraga aku terus aku pinjemin ke kamu yang ada sekarang aku lagi sombongin diri ke kamu, karena udah jadi malaikat buat kamu." Ara kembali mengambil jeda.
"kayaknya tadi pagi aku juga lupa bawa baju olahraga Nay, salah jadwal buat hari kamis padahal sekarang masih Rabu."
"Kalau bukan punya kamu terus punya siapa? Masa jatuh dari langit." tanyanya curiga.
"Ya mana aku tau, udah aku capek mending kamu pesenin aku es teh manis." Pinta Ara menyebalkan.
tapi tentu Naya menuruti permintaan Ara, hitung-hitung ucapan terimakasih kalau benar baju ini milik Ara, atau kalau tidak ya anggapnya sebagai amal pikirnya saat itu.
Ia memesan dua es teh manis dan nasi goreng, Naya rasa Ara pasti juga lapar setelah lari lapangan selama jam pelajaran olahraga berlangsung.
"Ini tuan muda Arafi." Ucapnya sembari menyodorkan es teh manis nya, kemudian sepiring nasi goreng
"Dan ini untuk bonus, hidangan selamat menikmati ada keperluan lainya lagi?" Tanya Naya dia kini mengikuti nada bicara seorang waiters.
Ara tertawa kemudian segera melahap nasi goreng, tentu ia memang lapar setelah sarapanya habis untuk tenaga lari selama jam pelajaran berlangsung. NApun yang juga sudah merasakan lapar ikut melahap habis nasi goreng pesananya,
"udah lama nggak liat Bara lagi, itu cuma perasaan aku apa emang Baranya ngilang Nay?" Ara bertanya tentang Bara kali ini.
"tumben nanyain Bara, biasanya dengerin aku cerita tentang Bara ogah-ogahan,"
"yaudah gajadi tanya,"
"ih... tuan muda Arafi ngambek," goda Naya,
"gatau Bara kayaknya lagi ijin ga masuk, aku cariin nggak pernah ada," lanjutnya,
"masih aja kamu keppoin si Bara, belum capek?"
"ya gimana ya Ara, kamu kayak ga tau orang jatuh cinta Aja."
"kasian liat orang jatuh cinta apalagi yang katanya jatuh cinta dalam diam, eh bertepuk sebelah tangan, hahahaha." ejek Ara, dan Naya langsung menonyor kepala Ara seperti biasanya.
"eh... ngledek, yakan Bara belum tau kalau aku suka sama dia, siapa tau ternyata Bara ternyata suka juga sama aku Ar," jawab Naya dengan lantangnya.
"Percaya diri banget jadi manusia," Ara masih bicara dengan wajah tengil menyebalkanya,
"ya emang mending percaya diri dari pada minder." Slogan andalan itu keluar dari mulut Naya dan Ara tentu mengikutinya.
"yang ada kamu cuma buang-buang waktu, tenaga dan fikiran Naya,"
"biarin Ara kan aku yang capek, kok kamu yang berisik!"
"kamu jatuh cinta sama Bara itu ibarat bianglala Nay, iya berputar tapi tapi kenyataanya nggak kemana-mana tetap ditempat, buang-buang waktu."
"ya emang mau kemana, aku suka ya suka aja bersyukur kalau Bara suka juga sama aku, kalau enggak ya resiko orang jatuh cinta kan patah hati, karena emang nggak semua kisah cinta berakhir bahagiakan,"
"duh.. kalau ngomongin tentang cinta udah kayak paling ngerti aja," ujar Ara yang kemudian beranjak dari kursi meninggalkan Naya.
"Arafi ih main nylonong aja," seru Naya.
Naya yang belum menghabiskan nasi gorengnya itupun segera dengan cepat melahap habis makananya, dan segera kembali ke kelas untuk bersiap berganti seragamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You
Teen Fictionkamulah senja hangat bagiku meski hanya sesat dan menyisakan luka , tapi sekarang aku tau jika hujan lebih indah dari pada senja. Hujan memberikan rasa nyaman pada tiap rintiknya dan dinginya membuatku selalu rindu akan kehangatanya. Manusia itu r...