tujuh

93 38 4
                                    

"kedip Napa?" Ucap Ara membuat Naya menyeringai kecil, meski matanya tetap mengarah pada laki-laki yang berada di radius lima meter darinya, laki-laki yang selama ini telah berhasil mencuri perhatian Naya.

Naya masih terus memandang lurus ke arah Bara bahkan ia tidak menanggapi Ara yang sejak tadi bicara kepadanya hal itu tidak membuatnya mengalihkan pandangannya dari laki-laki tampan di depannya. pelajaran sejarah dikelasnya kali ini kosong bu Erlin ada urusan jadi mereka hanya diberikan tugas, dan memang kali ini Ara duduk disebelah Naya karena Bian ijin sakit dan tidak masuk hari ini.

"Ganteng, kok jadi cemburu aku liatnya." Gumamnya lirih. ketika melihat Bara tengah lari beriringan dengan Saras di lapangan depan kelasnya.

Ara yang mendengarnya langsung mencibir. "Ganteng!!! Tapi bukan punya kamu!" Seketika Naya langsung menolehkan kepalanya menatap tajam Ara.

"Diem kamu!" Ucapnya sambil memukul kepala Ara cukup keras, Ara sendiri justru tertawa lebar melihat ekspresi wajah Naya.

"Cemburuan dasar!!  aku ingetin dia bukan punya kamu! Kamunya juga diem aja keburu diambil orang Baranya!" Ucap Ara dengan khitmad.

"Sumpah kamu kalo masih ngomong terus aku bunuh!" Ujar Naya sebal karena ucapan Ara.

Dan lagi-lagi Ara hanya terkekeh ketika mendengarnya.

"Manis ya senyumnya." Celoteh Naya.

"Siapa?" Tanya Ara bingung, kemudian langsung mencibir ketika menyadari siapa yang tengah Naya bicarakan siapa lagi jika bukan Bara yang Naya puji.

"Kasian aku liat kamu Nay bisanya cuma liatin doang, mana si Bara keliatan akrap gitu sama saras, jujur kasian sama jomblo satu ini." Ucap Ara sambil menoel hidung Naya.

"Mereka emang temenan dari dulu begok!"

"Jomblo menghibur diri!" Sindir Ara dengan santainya.

"Kamu juga jomblo ih!!!" Jawab Naya geram.

"Yaudah, ayok jadian biar gak jomblo?"

"Hoek!!! Ogah mendingan jomblo."

"Tapi gantengan aku dari Bara." ucapnya penuh percaya diri.

"Iya percaya sama kamu!"
Jawab Naya, karna memang Ara lebih tampan ketimbang Bara, tapi Bara yang berhasil mencuri hati Naya dengan mudahnya.

"Yaudah ayok jadian?" Ajak Ara kembali.

"Ogahhhhh!!!!" Jawab Naya dengan nada meninggi beberapa noktaf.

"besok kalau ga ada yang mau nikah sama aku, kamu nikahnya sama aku ya Nay," cetus Ara sekanya saja.

"ngaco banget jadi orang."

"Yaudah mas ngerjain tugas dulu biar masa depan si adik cerah."

Mendengarnya Naya langsung memelototkan matanya "apa kamu bilang?"

"Biar masa depan cerah."

"Loh kok bawa-bawa aku?" Tanya Naya bingung.

"Lupa Kalo kamu jadi pelanggan aku tiap kali ada tugas?"

Naya menyeringai tanpa dosa kemudian menggaruk tengkuknya lehernya yang sebenarnya tidak gatal. ia tersenyum keki.

Ara memutar posisi duduknya dan mulai mengerjakan tugas sejarahnya.

Sedangkan Naya terus memandang ke arah jendela melihat Bara yang tengah berlari di sana, didepan kelasnya Naya memang bisa melihat Bara dengan jelas saat berlari di lapangan karena kelasnya yang memang berada tepat didepan lapangan tapi kian lama Naya justru jengah apalagi Bara lari berdua hanya berdua dengan Saras hingga kantuknya menyapa.

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang