sepuluh

81 26 7
                                    

"cepet kamu pake ini helmnya." Perintah Ara seraya memberikan helm bogo bewarna putihnya begitu Naya keluar dari gerbang rumahnya.
Bahkan membuat Naya kaget sendiri ini masih jam enam seperempat dan Ara sudah Siap di depan rumahnya,
Tentu saja Naya kaget karena tidak biasanya Ara sudah siap rapi sepagi ini, toh biasanya ia melihat Ara di pagi hari jika ia bangun kesiangan.
Jadi kesianganya Naya adalah paginya seorang Ara. Tapi itu kemarin sekarang Ara sudah tersenyum rapi di depan naya.

"Gak! aku berangkat naik bus," jawab Naya singkat.

"Masih marah?"

"Enggak, biasanya juga emang naik bus!!"

"aku cuma becanda semalem. Besok aku cari pacar biar kamu percaya kemarin cuma bercanda, sekarang naik!"ucap Ara meyakinkan Naya.

"Yaudah iya," jawab Naya kemudian duduk di boncengan motor belakang milik Ara. Dia benar -benar menyebalkan bagi Naya meski begitu Naya tidak bisa membenci orang menyebalkan di depannya itu.

"Kita Mau kemana Nay?"

"Ya berangkat sekolah masa iya ke kondangan! Udah ah jangan rese lagi!"

"Ya kamu pake helmnya kalo mau berangkat ke sekolah, kalo ga jadinya ntar kita kena tilang! Atau beneran mau ke kondangan ?"

"Iya sini, repot banget naik motor harus pake helm bikin sumpek ga asik gabisa kena angin rambutnya enak juga naik bus bisa kena angin lebih seger!"

"Udah? " Tanya Ara selesai Naya berbicara panjang.

"Apanya yang udah?" Tanya Naya bingung.

"Itu ngomongnya?"

Naya mendengus kesal, Ara sepagi ini sudah membuat moodnya buruk.

"sudah siap melakukan perjalan pagi ini tuan putri." Ucap Ara meledek Naya yang terlihat cemberut.

"Udah buruan jalan!"
Tanpa ba-bi-bu Ara menyalakan mesin motornya dan melaju dengan kecepatan tinggi, untung saja Naya sudah hafal seorang Ara jika berada di atas motor jadi ia sudah terlebih dulu mencengkeram bomber hitam milik Ara karna jika tidak tentu saja ia bisa jatuh dengan mudahnya.

"Udah kamu buka kadonya?"

"Belum sempet!"

"Ntar jamuran kalo kelamaan yang buka,"

"Emang apa isinya?"

"Entar gak jadi kado kalo di kasih tau, kan surprise."

"Hem..." jawab Naya singkat.

Ingin rasanya Naya mencincang habis makhluk menyebalkan di depannya itu tapi Naya tidak siap jika harus kehilangan manusia menyebalkan itu, siapa yang akan mencubit hidungnya jika Ara dibumi hanguskan dari permukaan bumi ini.

🌻🌻🌻

"Si Bara masih belum masuk ya Ian?" Bian yang melihatkan wajah melas sahabatnya itu menjawab sangat singkat.

"Gausah Lebay bisa gak Nay?"
Naya berdecak kesal, pandangan matanya kini terus menatap ke arah kelas milik Bara yang terpisahkan lapangan dari kelas Naya tetapi ia harap hari ini ia bisa melihat Bara dari jendela kelasnya, sudah seminggu ini tidak ia tidak melihat Bara, bahkan Setiap jam istirahat Naya selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi perpustakaan untuk mencari Bara karna Naya tak mungkin terang terangan mencari Bara di kelasnya karena dikantin sekolah pun Naya tak pernah melihat Bara.

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang