Sesampainya dirumah Naya dibuat kaget dengan melihat Ara yang sudah selonjoran santai dikursi ruang tamu rumahnya, meski bukan sedang sekali ini tapi tentu saja hal itu berhasil membuat Naya terkaget.
"Ara napain disini??" tanya Naya keras yang langsung membuat Ara terperanjat bangun dari tidurnya.
"Biasa aja tanyanya, ngapain musti teriak-teriak?"
"Ya habis pulang-pulang liat kamu disini, mau ngapain?" Tanya Naya langsung tanpa Basa-basi, Naya tau Ara pasti punya maksud tertentu sampai rela menunggunya pulang bahkan datang tanpa mengabari terlebih dahulu lewat telefon, padahal Naya dan Ara memang tak punya janji dan rencana betemu hari ini.
"Biasanya juga gimana?'
"Mau ngapain?" Naya mengabaikan Ara ia masih menagih jawaban dari sahabatnya itu.
"Udah buka kado dari aku belum?" pertanyaan dari Ara itu membuat Naya sedikit merasa bersalah karena Naya lupa membuka kado yang diberikan Ara waktu itu sekian detik Naya hanya diam mematung tanpa jawaban dengan ekspresi wajah yang sangat mudah dibaca oleh Ara.
"Pasti belum, lupa buka kado aku pasti," tebak Ara benar, Naya tersenyum kemudian segera berjalan mendekat duduk disebelah Ara.
"Maaf lupa." Ujarnya manja Naya menarik-narik lengan kemeja yang sedang Ara pakai.
"Kebiasaan, nggak menghargai banget! Taun lalu juga gitu kan?"
"habisnya mau langsung dibuka nggak boleh!" balas Naya.
"Nyaris fatal kan taun lalu gara-gara kamu lupa buka kado." Ucap Ara meningatkan kejadian tahun lalu saat Naya juga lupa membuka kado pemberianya itu.
"apaan lebay deh Ar! Habisnya bisa-bisanya kamu kepikiran bawain aku kado nutmeg candy, mana tau kalo isinya bakalan itu normalnya orang kalo kasih kado apalagi ke perempuan itu boneka atau bucket bunga ini palah nutmeg candy sama struknya pula berapa harganya waktu itu enambelas ribu, ada-ada aja." Naya masih tak habis fikir memang dengan tingkah Ara yang tak masuk Nalar itu.
taun lau Naya lupa membuka kado Dari Ara hampir satu bulan lamanya, parahnya lagi ternyata kado itu berisi Permen dan sewaktu dibuka bukan main sudah ada banyak semut bersarang didalamnya padahal Naya menyimpan kado itu didalam almari kamarnya bisa bayangkan jika lebih lama agi akan terbangun istana semut dikamar Naya, lalu setelah mengetahui hal itu Naya menjemur kado pemberian dari Ara beberapa hari berharap agar semut-semut didalmnya itu pergi, beruntungnya masih terselamatkan dan lucunya didalamnya Ara juga memasukkan struck pembelianya itu, katanya itu sama dengan umur Naya kala itu.
Sianeh bisa-bisanya menyamakan umur dengan seharga satu pack permen, Naya tentu membahas kejadian hal itu pada Ara tapi si Ara juga mengeluarkan argument pembelaan atas dirinya, katanya. "walaupun Cuma enam belas ribu tapi saham dari nutmeg candy tidak seberapa, Jadi Ara berharap diulang tahun Naya yang walaupun baru enam belas tahun Ara tau jika Naya juga sama berharganya seperti saham nutmeg candy,"
"Iya-iya Nanti aku buka."Ucap Naya penuh penekanan untuk meyakinkan Ara.
"Sekarang!"cetusnyaketus, wajah Ara sangat serius kali ini.
"Iya-iya, bentar." Dengan malas Naya beranjak ke kamarnya ia mengambil kotak kado pemberian Ara yang belum dibuka itu.
"Cepet buka!" perintah Ara tanpa bosan.
Naya segera membuka bungkusan kado dari ara itu didalamnya ia masih menemukan kotak ewarna coklat segera Naypun membukanya didalamnya kosong hanya berisi amplop putih. "Duit Ar? Kayak hajatan aja pake acara nyumbang." Ucapnya bercanda. Tapi Ara hanya menatapnya serius tanpa berucap kemudian Nayapun mengambil isi didalam amplop itu, tiket Naya mendapati tiket didalamnya segera dengan hati-hati Naya membaca isi tiket itu dan lagi-lagi Naya dibuat terkejud dibuatnya. "Ara ini serius?" tanyanya memastikan.
"Baca yang bener!"Perintah Ara.
"Udah Ara ini tiket buat workshop dan sarasehan bareng Dwitasaraswita?"
"Baca dulu!"
"Udah Ara! Maksih hua sangat-sangat terharu, sayang banget sama Ara." jawabnya Naya tentu sangat menyukai kado pemberian dari Ara karena ia sangat mengagumi peulis ini, dan dengan tiket pemberian dari Ara itu Naya jadi punya kesempatan untuk bertemu.
"Waktunya,"
Lalu Naya membaca ulang tiket itu disana tertera tanggal acara tangal 25 November sontak Naya lagi-lagi harus dibuat terkejud katena hari ini tanggal 25 November. "Ara ini sekarang kenapa nggak bilang?" Naya lagi-lagi menghujam pertanyaan.
"Baca yang bener!" Perintah Ara lagi, dan Naya menuruti hal itu untuk kesekian kalinya Naya dibuat terkejud ketika melihat waktu berlangsungnya Acar disana jelas terlihat pukul 19.00 sampai 21.00 sedangkan sekarang sudah jam delapan malam, "ARA!!!!!" teriak Naya sedikit lesu.
"Buruan siap-siap!" tukas Ara.
Naya yang menyadari dia sudah telat untuk menghadiri Acara itupun segera lari terbirit-birit kedalam kamarnya ia hanya mengganti baju seragamnya dengan pakaian yang lebih nyaman bahkan wajahnya pun dibiarkan kusut tanpa polesab make up anya menyeprotkan parfum kemudian segera berangkat dengan diantar Ara yang melewati kota Jogja dengan kecepatan penuh seperti biasanya hanya saja kali ini tanpa protes dari seorang Naya.
beruntungnya tempat acara itu tidak jauh dari rumah Naya hanya butuh dua puluh menit perjalanan meski sudah telat tapi Naya tidak peduli ini kesempatan baik untuk dirinya jadi Naya akan masuk ke dalam meski nanti ia akan mendapat banyak sorotan mata.
karena hanya da satu tiket jadi Naya harus masuk seorang diri tanpa Ara ia hanya mengantar sampai di depan cafe tempat acara itu berlangngsung.
Naya langsung turun dari motor Ara dan berjalan dengan langkah cepat, "Nay!!" panggil Ara membuat langkah Naya terhenti.
"Apa?? udah telat aku Ar" Jawabnya tergesa.
"Itu helm dilepas,"
Naya yang tak sadar jika ia masih mengenakan helm itu spontan memukul kepalanya sendiri kemudian segera melepaskan helmnya dan memberikanya Pada ara.
"Ini, makasih ya." Ucapnya dengan tersenyum. kemudian segera berjalan tapi lagi-lagi Ara memanggilnya.
"Nay?"
"Apa lagi? taukan aku udah telat?"
"Rambut kamu di rapiin dulu," Kata Ara ketika melihat rambut Naya yang tergerai berantakan kalaitu, karena ia tahu jika Naya memang terburu-buru tapi ia tidak ingin jika Naya terlihat berantakan.
Nayapun merapikan rambutnya masih sembari berjalan dengan langkah cepat.
"Hati-hati, semoga lancar!" dari motornya Ara meneriakan hal itu pada Naya entah didengar ataupun tidak oleh Naya Ara tak peduli. Dari sana ia tersenyum geli tak habis fikir dengan kecerobohan Naya yang tak pernah ada habisnya, bahkan hal itu juga membuatnya bingung kenapa bisa ia mengimpan rasa dengan Naya sahabatnya sendiri yang ceroboh itu.
HALOOOOOO APA KABAR UDAH PERNAH COBAIN PERMEN PALA BELUM??? MINTA SI ARA BIAR DIBELIIN SEPACK!!!! CUTE BANGET SIKAP ARA, BOLEH NGGAK SIH ADA ARA DIDUNIANYATA MANIS SEKALI WOYYYYY!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You
Ficção Adolescentekamulah senja hangat bagiku meski hanya sesat dan menyisakan luka , tapi sekarang aku tau jika hujan lebih indah dari pada senja. Hujan memberikan rasa nyaman pada tiap rintiknya dan dinginya membuatku selalu rindu akan kehangatanya. Manusia itu r...