Pembuat:izuna0303
Genre: slice of life (?)
Mimpi: menjadi mangaka
***
Disebuah kota yang ku tinggali sebenarnya itu adalah desa (?) yang ramai dan tidak sepi. Banyak sekali penduduk yang mampir hanya untuk melihat adik ku, dan saya seperti setan di rumah sendiri. Terkadang ku merenungi Impian ku "aku ingin enjadi seorang Animator/mangaka" , dengan berhayal dan berharap mimpi itu menjadi kenyataan. Tetapi kenapa alasan ku ingin menjadi Animator? Semua orang selalu mrnanyakan nya kepada ku, lalu ku menjawab
"setidaknya ada ruang untuk nya". Semua orang kebingungan maksud dari perkataan ku, aku tidak pernah menjawab pertanyaan mereka soal penjelasan. Karena aku sendiri belum menemukan nya, hari demi hari aku pun kembali bersekolah. Hari itu tepat dimana angkatan ku di suruh menceritakan tetang mimpi dan rencana masa depan mereka.Aku yang hanya memiliki mimpi dan rencana biasa hanya bisa merenung.
"apa mereka akan memahami maksudku yang sebenarnya?"
Satu demi satu anak di panggil sesuai absen, pertama sebut saja Bara dia ingin menjadi Atlite ecek ecek (?). sebenarnya dia sangat pintar di semua bidang olaraga jadi saya tidak heran, lalu kedua sebut saja Andre dia hanya diam sampai di tanyai "kamu mau jadi apa?" tanya guru saya dengan nada lucu
"saya gak tau pak" jawab teman ku itu tadi, itu membuat satu kelas tertawa karena nada bicara nya. Lalu yang ke tiga sebut saja Apro dia ingin menjadi artis dan semua langsung teriak "nanti kalo kamu nyanyi yang ada pada pingsan!", dan pembullyan pun terjadi hanya aku yang terdiam di bangku sambil merenungkan apa itu mimpi.
Satu persatu tetap di panggil hingga giliran ku, aku maju kedepan podium dengang muka pasrah sampai di bilang ngantuk sama guru sendiri. Lalu aku pun mulai bercerita
" aku ingin menjadi Mangaka, memang gambar dan mewarnai ku kurang bagus tetapi setidak nya berguna untuk menghasilkan uang. Memang gaji nya tidak banyak untuk kebutuhan keluarga ku nanti, aku berfikir lebih baik juga mengambil Part time job seperti pelayan cafe"
Lalu semua mengangkat tangan nya, aku pun menunjuk teman ku sebut saja Emiri. Dia bertanya "kenapa kau ingin mengambil resiko part time job sedangkan ada pekerjaan lain dengan gaji tinggi?". Aku tersenyum dan menjawab "setidak nya aku ingin menunjukan kepada orang tua ku bahwa aku bisa sukses hanya dengan memegang pensil dan kertas"
Semua murid langsung terkagum karena jawaban ku itu, lalu guru ku pun berdiri
"nah Izuna ini harus di contoh, kenapa? Karena dia ingin membanggakan orang tua nya dengan kemampuan yang dia miliki bukan dari paksaan mental maupun fisik yang secara tidak langsung bisa mengakibatkan gila dan stress" jelas guru ku.
Lalu ada teman ku sebut saja Rachel dia bertanya "pak, kalo misal orang tua nya gak mengizinkan sih izuna jadi mangaka gimana?". "nah itu, terkadang orang tua memang tau apa yang terbaik untuk anak tetapi kadang mereka tidak melihat zaman, sekarang itu jaman dimana semua bakat adalah uang jadi jangan malu untuk jadi apa yang kalian inginkan" jelas guruku sekali lagi. Entah kenapa jawaban itu menusuk hati ku dan membuat ku ingin mengatakan nya kepada orang tua ku bahwa aku bisa sukses hanya dengan tiduran saja.
Keesokan harinya aku bermaksud mengatakan mimpi ku pada orang tua ku, tetapi--- belum saja aku berkata 1 kata pun mereka sudah memaksa ku menjadi anggota milliter. Seharusnya ibu dan ayah ku tau bahwa aku benci hal hal yang berbau politik, tetapi entah kenapa mereka tetap berkata begitu. Mereka sealu membandingkan ku dengan anak cerdas seperti aku ini bukan anak nya, aku hanya membatin "mereka ya mereka , aku ya aku. Kenapa kalian tidak bisa bangga dengan ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Generation of] Dreamers
Short StoryRangkaian kisah, berisi harapan, cita-cita, dan mimpi banyak orang. Inilah mimpi kami. Meski tak hebat, tapi tetaplah sempurna. Event Generation of Dreamers ke-4.