20. 100 Dreams

35 4 0
                                    

Genre : Slice of Life

Sub-genre : Friendship, Romance, Sad (?)

Buatan : Diasember

Mimpi : Hmm... dokter atau arsitek (?) yang jelas menjadi orang sukses, menjadi orang yang dapat membanggakan orangtua, dan orang yang dapat membuat orang lain bahagia, eaa :v *sebenernya sampai sekarang aku gatau*


The biggest adventure

you can take is to

the life is your

DREAM

.

.

.

"Jadi.. apa mimpi kalian?"

Bu Sri, guru mata pelajaran bahasa Indonesia, bertanya kepada semua murid kelas XI IPA-6.

Beberapa anak yang sangat aktif dengan cepat mengacungkan tangannya. "Aku ingin menjadi polisi Buu!!"

"Kalau aku, jadi chef yang handal juga sudah cukup Bu," timpal teman sebangkunya.

"Sudah besar nanti, aku ingin jadi arsitek, Bu!" jelas salah seorang murid lagi.

"Bu, Bu!! Aku ingin menjadi presiden. Aku ingin memberantas korupsi yang ada di Indonesia. Aku ingin membuat Indonesia tidak kalah dengan negara negara lain yang udah maju," jelas murid yang lain.

Sedangkan murid yang lain hanya tertawa mendengarnya dan sebagian besar dari mereka tak lupa mengucapkan 'Aamiin' di setiap cita-cita atau impian yang murid lain sampaikan.

"Wahh bagus itu. Ternyata kalian memiliki mimpi dan cita-cita yang sangat bagus. Kalian juga pasti sudah tahu kalau mimpi itu sangat penting untuk kita.

Bu Sri yang awalnya sedang menjelaskan sambil berjalan mengintari meja-meja para murid, seketika menghentikan aktivitasnya. Ia tertarik sekaligus penasaran dengan gadis yang duduk tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Jadi.. Apa cita-citamu, Athaya?"

Gadis yang dipanggil Athaya itu tidak menjawab, atau bahkan ia sama sekali tidak mendengar apa yang guru itu katakan.

"Athaya?" seru Bu Sri dengan intonasi yang lebih tinggi.

Variska yang ada di sebelah Athaya, buru-buru menyenggol Athaya agar ia bangun dari lamunannya. "Psstt.. Sadar woi!" ucap Variska pelan kepada Athaya.

Athaya pun sadar dari lamunannya. "Ah iya! Ada apa!?"

Sontak semua pandangan murid tertuju pada Athaya.

Bu Sri berdehem agak keras. "Biar ibu ulangi lagi. Apa mimpimu, Athaya?"

"Mimpi? Eng.. Apa ya?" tanyanya pelan kepada dirinya sendiri. Ia kemudian melirik Variska, berharap teman sebangkunya itu menolongnya. Tetapi, Variska hanya menggibdikan bahunya sambil menggelengkan kepalanya dan tertawa pelan.

Athaya hanya membalasnya dengan sebuah pelototan seolah berkata, 'Dasar temen rese! Awas aja ntar!'

Athaya kemudian beralih lagi kepada gurunya. "Ng.. Itu bu.. Aduh gimana ya. Kalau ditanya soal mimpi, aku selalu gatau mau jawab apa. Jadi ya gitu.. Gatau hehe," jawab Athaya sambil tertawa garing.

[Generation of] DreamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang