SEGMEN 2 - IGD

27 3 0
                                        

          Jarak antara kejadian dengan rumah sakit lumayan jauh sekitar dua kilo meter, yang hanya mengandalkan kekuatan tukang becak saja, sehingga memakan waktu sekitar dua puluh menit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          Jarak antara kejadian dengan rumah sakit lumayan jauh sekitar dua kilo meter, yang hanya mengandalkan kekuatan tukang becak saja, sehingga memakan waktu sekitar dua puluh menit.

Ari yang matanya masih kunang-kunang akhirnya tidak sadarkan diri saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Baju sekolahnya sobek disebelah lengan kanannya.

Sesampainya di depan rumah sakit, bukanya langsung diberikan pelayanan, namun pihak rumah sakit malah menyuruh untuk mengisi formulir administrasi. Tukang becak tadi tidak tau apa-apa yang mana tugasnya hanya mengantar saja.

Untungnya ada orang baik yang mau menangani administrasinya. Sampai sekarang Ari pun tidak tau siapa orang itu, Ia hanya sadar bahwa Ia tengah berada di ranjang rumah sakit. 

Setelah diberi pengobatan pertama seperti infus, antibiotik, dan perban. Ari mulai nampak sedikit sadar. Sampai saat itu juga belum ada yang tahu atas apa yang menimpa Ari.

"Apakah ada nomor yang bisa saya hubungi? ... Ari?" tanya Suster yang melihat wajah hitam Ari dengan rasa sinis.

Ia mengetahui nama Ari setelah Ia melihat tanda pengenal di baju Osisnya. Ari sempat melongo sejenak sambil matanya yang mengarah ke atas.

"Ari?" tanyanya lagi.

Ari tak ingat nomor telepon siapapun, bahkan nomor telefon teman akrabnya si Aziz. Lalu Suster melihat kartu pelajar Ari yang ada di tasnya, dan ternyata Ari bersekolah di SMP 46 Jakarta yang tidak jauh dari rumah sakit itu.

Dihubunginya langsung pihak sekolah lewat bagian administrasi rumah sakit. Di sekolahnya Ari di tulis alpa karena tidak adanya laporan mengenai ketidakhadirannya.

Suasana sekolah seperti biasa, waktu itu jam 10.33. Tiba-tiba ada pengumuman dari pihak sekolah melalui speaker yang sudah ada di setiap sudut kelas. 

Teman-teman Ari dari awal tak menghiraukan pengumuman itu. Namun setelah nama Ari keluar dari speaker yang melengking.

"Pengumuman, teman kita yang bernama Ari Maulana kelas 8.D mengalami kecelakaan, sekarang tangah berada di Rumah Sakit Umum Sumber Waras." Lalu teman akrab Ari yaitu Aziz langsung memberi isyarat kepada teman-teman kelasnya untuk diam.

Suasana yang mulanya baik-baik saja berubah menjadi kepanikan yang luar biasa. Teman-temannya sangat khawatir dengan keadaan Ari, bahkan wali kelas 8.D langsung mengumumkan kepada murid-muridnya bahwa pelajaran hari itu akan di tunda.

Dengan bimbingan wali kelas, semuanya bergegas untuk menjenguk Ari di rumah sakit, sebuah kebahagiaan tersendiri ketika memiliki teman-teman yang sangat baik kepadanya.

Itu semua karena memang Ari juga sangat baik dengan teman-temannya dia tidak pernah sekalipun jahat kepada mereka terutama lagi dengan Aziz sahabatnya. 

Dari kecil sampai saat itu pun mereka selalu bersama dan juga selalu satu sekolah, mereka berdua hidup dalam keluarga yang berbeda dari segi ekonomi.

Aziz memiliki Ayah yang bekerja sebagai buruh di industri makanan ringan, sedangkan Ibunya hanya Ibu rumah tangga yang bekerja serabutan untuk membantu ekonomi keluarga.

Ari sangat akrab dengan keluarga Aziz, beberapa hari sekali dia main ke rumah Aziz hanya untuk melihat kucing peliharaannya. 

Sedangkan Ari tidak memiliki hewan peliharaan berbulu seperti kucing atau kelinci, karena Ayahnya alergi terhadap hewan berbulu sehingga melarang Ari untuk memeliharanya.

Ia memiliki sebuah aquarium yang sangat cantik dengan penuh hiasan dan ikan-ikan yang berwarna-warni. Terkadang, ia juga sering mengajak Aziz ke rumahnya untuk melihat ikan peliharaannya.

Mereka suka jahil dengan memainkan tangannya di dalam aquarium. Mereka berdua memang tak terpisahkan.


*****


          Keadaan Ari belum juga pulih, Ia masih menunggu kehadiran Dokter spesialis yang akan menanganinya, saat ini Ia masih tergeletak lemas di ruang IGD.

Wali kelasnya akhirnya datang menjenguk Ari sedangkan teman-temannya tidak diperbolehkan masuk secara bersamaan. 

Sepertinya Ari masih belum bisa berbicara karena masih menahan rasa sakit pada tubuhnya dan hanya bisa tersenyum ketika teman-temannya datang.

Setengah jam menunggu, akhirnya Ibu Ari pun datang dengan air mata yang tak terbendung dan berlari menuju IGD. 

Ibunya menangis tiada henti, sampai-sampai wali kelasnya pun ikut menenangkan sang Ibu dari anak didiknya ini.

Ibu Ari sempat akan pingsan di ruang IGD ketika Ia melihat anaknya tergeletak dengan selang-selang medis yang menempel, ia duduk di sebelah Ari.

"Ya Allah.. Ari... kenapa kamu bisa sampai kecelakaan begini? kamu gimana sih...," Dipegangnya tangan Ari dengan sangat erat dan penuh kasih sayang, air matanya tetap menetes.

Setelah menunggu sekian lama di ruang IGD, akhirnya Dokter spesialis yang baru saja melakukan bedah itu langsung memberikan perintah kepada Suster.

Ari segera di larikan ke ruang ICU. Dalam perjalanan ke ruang ICU, pandangan Ari masih tidak jelas. Yang dia lihat hanyalah lampu-lampu lorong rumah sakit dan wajah Ibunya yang menangis.

Dia tidak peduli apapun yang akan terjadi nanti, asalkan Ibunya selalu berada disampingnya.

Aziz dan teman-temannya berharap semoga Ibu wali kelas membawa berita baik. Kegelisahan dan kecemasan menyelimuti mereka semua, Aziz dengan bijaknya membuat suasana agar tidak terlalu tegang.

"Kita do'akan semoga Ari gak apa-apa ya, kita serahin aja semuanya ke Allah SWT."

Kecemasan telah berlalu setelah Ibu Susi yaitu nama wali kelas mereka, berjalan dari pintu ruang IGD dengan wajah tersenyum yang agak dipaksakan, agar para anak didiknya tidak terlalu syok mendengar berita tentang Ari. Ibu susi menemui Aziz dan teman-teman sekelasnya.

"Tenang saja, sekarang Ari sudah ditangani oleh Dokter spesialis, jadi kita ngga usah terlalu mencemaskannya. Oh ya sekarang kita kembali ke sekolah yuk, sudah jam setengah dua belas ini," ajak Ibu Susi.

---------- ---------- ---------- ---------- ---------

PENASARAN KAN DENGAN CERITA SELANJUTNYA?

SILAHKAN BACA AJA BAB SELANJUTNYA ;)

Jangan lupa vote, comment & follow Aku yah, pasti langsung follback kok :D

NOTHING A WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang