Ribuan pertanyaan masih tersimpan di benak Aziz, karena sebenarnya dia masih mengkhawatirkan keadaan sahabatnya.
Setelah pulang sekolah nanti Aziz berencana akan menjenguk Ari lagi, tapi kali ini dia tidak akan datang sendirian saja.
Dia akan mengajak perempuan yang selama ini disukai Ari. Perempuan itu tidak satu kelas dengan Ari, dia merupakan bidadari kelas 8.A.
Perempuan yang Ari anggap sebagai bidadari itu memang menjadi primadona karena prestasi dan tentu saja karena kecantikannya yang mampu menghipnotis semua laki-laki yang memandangnya.
Ari sama sekali belum pernah berkenalan dengan perempuan idamannya itu tetapi Aziz punya akal cemerlang, dia membawa bidadari itu untuk menemui Ari.
Karena menurutnya jika Ari bertemu dengan wanita yang di idamkan sejak kelas 7 SMP itu mungkin akan membuat Ari tersenyum bahagia dan melupakan rasa sakit yang dideritanya.
Wajar saja ketika seorang anak SMP yang ingin sekali merasakan cinta, walaupun sekedar cinta monyet.
Saat bel tanda pulang sekolah berdering, Aziz langsung bergegas menuju ruang kelas si bidadari yang akan di ajaknya untuk menemui Ari.
Aziz memohon kepada Shelly, yaitu perempuan idaman Ari.
Shelly adalah gadis yang berpostur tubuh nyaris sempurna seperti gitar Spanyol, dengan rambut panjang yang yang begitu hitam lebat, wajahnya manis serta kulitnya kuning langsat halus dan bersih, namun Shelly agak pendiam dan jarang berbicara dengan orang asing kecuali dengan teman-teman akrabnya.
"Shelly, Aku minta tolong boleh ngga?" Raut wajah Aziz terlihat sangat malu, ia tidak langsung kontak mata dengan Shelly.
"Iya boleh aja, mau minta tolong apa?" jawab Shelly.
"Tolong kamu ikut aku yah ke rumah sakit untuk menjenguk Ari, karena Ari ingin sekali ketemu sama kamu." Bujuk Aziz dengan wajah yang memerah dan penuh keyakinan.
Lalu Shelly bertanya balik, "Ohh Ari teman kelas kamu yang tadi pagi kecelakaan?"
"Iya bener, tolong dong, ya aku tau, kamu belum kenal Ari kan? tapi ini darurat, Ari ingin banget ketemu sama kamu, kamu gak kasian apa Ari habis kecelakaan?" jelas Aziz.
"Hmm... oke deh tapi jangan lama-lama ya? nanti aku bisa dimarahin nyokap lagi" Shelly menjawab dengan tegas.
Lalu mereka berdua berlari menuju depan gerbang sekolah untuk menunggu angkot yang akan mengatar mereka ke rumah sakit.
Akhirnya sekian lama menunggu mereka menemukan angkot yang akan membawa mereka ke Rumah Sakit Umum Sumber Waras dan langsung menyuruh sopir untuk cepat melaju menuju kesana.
Perjalanan memakan sekitar waktu 20 menit, karena masih canggung didalam angkot mereka tidak mengatakan satu patah kata pun.
Mereka hanya memandang jendela yang terbuka di sebelah kanan mereka sambil menghirup udara segar.
*****
Ari hanya ditemani oleh infuse yang menusuk dalam di nadinya serta suara detak jantungnya sendiri, saat ini Ia masih dalam penanganan Dokter, lantas Ibunya tidak di perbolehkan untuk masuk ke ruang ICU.
Selepas Dokter selesai memeriksa seluruh tubuh Ari, Dokter keluar dari ruang ICU dan berbincang dengan Ibu Ari.
Dokter menyatakan bahwa ternyata rasa sakit pada seluruh tubuh Ari itu karena benturan yang cukup keras.
Ibu Ari menanyakan kepada Dokter, "Dok, bagaimana keadaan anak saya?, baik-baik saja ya kan Dok?"
Perasaan Ibunya simpang siur, ada senang dan deg-degan karena Dokter sudah keluar setelah satu jam lama menunggu.
"Yang sabar yah bu, anak Ibu mengalami keretakan pada tulang pergelangan tangan kanannya, Kami akan segera melakukan tindakan operasi apabila Ibu menyetujuinya," ujar Dokter.
"Yang pasti saya setuju Dok, kalau harus dioperasi ya silahkan, toh itu memang yang terbaik buat Ari kan? biaya ngga masalah Dok! yang penting Ari bisa sehat lagi." Begitu ucapan Ibu Ari yang dengan penuh harapan.
Ibunya benar-benar masih tidak percaya mengenai kondisi Ari, mana mungkin anak saya bisa kecelakaan dan sampai patah tulang, hanya itulah yang dipikirkannya.
Ia duduk di bangku panjang khas rumah sakit yang terbuat dari baja ringan, bahkan Ayahnya belum sempat di kabari.
Koridor rumah sakit yang panjang dan setiap detik pasti ada orang lalu lalang yang membuat Ibu Ari terasa mengantuk.
Saat itu juga Dokter dan beberapa Suster membawa Ari ke ruang bedah yang berada di sebelah ujung koridor rumah sakit yang berbentuk seperti huruf S.
Sedangkan Ibunya yang sudah lemas lunglai di bangku panjang tiba-tiba tersadar akan urusan pembayaran.
Ia bangkit dan berjalan pendek sambil mengusap wajahnya dengan sapu tangan, ia langsung menuju ke ruang administasi di bagian depan rumah sakit.
Aziz dan Shelly sampai di depan rumah sakit, hujan tiba-tiba turun sehingga mereka berdua lari dan langsung menuju bagian informasi rumah sakit. Aziz menanyakan dengan badan gemetar
"Mba, pasien yang mengalami kecelakaan pagi tadi yang bernama Ari Maulana sekarang berada di ruangan apa ya?" tanya Aziz.
"Sebentar saya cek dulu di daftar pasien ya dek," kata petugas di bagian informasi itu.
Aziz terus membentak, "Aduh, cepetan dong mba!"
"Iya de, ini sudah ketemu. Sekarang dia ada di ruang ICU" jelas petugas.
"Ruang ICU itu di sebelah mana sih!!!" bentak Aziz yang penuh kegelisahan tak karuan.
"Ade lurus saja mengikuti koridor disebelah sana, dan di ujung koridor itulah ruang ICU. Kalau belum jelas bisa dilihat di sebelah atas kamu itu ada denah rumah sakit kok" jelasnya.
Sontak Aziz langsung mengarah ke atas dengan tangan menunjuk-nunjuk denah rumah sakit itu, "Baik mba, terimakasih" teriaknya.
---------- ---------- ---------- ---------- ---------
PENASARAN KAN DENGAN CERITA SELANJUTNYA?
SILAHKAN BACA AJA BAB SELANJUTNYA ;)
Jangan lupa vote, comment & follow Aku yah, pasti langsung follback kok :D
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTHING A WAY
AçãoSebuah novel yang menceritakan tentang seorang Pemuda yang diiterpa ombak konflik kehidupan yang sangat deras pada hidupnya. Dan pada suatu hari... Mau tau kelanjutan ceritanya? Silahkan baca saja, pasti menarik kok ceritanya, harus siap...