02. Twilight

2.3K 284 14
                                    


|||

Aku ingin menggapaimu! Dengan tangan kecil dan lemah ini

Pantas saja...

Bahkan untuk membayangkan saja

Aku kesulitan

|||

Kedua gadis ini menggeret Seulgi untuk segera meninggalkan kursi yg didudukinya menuju surga nya istirahat bagi pelajar. Kantin riuh ramai seiring datangnya Seulgi Wendy dan Yeri yg terlihat bersama.

Apa itu anak baru? Oh nice dia cantik. Kupikir dia tidak akan betah berada disini. Wajahnya sangat sinis. Aku tidak suka anak baru itu.

Beberapa celotehan hanya dibalas senyuman remeh oleh Seulgi. Dia paham betul itu. karena bukan pertama kali orang menilai Seulgi sinis atau judes bahkan tidak ramah. Dan sekali lagi, don't judge a book by the cover memang betul adanya. Seulgi bukan orang yg tidak ramah, tapi kepribadiannya yg tertutup dan tenang banyak disalah artikan orang lain yg melihatnya.

Jadi disinilah mereka bertiga, duduk berdampingan di meja kantin. Tak peduli lagi dengan cuitan beberapa murid lainnya tentang Seulgi.

"jadi, bisa kau cerita kenapa kau harus pindah kesini?" Yeri membuka suara pertama setelah mati matian menahan pertanyaan tadi dikelas saat pembelajaran berlangsung.

Seulgi tersenyum seperti biasa, dengan tenang dia menaruh bekal nya di meja dan membuka nya. "ayahku tugas lagi di Seoul, aku dengar wendy sekolah disini, jadi aku putuskan pindah kesini menemui kawan lama. Aku tidak suka berbelit dengan banyak orang yg say hay dengan aku" jelas Seulgi dengan tangannya mulai menyendok nasi di bekalnya. "jika ingin tau lebih, kalian bisa ke apartemenku nanti malam. aku lapar. Sebaiknya kalian cepat ambil makanan, sebelum bekal ku habis" kata Seulgi melihat kedua temanya masih sibuk menatap nya.

"okay, aku ambil makanan dulu. Yeri? Kau mau" Wendy berdiri berpindah ke arah Yeri. "iyaa, aku disini menemani Seulgi" Yeri mencomot satu sosis milik Seulgi dan ditatap sinis oleh Seulgi. Wendy pergi untuk mengambil makanan

"kau mau lagi?" tawar Seulgi yg melihat Yeri seperti tertarik pada bekal sosis miliknya. Yeri tersenyum, tanpa menunggu aba aba dia mengambil lagi sosis yg ditawarkan oleh Seulgi, memasukkannya ke mulut dan menikmatinya. "ini enak" mulutnya sibuk mengunyah, dan tangannya sibuk berkaca memperhatikan gerakan wajahnya saat makan. Terobsesi pada wajah sendiri? Tidak. Yeri memang sangat memperhatikan penampilannya. Kaca adalah benda sacral miliknya yg tidak bisa dia tinggalkan dimanapun dan harus ada menemaninya saat apapun.

Sebuah tangan menepuk pundak Seulgi yg membuatnya menoleh siapa pelaku yg sudah membuat dirinya kaget. "Jongos sialan. Kupikir siapa" pandangan nya melihat Jongin yg sedang tersenyum kepada Seulgi, bersama dua orang lagi di kanan dan kirinya. Chanyeol dan Sehun tentu.

Mati saja kau membawa dia Jongin! Hati Seulgi berteriak memaki Jongin sahabatnya.

Jongin duduk didepan Seulgi dan Yeri, disusul oleh Chanyeol dan Sehun yg sejak kedatangannya memang tidak membuka mulutnya sekalipun. "jadi setelah dari London, apa hanya cacian yg aku terima?" Jongin mencolek dagu Seulgi sekilas. Kebiasaan sejak dulu saat Jongin menggoda Seulgi. "apa kau mau sosis juga?" tanya Seulgi dengan tangan terulur memegang garpu berisi sosis. Jongin tertawa.

"kau benar benar berubah Seulgi" kekeh Jongin. Seulgi hanya memutar bola matanya malas mendengar Jongin. Menarik kembali tangannya dan memakan sosis itu sendiri.

Stay With You - Seulhun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang