14. Plan

877 126 4
                                    



|||

How do I live?

How do I breath?

When you not here im suffocating

|||

Seulgi datang ke sekolah dengan wajah pucat. Tentu saja, karena dia tetap kekurangan tidur dan terlalu banyak menangis. Terlalu banyak yg Seulgi pikirkan, hingga semuanya seolah ingin meledak saat itu juga.

"emh hai Seul?" suara sapaan wanita memanggil Seulgi, membuat ia menoleh dan mendapati sahabatnya disedang tersenyum dibelakangnya.

"Oh hai, Wendy" sapanya pula. Entah karena apa, tiba tiba suasana menjadi tidak seperti biasanya. Canggung, mungkin?

"emh, aku ingin bicara sesuatu denganmu" tutur Wendy menggandeng tangan Seulgi dan tiba tiba menyeret Seulgi ke daerah belakang sekolah yang sepi. Seulgi yang tidak bisa mengelak hanya menuruti ajakan sahabatnya itu.

Wendy mendudukkan Seulgi juga dirinya di sebuah kursi kosong. "ada apa wen?" Tanya Seulgi yang penasaran.

Wendy memejamkan matanya sebentar, dirinya gugup. Terlihat dari tangannya yang menggenggam erat ujung roknya dengan kasar.

"aku mendengar sesuatu kemarin... tentang kau dan—" Wendy masih menimang nimang kalimatnya. "—dan Chanyeol" lanjutnya dengan cepat.

Perubahan ekspresi Nampak di wajah Seulgi. tidak bisa dipungkiri, bahwa masalahnya dengan Chanyeol adalah salah satu dari sekian banyak masalah yg ada dipikirannya.

"Oh? Itu—" Seulgi menggigit bibir bawahnya dengan resah.

"maaf, aku lancang menanyaimu seperti ini, tapi kau tahu. Sungguh, aku tidak bermaksud apa-apa" kata Wendy dengan pelan dan air mata yg bersarang di matanya.

Seulgi bimbang. Satu hal yg dia ketahui. Bahwa sejak dulu, Wendy menyukai Chanyeol. Yg bahkan Chanyeol sendiri tidak pernah tahu, dan malah dengan bodohnya memilihnya sebagai pelabuhan cinta nya sendiri.

"tenang Wendy, kau tau aku sangat menyayangimu sebagai sahabatku. Termasuk juga Chanyeol. Dia adalah sahabatku sejak aku SMP. Jadi mana mungkin aku akan mengkhianati kalian berdua yg menemaniku sejak lama? Maaf jika Chanyeol menyukaiku, tapi sungguh aku tidak pernah memiliki pikiran untuk membuatmu terluka" kata Seulgi, senyumnya tipis sekali. Mencoba menenangkan Wendy juga dirinya sendiri

Wendy menghela nafasnya, seperti yg sudah dia prediksikan, bahwa Seulgi akan terus mengutamakan persahabatan diatas segalanya. Bahkan diatas dirinya sendiri.

"Seulgi, tetaplah menjadi sahabatku" Wendy berhambur memeluk Seulgi yg kaget karena refleknya Wendy. Itulah Wendy, sahabat Seulgi yg akan tetap menyayangi Seulgi dalam keadaan apapun.

()

"Oh! Sehun, sejak kapan kau berdiri disana" Tanya Seulgi yg melihat Sehun berdiri bersandar tembok dan bersedekap dada melihat Seulgi duduk di kursi belakang sekolah.

Sehun tersenyum, kemudian menghampiri Seulgi dan ikut duduk di sebelahnya. "aku yg seharusnya tanya, kenapa kau disini. Kau tau kan ini masih pagi, seharusnya istirahat" ucap Sehun sambil mengelus rambut Seulgi.

Seulgi mengembangkan senyumannya melihat lelaki didepannya. Seolah seperti sebuah mimpi bersama Sehun sekarang. Kemarin dia mati matian membenci Sehun, dan sekarang dia mati matian tidak ingin melepas Sehun lagi.

"tidak, aku hanya ingin mencari udara segar disini" katanya dengan eyesmile yg terpasang pada kedua matanya

Sehun menatap sendu gadis didepannya itu, bagaimana Seulgi masih bisa tersenyum dengan tulus bahkan dengan kenyataan bahwa dirinya sedang sakit. "Seulgi, kapan kau control lagi?" Tanya Sehun langsung pada poin nya

Seulgi sedikit menegang, namun dia pandai menyembunyikannya. "ehm, nanti sore aku harus ke sana lagi" jawab Seulgi dengan tetap tersenyum.

Kedua tangan Sehun meraih jari jemari tangan Seulgi, menggenggamnya dengan erat dan memberikan gesekan lembut pada ibu jarinya. "aku akan menemanimu nanti" ucap Sehun mencium punggung tangan Seulgi, "... dan sampai kau sembuh Seulgi" lanjutnya yg kemudian dibalas pelukan oleh Seulgi. setidaknya tubuh Seulgi yg rapuh karena status penyakitnya, dapat dikuatkan dengan adanya Sehun.

()

Sudah bukan rahasia lagi bahwa kecanggungan akan terjadi diantara kedua manusia ini. Baik Seulgi maupun Chanyeol memang sudah berjanji akan melupakannya segera, namun momen tersebut tetap masih ada dan pernah terjadi bukan?

"Eyy, kenapa suasananya jadi horror begini" gerutu Baekhyun yg melihati satu persatu temannya hanya focus makan dan tidak ada yg memulai percakapan. Benar saja, karena waktu istirahat yg mereka gunakan untuk makan bersama di kantin bernuansa hening sekali.

Sehun dan Seulgi yg masih menyimpan rahasia besar penyakit Seulgi

Chanyeol yg canggung dengan Seulgi

Jongin yg mengetahui masalah Chanyeol dan Seulgi hanya bisa diam saja

Sedangkan Yeri, dia hanya sedang malas berbicara karena sesuatu hal

Dan Wendy yg telah mengetahui –diam diam- rahasia Chanyeol dan Jonginjuga tak ingin angkat bicara.

"lalu kami harus makan seperti apa baek? Sambil mengoceh gossip sepertimu?" tatapan malas yg disengaja oleh Sehun untuk memecah keheningan dihadiahi pukulan oleh Baekhyun.

"oh ayolah, jangan membuat suasana disini makin mencekam. Kenapa kalian semua diam saja hari ini huh" Baekhyun memang tipe orang yg tidak akan bisa diam walau semenit saja.

Tidak ada yang bisa menjawab. Semua mulut tertutup rapat.

"mungkin karena kelelahan Baek, kau tahu kan tugas kita akhir akhir ini jadi makin banyak" kalimat itu berasal dari mulut Yeri

Baekhyun senang bukan main karena Yeri menjawab pertanyaannya. Karena yah, sejak pagi yeri puasa bicara dengan Baekhyun sebab lagi, Baekhyun membuat masalah dengan Yeri.

"Uhhhh! Apa itu tadi suara bayi kita Yeri? Uhhh apa kau sudah tidak marah denganku huh?" heboh Baekhyun sambil menoel noel pipi Yeri.

Yeri memberikan tatapan tajamnya, dan menepis tangan Baekhyun. "jangan harap ew" sentak Yeri lalu beralih menatap makanannya.

Baekhyun bermuka masam, dan kemudian diam. Hingga akhirnya dia kembali mengangkat kepalanya. "Hei! Aku ada ide bagus!" katanya dengan semangat.

Semua temannya menatap Baekhyun. "apa?" kata mereka bersamaan

"aku tau kalian semua stress karena tugas disini, dan kalian tau kan kalau dua hari lagi adalah hari natal. Sekolah kita libur bukan. Jadii.... Ayo kita berlibur" teriak Baekhyun dengan ekspresi senangnya.

Teman temannya hanya bisa melihat Baekhyun dengan tawa pelan.

"benar juga, kita sudah lama tidak merayakan natal bersama" kata Yeri dengan semangat. Yah, Yeri mulai melupakan acara marahnya dengan Baekhyun.

"aku pikir itu ide bagus, yah untuk sekedar... menghilangkan kepenatan" Wendy yg dari awal memang sudah bungkam, ikut berbicara.

Semua orang mengangguk, mungkin liburan merayakan natal bersama adalah hal yg terdengar menarik untuk melupakan segala masalah.

Dan itu berlaku bagi Seulgi, yg berpikir bahwa mungkin saja natal tahun ini adalah natal terakhirnya bersama teman temannya

....

Sumpah aku sebenernya stuck banget mau dibikin apa, semua imajinasiku banyak yg hilang karena sibuknya aku kuliah 

But, aku akan nyelesaiin Stay With You ini sampe selesai, dan gak bikin para readers ngerasa digantungin

Dan untuk chapter selanjutnya, kalian harus baca! Karena chapter selanjutnya adalah Chapter favorit keterbukaan semua squadnya Seulgi.

So tetep stay sama aku yah

Beberapa Chapter lagi, semua akan berakhir


Stay With You - Seulhun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang