1

8.6K 160 4
                                    

Prolog

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prolog

Dalam hidup, kita hanya berada pada 2 warna. Kalau gak hitam, ya putih. Kalau gak senang, ya sedih. Kita juga hidup antara mencintai atau dicintai, antara cinta dan benci, antara tawa dan air mata. Hidup itu pilihan ! Kita sendiri yang nentuin jalan hidup kita. Dan, disinilah gue. Berada pada titik gue berharap. Titik dimana gue ingin merasakan apa yang orang lain rasa. Gue mencintai, tapi tidak dicintai. Dan inilah pilihan hidup gue. Berdiri, menatap dia yang sedikitpun gak ada niat untuk melirik gue.

❤❤

"Ya ampun Vi ! lo dari tadi diam, gak ada niat dikitpun buat ngomong sama kita. Lo tuh kenapa sih?"

"Iya Vi, lo kenapa sih ? Cerita dong ke kita."

Gadis mungil dengan kulit putih, rambut hitam yang diikat kuda, menatap ke dua sahabatnya yang sedari tadi mengomel karena dirinya tidak mau berucap 1 katapun kepada mereka. Olivia Anatasya, hanya menggelengkan kepalanya sambil membenarkan kaca mata dengan gagang hitam yang bertengger dihidung mancungnya.

"Gue gak kenapa-kenapa kok"

Jawabnya sangat pelan, sehingga membuat kedua sahabatnya itu mengerutkan dahi mereka.

"Apaan sih ! Gue beneraan gak kenapa-kenapa"  Katanya lagi dengan wajah kesal.

Sherlly sahabatnya yang mudah sekali marah hanya menggelengkan kepala sambil mendengus pasrah. Sedangkan Aprillina, sahabatnya yang paling sabar menatapnya penuh ketenangan.

"Lo sakit ? atau ...."

"Atau apa ?" Tanya Olivia bingung menatap sahabatnya ini.

"Atau lo masih mikirin kak aldo?!"

Lanjut Sherlly yang tidak tahu itu adalah sebuah pertanyaan atau pernyataan.

Aldo Hendrico Firmansyah. Cowok tampan berkulit putih dengan rambut yang berantakan namun dapat membuat semua cewek tertarik bahkan mengejarnya untuk dijadikan seorang kekasih. Aldo adalah murid kelas 12 IPA-1 di SMA Bina Jaya atau bisa dibilang dia adalah kakak kelas Olivia. Semua tahubahwa Aldo adalah kakak kelas tertampan dan terpintar,namun juga ternakal sekaligus paling brutal. Suka gonta-ganti pasangan, bahkan balapan liar, karena naik motor adalah hobinya.

"Jangan gila deh Vi, please ! Kak Aldo adalah kakak kelas yang diincar oleh cewek manapun. Lagi pula, kak Aldo gak mungkin kenal sama kita-kita"

"Gue tahu !  Gue gila. Gila karena gue suka sama dia, padahal diapun gak kenal sama gue"

Olivia menunduk.

Malu, marah ataupun sedih itu semua sudah terbiasa baginya, hanya karena dia selalu memikirkan cinta yang dia sendiripun sama sekali tidak mengerti, kenapa harus ada. Aprillina menatapnya teduh sambil memegang bahu Olivia.

"Gue tahu gimana perasaan lo Vi. Tapi kali ini gue sependapat dengan apa yang Sherlly omongin"

Aprillina tersenyum kecil.

"Lo itu cantik, pintar, walaupun orang-orang bilang lo cupu atau terlalu kutu buku. Tapi gue percaya banyak yang naksir sama lo. Jadi, lupain kak Aldo. Apa yang lo pikirin, gak mungkin bisa terjadi".

❤❤❤

Olivia melemparkan tasnya kesembarang arah, menghempaskan tubuhnya ketempat tidur yang nyaman. Pikirannya masih terbayang-bayang dengan perkataan kedua sahabatnya di kantin sekolah tadi.

"Jadi, lupain kak Aldo. Apa yang lo pikirin, gak mungkin bisa terjadi"

Olivia menggelengkan kepalanya dengan frustasi.

"Gue tahu kok, gue emang gak seharusnya suka sama dia. Tapi rasa suka gak bisa gue paksa buat berhenti. gue pengen lupain rasa suka ini, tapi gak bisa !"

Olivia benar-benar lelah dengan semua ini, dia tahukalau dia hanyalah anak kelas 10 yang berharap punya pacar kakak kelas setenar Aldo. Tapi benar, dia gak bisa buat lupain perasaannya mau seberapa keras hatinya buat lupain tapi nyatanya Olivia gak bisa. Olivia beranjak dari tempat tidurnya, berganti pakaian dan berniat ingin keluar untuk menjernihkan pikiran dan perasaannya. Diambilnya handphone kesayangannya dan turun kebawah, dilihatnya Haikal  kakak laki-laki satu-satunya dan yang paling dia sayang sedang menonton tv sambil memakan makanan ringan kesukaannya.

"Mau kemana dek?"

Tanya Haikal tanpa melihat Olivia.

"Keluar bang, cari angin"

Olivia kedapur sebentar untuk mengambil segelas air minum.

"Angin kok dicari. Selama ini kamu gak bernafas emang?"

Kali ini dia bertanya sambil memperhatikan Olivia.

"Hemm. Bosan di rumah terus"

Jawab Olivia cemberut, duduk disebelah kakaknya sambil mengambil makanan yang berada di depannya.

"Dari pada gak jelas, lebih baik ikut abang aja ke toko buku. Ada yang mau abang beli, gimana?"

Tanpa kakaknya itu harus memelas sambil merangkulnya bagitu, Olivia pun pasi akan segera mengangguk dengan antusias. Bukankah buku adalah temannya yang paling setia selama ini?

"Ayok ! Aku juga lagi pengen beli novel bang"

Senyuman lebar serta cengiran yang membuat kakak laki-lakinya itu gemas dan mencubit pipinya dengan penuh kasih sayang.

"Ya udah. Nanti pulangnya beli es krim ya."

Next?

Cinta Dalam Diam(CDD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang