6 [SALAH DUGAAN]

108 12 4
                                    

Hujan rintik pagi hari menemani langkah Keisya berjalan menuju koridor sekolah. Tentu suasana tersebut sangat tidak disukai olehnya.
Dengan sangat terpaksa ia membuka payung yang diberikan bunda agar seragamnya tidak basah.

Sepuluh meter sebelum ia menapakkan kakinya di koridor, seorang cowok yang tidak asing berlari dan berdiri disampingnya serta ikut berlindung di bawah payung miliknya.
"Pagi judes. Boleh ikut nebeng ga? Hehe" kata Kevin dan tersenyum tak berdosa
"Lo bikin gue kaget aja bego! Mana ini payung kecil lagi. Sempit tau." Omel Keisya
"Yaelah sini gue pegangin deh. Emangnya lo tega biarin gue kena hujan? Ntar seragam gue basah." Rengek Kevin
"Bodo." Jawab Keisya datar dan berjalan menuju koridor

Kevin pun berlari dan kembali berlindung dibawah payung Kei. Ia merayu Keisya agar mau berbagi payung dengannya.
"Alah Kei. Lo kan baik, cantik lagi. Boleh dong plis. Yauda siniin deh payungnya gue yang bawa. Ntar gue lipetin dan gue bawain sampe ke kelas." Bujuknya dengan ekspresi begonya
"Yaudah deh iya. Meskipun gue judes begini, gue orangnya ga tegaan." Jawab Keisya sambil memutar bola matanya
"Ah baik deh. Makasih cantik hehe." Kata Kevin dengan senyumnya dan lesung pipi yang melengkapinya.
Pas! Membuatnya terlihat semakin tampan

Ekspresi Kevin yang sedang tersenyum dan lesung pipi yang dimilikinya membuat Kei mengingat seseorang di hidupnya beberapa tahun silam.
Senyum itu. Lesung pipi.

Setelah mereka menapakkan kaki di koridor sekolah, Keisya memulai pembicaraan.
"Lipet tuh payungnya. Bawain juga sampe ke kelas."
"Iya sans aja." Jawab Kevin

*sans : santai

"Gue tuh benci banget deh kalo hujan gini." Kata Keisya
"Oh. Kenapa emang?" Tanya Kevin
"Bikin ribet aja. Becek." Jawab Keisya
"Dan hujan ngehilangin seseorang. Dulu." Sambung Keisya
"Seseorang?" Tanya Kevin sambil mengangkat alisnya sebelah
"Ya. Beberapa tahun silam. Dia orang yang gue sayang." Jawab Keisya
"Udah ah gausah dibahas." Sambung Keisya
"Oh. Iya" kata Kevin

Kei benci hujan. Dia bukanlah seseorang yang gue cari. Tapi, mata dan bibirnya persis seperti dia.

Mereka berjalan berdua menuju ke kelas. Hal tersebut merupakan suatu peristiwa langkah bagi murid-murid lain. Karena yang mereka kenal, Kevin adalah seorang pendiam, cuek, dan dingin. Tak banyak cewek yang berani mendekatinya. Mereka yang kagum atau suka kepadanya hanya bisa mengagumi dan menyukainya dalam diam.

"Eh lo ngapain sih kemarin malem spam chat sama misscall berkali-kali? Berisik tau ganggu gue tidur aja deh." Kata Keisya
"Tapi lo lucu deh kalo lagi spam gitu. Ya meskipun gue agak kesel sih, tapi gue ketawa sendiri. Jijik bet deh haha." Sambung Keisya tanpa menunggu jawaban Kevin
"Kalo mau chat gue itu sebelum jam sepuluh. Kalo diatas itu gue udah sleeping beauty." Cerocosnya lagi

Kevin pun mendengarkannya sambil berpikir. Lalu, ia menjawab apa yang dikatakan Keisya.
"Eh bentar deh Kei. Gue kemaren ga nge spam chat sama misscall lo."
"Gue juga tau kalo diatas jam sepuluh lo udah ngebo." Sambungnya

Keisya pun berekspresi bego dan membuang muka. Ia menepuk jidat sambil mengumpat-umpat dalam hati.
Anjir! Bego bego bego. Ntar dikira gue kesenengan di spam.

Kemudian Kei pun menjawab Kevin dan berusaha menutupi rasa malunya dengan ekspresi datar.
"Oh jadi bukan lo?"
"Tapi kan lo kemarin minta nomor handphone gue ke Livia." Sambung Keisya
"Iya emang kemarin gue minta ke Livia. Tapi gue ga ngespam chat apalagi misscall." Kata Kevin
"Gue tau soalnya Livia bilang kalo jam segitu lo udah tidur. Beneran deh Kei." Sambung Kevin dengan mengangkat jarinya membentuk huruf V

"Oh bukan lo. Yaudah." Jawab Kei datar
"Yauda sini payung gue." Sambung Kei sambil mengambilnya dari tangan Kevin dan berjalan menuju bangkunya

Kevin hanya membalas dengan senyuman tampan miliknya dan berjalan menuju bangkunya.
Pasti Kenzo
Batinnya.

Between Us and Inside My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang