Real War

3K 395 8
                                    

Lelaki berumur 10 tahun itu mengeratkan pelukannya pada tubuh mungilnya. Jaket berbulu mahalnya tidak sanggup menghangatkannya dari cuaca dingin malam ini. Kaki kecilnya melangkah pelan memasuki rumah mewahnya setelah berdiam diri selama satu jam dibawah langit bersalju. Ia suka musim dingin, terlebih karena ia lahir dimusim ini.

Hari ini adalah hari lahirnya, itu membuatnya cukup semangat malam ini. Tidak peduli cuaca yang sedingin es, karena malam ini ia akan bertemu dengan ibunya.

"Eomma sudah datang, Kim ahjussi?" tanyanya pada salah satu pelayan di 'istana' megahnya.

Lelaki paruh baya itu mengangguk sambil tersenyum lebar, "Nyonya Byun sudah berada di dalam, tuan."

Bibirnya mencebik lucu, "Sudah ku katakan jangan panggil aku tuan, ahjussi."

Lelaki itu tersenyum malu, "Maafkan saya, Taetae."

Lelaki kecil yang dipanggil Taetae itu mengangguk lucu lalu berjalan melewati Kepala Pelayan untuk masuk ke dalam, mencari ibunya.

Kakinya yang semula melangkah bersemangat kini terhenti begitu mendengar suara bentakkan dari kakeknya. Taetae baru ingat jika kakeknya juga berada disini. Tidak, ini gawat.

"Sudah ku katakan berapa kali padamu. Jangan pernah tunjukkan wajahmu di wilayah keluarga Kim. Di rumah maupun di perusahaan. Kenapa kau masih saja keras kepala?" Suara bentakkan kakeknya membuat langkahnya beringsut mundur dan bersembunyi diantara tiang besar penyangga gedung kokoh istananya.

"Aku hanya ingin bertemu dengan anakku." Suara ibunya terdengar parau seperti menahan tangis.

Mata kecilnya menangkap wajah marah kakeknya yang menatap ibunya tajam. Sedangkan ayahnya hanya menunduk takut. Ini yang paling dibencinya-

"Kim Daehyun, sudah ku katakan untuk tak membawanya kembali kesini."

"Ma-maafkan aku, abeoji. Aku akan bicarakan ini dengannya."

-ayahnya tidak pernah berusaha membela ibunya.

Tangannya terkepal dikedua sisi tubuhnya. Kaki kecilnya melangkah cepat mendekati ibunya. Tidak peduli jika ia akan dimarahi nanti. Ia hanya tidak mau orang lain menyakiti ibunya.

"Aku yang meminta eomma untuk datang." bentaknya keras

Ketiga orang dewasa yang berada disana menoleh kearahnya. Ibunya langsung berjongkok dihadapannya dan memeluknya erat.

Matanya menatap tajam kearah kakeknya, "Jangan bentak eomma seperti itu. Kau tidak berhak melakukannya."

Kakeknya terlihat marah namun setelahnya tersenyum, "Siapa yang kau sebut eomma, Kim Taehyung? Lelaki itu bukan eomma mu. Bagaimana bisa lelaki memiliki anak, dia hanya membodohimu." nafasnya berhembus pelan. "Sekarang masuk ke kamarmu dan tidurlah." nada dingin yang dilontarkan kakeknya tidak membuat Taehyung melepaskan pelukan Ibunya.

Ia tidak peduli, ia hanya ingin bersama ibunya. Namun saat tangan dingin ayahnya menarik tubuhnya menjauh dan menggendongnya paksa walaupun tubuh kecilnya meronta sampai saat dirinya dikunci didalam kamarnya sendiri, Taehyung memutuskan untuk tidak memaafkan siapapun yang berani memisahkannya dengan ibunya.

Taehyung tau, fakta ibunya adalah seorang lelaki membuat kakeknya benci setengah mati. Ia tau sejak ia kecil kakeknya tidak pernah menganggap Ibunya sebagai menantu, mungkin sejak awal kakeknya memang tidak menyetujui hubungan orangtuanya.

Sejak kecil juga Taehyung seakan disembunyikan dari dunia, kakeknya selalu mengatakan jika Taehyung dibiarkan bebas dia akan berakhir seperti ayahnya yang jatuh dalam pergaulan bebas. Bahkan Taehyung tidak diijinkan berteman dengan anak yang tidak dikenal kakeknya. Taehyung seperti burung dalam sangkar mewah.

Creepy GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang