Bestfriend

3.4K 426 16
                                    

"Kau seharusnya ingat bagaimana sifat Taehyung."

Jimin hanya memberikan senyum tipis kepada lawan bicaranya. Enggan mengucapkan sepatah katapun.

"Jimin-ah.. Aku melakukan ini karena aku peduli pada kalian."

Jimin menggeleng, "Karena kau peduli pada Taehyung." koreksinya

Namja itu mendengus gusar, "Kau hanya tidak mengerti, Chim."

Pemuda Park kembali tersenyum, "Yoongi hyung, sebaiknya kau temui Taehyung daripada kau ceramah disini."

Namja itu -Yoongi- menatap jengah kearah Jimin. Ingin rasanya membeberkan semua hal yang pernah dilakukan Jimin agar pemuda itu sadar akan posisinya, tapi Yoongi tidak ingin kembali membuat keributan.

"Baiklah, aku akan memberikanmu waktu untuk sendiri. Tapi kau harus ingat bagaimana hancurnya Taehyung saat kau membuat Irene meninggalkannya. Aku tidak ingin kalian kembali ke masa itu, Chim."

Setelahnya Yoongi beranjak dari bangku taman yang sedari tadi menjadi tempat duduknya. Meninggalkan Jimin sendirian dalam keheningan.

Jimin terkekeh pelan memandang punggung Yoongi yang semakin menjauh. Lalu kepalanya menengadah menatap langit sore.

"Aku memang ingin menghancurkannya. Aku akan membuat Taehyung merasakan apa yang pernah aku rasakan." gumamnya pelan pada udara yang berhembus lembut menerpa kulitnya.

.
.

Jungkook membuka matanya pelan dan sinar matahari yang menembus melalui celah korden menyapanya. Matanya terasa berat karena semalaman dia menangis. Jungkook bukan menangisi sikap Taehyung yang kasar, tapi dia menangisi takdir yang seakan mempermainkannya.

Kepalanya menoleh kekanan, menatap seseorang yang masih tertidur pulas disebelahnya. Nafasnya berhembus pelan lalu memutuskan untuk beranjak dari ranjang dan mandi lebih dulu. Jungkook sepertinya harus berendam untuk meredakan emosinya yang masih meledak-ledak.

Setelah selesai mandi, Jungkook tidak menemukan Taehyung diranjangnya. Bahunya terangkat pelan, "Bukan urusanku." Lalu Jungkook memutuskan mulai bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Kakinya melangkah pelan keluar dari kamarnya setelah siap untuk kesekolah. Netranya menangkap figur Taehyung yang sedang berkutat di meja makan.

Saat pandangan mereka bertemu, Taehyung tersenyum lembut. "Ayo makan. Namjoon membelikan bubur, rasanya enak sekali."

Jungkook melangkah mendekat dan menempatkan dirinya pada kursi disebelah kursi Taehyung.

"Kau tidak sekolah, sunbae?" tanyanya karena melihat penampilan Taehyung yang masih berantakan

Taehyung terkekeh pelan, "Bagaimana tidurmu?"

Jungkook mendengus, "Nyenyak." jawabnya asal

Kepala pemuda Kim mengangguk sebelum kembali melanjutkan makannya. Bibir Jungkook mencebik kesal karena Taehyung tidak juga menjawab pertanyaannya. Tapi setelah dipikir-pikir itu bukan urusannya, Taehyung sekolah atau tidak Jungkook tidak akan peduli.

"Aku ada urusan penting di kantor jadi aku tidak bisa pergi ke sekolah." ucap Taehyung datar

Jungkook mengangguk kecil, enggan menimpali kata-kata Taehyung. Lagipula jika Taehyung tidak sekolah, Jungkook tidak akan merasa terancam dengan sikap kasar iblis ini.

Taehyung menoleh kearah Jungkook yang sedang makan dalam diam. "Jungkook-ah, bolehkah aku bertanya?"

Jungkook menatap Taehyung sebentar kemudian mengangguk dan kembali terfokus pada sarapannya.

Creepy GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang