~Ali~
Aku tak peduli rencana perkenalan dan lamaran keluargaku pada gadis bernama Agatha Ily Ily apa itu, aku tak hapal. Gadis yang sama saja memanfaatkan situasi dengan mau-maunya dinikahkan denganku.
Aku sengaja ingin pura-pura tak ingat janji itu dan malah terbang kerumah Esha tanpa menelponnya. Pacarku yang tinggal satu-satunya ini harus aku uji mentalnya. Apa dia sama dengan Raditna dan Wyana akan meninggalkankanku?
"Andraaa....! Kok kesini nggak bilang-bilang?" Esha sepertinya merasa surprise dengan kedatanganku yang mendadak dan tak memberi kabar padanya.
"Emangnya kenapa harus bilang-bilang? Kamukan pacarku, kapan aja aku kangen harusnya tak perlu ijin mau kerumah!" Aku beralasan.
"Tapi akukan bisa dandan dulu sebelum kamu datang biar cantiks!"
"Udah cantik kok, nggak usah dandan lebay juga!"
"Benarkah? Terima kasihhh...." Esha memeluk bahuku kesenangan karna dikatakan sudah cantik. Makin lebay saja. Cewek kayak gini pasti mau dijadikan yang kesekian. Mudah dirayu.
"Mah, aku mau ngomong sama lo tentang sesuatu!"
"Apa sih yang mau diomongin kayaknya penting banget, Papahh!"
Huekkkk. Rasanya mau muntah harus memanggil mamah dan dipanggil papah. Apa setelah ini masih juga akan papah kalau aku bilang akan menikah?
"Soal pernikahan!"
"Apa...apa gue nggak salah dengar, lo mau nikahin gue!" Mata Esha langsung berbinar. Ya salam. Aku yang salah atau dia nih yang baperan? Baru juga ngomong soal pernikahan sudah berbinar. Padahal belum tahu ujungnya.
"Iya, tapi sama kamu NANTI nikahnya, gue mau bilang sekarang ini dipaksa buat nikah sama yang lain dulu!" Dengan songongnya aku berkata membuat Esha terkejut.
"APA? Maksud loooo..." mata Esha melotot. Aku menutup mulutnya dengan telapak tanganku supaya suaranya yang nyaring tak mengagetkan seisi rumah.
"Sttt....lo jangan khawatir, lo bisa jadi bini kedua gue kalau mau nunggu!!" Aku bicara dengan yakinnya pada Esha.
"APA LO BILANG????" Suara Esha makin keras setelah melepas bekapan mulutnya dari tanganku.
Aku memang terdengar tak berperasaan mengatakannya. Karna aku merasa sangat yakin kalau tidak akan ada perempuan yang menolak karna aku punya segalanya.
"Lo tega banget ya ngomong begitu sama gue, lo kira gue ini cewek macam apa hah? Lo pikir gue sudi jadi yang kesekian?"
"Yang pentingkan hidup lo aman terjamin?"
"Ohh, lo pikir gue pacaran sama lo karna lo kaya? Sori, memang iya, tapi bukan cuma lo satu-satunya yang jadi incaran gue!!"
"Maksud lo?"
"Bukan cuma lo cowok gue! Silahkan lo tinggalin gue atau gue nggak masalah jadi bini kedua lo kalau lo juga mau jadi yang kedua!"
DUARRRR!
Rasanya seperti disambar petir saja mendengar ucapannya. Dasar cewek matre. Bukan cuma aku katanya? Sialll!"Ya udah kalau gitu, alhamdulilah lo sudah punya cadangan!"
Dengan angkuhnya aku berkata dan beranjak berlalu. Meskipun ada perasaan dongkol karna Esha ternyata tak setia padaku. Sialan memang tu cewek. Sama brengseknya denganku. Tapi Sepertinya pernikahanku takkan menyakiti siapa-siapa. Syukurlah.
Huft. Akhirnya aku bertemu juga dengan calon bini terpaksaku. Cantik sih. Imut, mungil, pasti ringan sekali kalau diangkut dan dilemparkan ke ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Couple
RomanceHidup tak menjanjikan semuanya jadi seperti yang diharapkan. Banyak berkhayal melalui masa remaja yang ceria, sederet pilihan cinta, bergaul dengan sesama lalu menikah dengan seseorang yang dicinta dan ditandai sebuah pesta yang meriah karna akan m...