Menutup kamar mandi Ily menyandarkan tubuhnya didaun pintu. Menarik napas dalam-dalam Ily menyentuh bibirnya.
"Dasar patung mesum, mencuri ciuman gue tanpa permisi, pemaksaan, najisssss bghhhh!" Ily menghapus bibirnya dengan lengan baju dan telapak tangannya berulang kali lalu lari ke wasthafel, membuka kran air dalam membasuh bibir sekaligus wajahnya dengan air yang mengucur dari sana.
"Harus dicuci pakai tanah tujuh kali ini!!"
Haihh. Mungkin terdengar berlebihan kalau menganggap haram hukumnya sampai harus dibasuh dengan tanah segala. Padahal Ali adalah suaminya yang halal menyentuh kapanpun ia mau. Tetapi karna rasa dongkol yang menguasai hati dan juga karna merasa dipaksa untuk menjadi halal baginya, makanya Ily merasa tak sudi disentuhnya. Apalagi teringat mulutnya yang berbisa saat mengeluarkan kalimat menyakitkan. Apa katanya tadi?
"Gue pingin nikmatin apa yang sudah bokap gue beli!"
"Ya Allah, kuatkan hambaMu ini, hamba cuma melakukan kewajiban sebagai anak yang harus membantu orangtuanya, segunung harta nggak akan mampu membalas jasa-jasa orangtua hamba meski harga diri sebagai taruhannya!"
Ily memandang wajahnya dicermin. Meraba bibirnya yang kini agak tebal akibat dicium paksa. Bibirnya terasa bengkak. Padahal cuma dihisap dan digigit sedikit lalu dilepas bersamaan dengannya yang melepas paksa bibirnya dari pagutan patung mesum itu.
"Semoga aja gigitan patung mesum itu nggak nyebapin rabies, Ya Allah!" Ily berkata sambil mengusap pipinya.
Ily memandang wajahnya dicermin lagi. Wajah yang malang. Memiliki suami yang kaya tapi sayang tak punya hati. Ia menyadari semua itu sudah resiko yang harus ia tanggung. Pada kenyataannya memang ia seakan dijual dengan mahar satu kilogram emas. Terdengar fantastis. Jika emas itu diuangkan bernilai setengah milyar lebih. Berbentuk batangan. Dimana batangan emas itu menjadi tontonan orang banyak saat akad nikah mereka. Dan semua itu adalah simbol. Simbol kekayaan suaminya. Dan sebenarnya bagi orang lain simbol betapa berharganya perempuan yang sedang dinikahi calon suaminya. Karna mereka tak tahu, satu kilogram emas sebenarnya adalah simbol harga dirinya.
"Strong Ily, jangan sia-siakan hidup lo, anggap angin lalu saja, biarkan laki lo menggonggong, lo ikut menggonggong juga!"
Ily menggenggan kedua tangannya untuk menguatkan dirinya sendiri, lalu melangkah kebawah shower mengguyur tubuhnya dengan air hangat. Melupakan sejenak apa yang terjadi dalam hidupnya.
°°°°°°°
"Kakakkkk....cie cieeee yang udah MLM....."
"MLM apaan???"
"Malam Lampu Mati tapi ada yang HIDUP!"
"Sotoyyyyy lo anak kecilll!!"
"Enggak mati ya kak lampunya, mmhh berarti remang-remang?"
"Ishhhhhh!"
Klik. Ily memutus sambungan telpon sepihak. Seandainya didepannya, tentu jitakan akan melayang ke dahi Ciwid karna dengan sotoy menebak dan menggodanya.
"Amit-amit dah digerayangi patung!"
Ily menggerutu.
"Apa lo bilang?"
Ily memejamkan mata ditempatnya duduk karna dari arah kamar mandi yang pintunya baru saja terbuka terdengar suara menyebalkan.
"Ck!" Ily berdecak, "mau tau aja lo!" Ily berdiri dari tepi tempat tidur dan berbalik mendapati Ali yang sedang berdiri dengan......dada telanjang.
Haihhhh! Untung saja Ily sadar diri tak menelan ludah. Patung tanpa busana??????
"Ya iyalah, lo sebut-sebut patung, pasti lho sedang nyinyirin gue!" Ali menunjuk-nunjuk wajah Ily yang memundurkan kepalanya agar ujung telunjuknya itu tak mengenai hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Couple
RomanceHidup tak menjanjikan semuanya jadi seperti yang diharapkan. Banyak berkhayal melalui masa remaja yang ceria, sederet pilihan cinta, bergaul dengan sesama lalu menikah dengan seseorang yang dicinta dan ditandai sebuah pesta yang meriah karna akan m...