9

948 150 39
                                    

COMPLICATED

Seluruh ide dan cerita murni milik saya. Saya hanya meminjam nama dan karakter.

Selamat membaca

Kookmin

Vmin

Namjin

COMPLICATED

Peperangan sudah berlansung lebih dari dua minggu dan tidak ada kabar apapun mengenai putra mahkota. Seokjin tidak pernah mengungkapkan betapa dia meridukan sang pangeran. Tapi tak terlewat seharipun dia habiskan dengan menatap gerbang utama istana sampai sore menjelang. Dia gelisah, tentu saja. Terhitung lebih dari dua minggu dan tak ada kabar apapun dari prajurit istana. Pangeran mengingkari janjinya untuk selalu memberi kabar pada seokjin. Dan hal itulah yang menahannya untuk selalu duduk dekat perapian dan terus memperhatikan gerbang istana.

Seokjin hanya bisa bersabar dan menunggu. Dia tidak bisa menyalahkan Pangeran Namjoon, mungkin karena keadaan perang memang tidak seperti yang dia bayangkan. Memang apa yang Seokjin bayangkan tentang perang. Dia buta apapun tentang perang, tak pernah merasakan ataupun menyaksikan peperangan. Jadi tak ada pilihan selain menunggu dan berdoa.

Untuk satu hal penting dia tahu dia tidak sendiri. Meski tidak bbenar benar menemani Seokjin tapi ibu suri akan diam diam mengawasi seokjin, seperti seorang ibu yang memperhatikan anaknya yang sedang bermain. Separuh alasan karena Namjoon menitipkan Seokjin pada san nenek selama dia pergi dan separuhnya lagi karena memang ibu suri mengkhawatirkan kedua bayi besarnya.

Sudah hari keenambelas dan masih tidak ada kabar. Seokjin masih setia menunggu tapi kali ini dia sendirian, benar benar sendirian tanpa ada pengawasan jarak jauh dari ibu suri. Sudah hampir sore hari, dia hampir saja menutuskan untuk pergi pulang namun suara terompet panjang menghentikan langkahnya. Di sana, di balik gerbang asal suara memekakan telinga dan beberapa suara lain seperti langkah kaki dan tapak kuda yang bertemu tanah.

"Namjoon" lirihnya melihat dengan jelas lelaki dengan jirah perang itu berada di atas kuda yang berlari kecil kearahnya. Ada rasa menyenangkan ketika dia melihat Putra mahkota kembali selamat. Lebih dari itu perasaan lega menyeruak menghinggapi setiap sudut.

"Seokjin, aku pulang membawa kemenangan." Namjoon menghampirinya dan memeluknya, melupakan bahwa baju jirah yang keras dan berat itu menghalangi dan juga beberapa luka namjoon yang berada di baliknya. Untuk alasan tertentu Seokjin menangis, namun hatinya bahagia dan dia tersenyum cerah meski matanya basah.

"Terima kasih sudah kembali pangeranku." Bisik seokjin dalam pelukan sang pangerang. Melupakan banyak pasang mata yang berpura pura tidak melihat pangeran mereka yang sedang melepas rindu, namun hati mereka senang melihat pangerannya senang, memang harusnya begitukan.

Setelah keduanya melepaskan pelukan penuh rindu, Pangeran mengundang Seokjin untuk bermalam dikamarnya. Meski peraturan mengatakan bahwa orang biasa tak boleh memasuki kediaman pangeran tapi karena Namjoon yang baru saja kembali dari perang pantas mendapatkan hadiah dan juga dukungan dari sang nenek maka disinilah mereka. Dengan Namjoon yang sedang di obati oleh beberapa perawat dan tabib dan seokjin yang ikut meringis setiap kali luka luka itu di beri ramuan, betapa sakitnya pikir Seokjin.

"Yang mulia pangeran, tolong jangan melakukan apapun. Anda perlu istirahat total. Setelah perang tubuh anda perlu rehat, meski tidak ada luka serius tapi anda harus tetap berada diatas tempat tidur. Jangan lupa minum ramuan, itu akan membuat lukanya ce - " Namjoon berdecak pelan, dia lelah mendengar penuturan sang tabib.

"Paman kenapa kau jadi secerewet ini. Tenang saja aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aku sudah dewasa." Namjoon berujar malas. Tabib kerajaan yan satu ini memang sangat dekat dengannya dari kecil, membuat sang tabib seperti ayah yang akan memarahi anaknya ketika tahu dia terluka ketika pulang adri berburu atau bertarung.

Complicated (KOOKMIN+VMIN+NAMJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang