08. A Tentacle

316 45 12
                                    

An Assassin

Ansatsu Kyoushitsu's character ©Yusei Matsui

Story ©Narahashi Akemi

Chapter 08: A Tentacle

Selama dua hari penuh Itona terbaring tak sadarkan diri di ranjangnya yang nampak nyaman itu. [Name] pun terpaksa merawat Itona sampai pulih kembali. Beruntung Itona dapat menahan kekuatan tentaclenya sehingga ia tidak ikut hilang kendali seperti Keiko. Musim semi juga sepertinya sudah datang menyapa warga kota, beserta [Name] dan Itona yang belum sadar. Musim yang baru kini telah datang, [Name] pun merasa lebih dekat dengan rencana balas dendamnya terhadap pembunuh orangtuanya.

Walaupun sudah melihat kematian Keiko yang begitu mengenaskan di tangannya, [Name] tidak bisa begitu saja melepaskan balas dendamnya. Keiko sama sekali tidak ada hubungannya dengan balas dendam kedua orangtuanya.

Selain itu, [Name] masih menanti penjelasan Itona mengenai tentacle yang tertanam di puncak surai peraknya. Sesekali [Name] mengelus puncak surai Itona tempat para tentacle Itona bersarang. Dan masih menjadi pertanyaan bagi [Name], kenapa Itona menyembunyikan hal ini darinya?

"sebenarnya ada apa dengan tentacle itu, sensei?" [Name] menatap Itona yang masih belum membuka matanya itu dengan tatapan khawatir.

Dan sebentar lagi akan muncul film Ada Apa Dengan Tentacle atau disingkat AADT. Jangan lupa saksikan di bioskop terjauh anda tanggal 30 Februari mendatang. /tolong tabok Authornya/ /oke jangan sampai fanfict ini menelan(?) lawakan garing Author/ /tabok online/

"u-ugh.." sedikit suara sempat Itona keluarkan sambil menggerakan beberapa jari tangannya. [Name] yang melihat itu pun merasa senang, akhirnya Itona bisa tersadar setelah dua hari penuh tidak sadarkan diri.

"se-sensei!" [Name] bersorak girang.

Itona sedikit membuka matanya dan sesekali mengerjapkan matanya. Pandanngannya sedikit kabur, mungkin akibat dari sakit dan kelelahan tubuhnya selama dua hari itu. Dan yang pertama kali Itona lihat kala itu adalah wajah [Name] yang penuh kekhawatiran tengah memandangnya.

"[Name]?" suara Itona sedikit terdengar sayup sayup.

"sensei, kau sudah tak sadarkan diri selama 2 hari" [Name] mencoba menjelaskan apa yang sudah terjadi.

Itona hanya sedikit mengatur napasnya. Ia masih mengingat pertarungan sengit dengan Keiko kala itu dan pada akhirnya setelah ia memberikan tepukan pelan di puncak kepala [Name], setelah itu ia tak sadarkan diri. Tapi dua hari bukanlah waktu yang sebentar, dan selama itu [Name] merawatnya hingga sekarang. Nampaknya Itona benar benar harus berterima kasih pada [Name].

Setelah tubuh Itona sudah pulih, [Name] pun mecoba membuka pembicaraan diantara mereka yang tengah sibuk membersihkan persenjataan mereka.

"nee, sensei" panggil [Name] yang tengah memandang Itona yang masih asik dengan sniper di tangannya dan sehelai kain lap yang ia gunakan. Itona hanya menengok sambil berdehem.

"bukankah sensei mau menjelaskan sesuatu padaku?" [Name] seakan akan mencoba menuntut penjelasan pada Itona dengan sedikit halus. Namun tetap saja perkataan [Name] membuat Itona sedikit tersentak kaget. Melihat respon yang kurang baik, [Name] merasa sedikit panik. "e-etto, sensei tak harus men—" namun Itona lebih memilih untuk memenuhi perkataannya beberapa hari lalu.

"aku akan menjelaskannya, maaf membuatmu menunggu lama" Itona meletakkan sniper dan kain lap yang ia pegang tadi di sampingnya. Itona akan memulai cerita panjangnya mengenai tentacle yang masih bersarang dengan nyamannya di puncak kepalanya.

"sebelumnya aku minta maaf karena sudah menyembunyikan hal ini darimu" Itona menatap mata [Name] dalam dalam. [Name] pun membalas dengan anggukan kecil senyuman tipis. Kemudian Itona menghela napas panjangnya sebelum memulai cerita sedihnya.

An AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang