An Assassin
Ansatsu Kyoushitsu's character ©Yusei Matsui
Story ©Narahashi Akemi
Chapter 11: A Kiss
"gochisousama.." ucap mereka serentak setelah menyantap hidangan yang mereka pesan. Perasaan puas setelah menyantap hidangan tersebut pun terasa.
"kenyangnyaaa~" [Name] menepuk pelan perutnya yang sudah terpuaskan dengan hidangan makan siang yang cukup lezat itu.
"setelah ini kemana?" tanya Itona.
"um.." [Name] berpikir sebentar, ia tak boleh menyia nyiakan kesempatan ini. "bagaimana kalau ke bioskop?" muncul lah ide di kepala [Name] untuk mengajak (baca: memaksa) Itona untuk pergi ke bioskop.
"hm.. boleh juga" Itona mengiyakan dengan mudahnya. Baguslah, jadi [Name] tidak perlu mengeluarkan jurusnya lagi untuk membujuk (baca: memaksa) Itona.
"yeaaay!" [Name] bersorak gembira ketika Itona mengiyakan ajakannya dengan mudah.
Setelah membayar tagihan di kasir, mereka melanjutkan kencan mereka hari ini ke sebuah gedung bioskop yang jaraknya cukup jauh dari restoran itu. Selama perjalanan mereka hanya saling diam, tak ada topik bagus yang hendak mereka bincangkan. Itona sedari tadi sibuk memperhatikan sekitarnya, dia sepertinya terlihat sangat hati hati ketika di kerumunan orang banyak. Sedangkan [Name] hanya menatap ke jalan yang dia pijak, dia masih memikirkan kapan waktu yang pas untuk menyatakan perasaannya pada orang yang ada di sampingnya.
"[Name] awas.." [Name] merasa tangan kanannya ditarik cukup kuat.
Wuuuusss~
Sebuah mobil merah mengilap melintas tepat di depan matanya. Untung saja ada orang yang berbaik hati menariknya sehingga ia tidak tersenggol oleh mobil itu. [Name] sepertinya terlalu fokus pada jalan di bawah, bukan di depannya sehingga tidak tau kalau lampu merah tengah menyala.
"daijoubu?" suara berat dari lelaki yang menarik lengannya tadi menyapa pendengaran [Name].
"a..ha, daijoubu desu" [Name] menjawab dengan sedikit gugup menyadari kalau Itona lah yang menyelamatkannya tadi.
"kau ini..." Itona menggantungkan ucapannya. [Name] pun menatap manik kuning keemasan milik teman kencannya hari ini. "benar benar ceroboh" Itona memukul pelan puncak surai [Name].
"ittai!" rintih [Name] ketika merasakan pukulan mendadak yang diberikan Itona di puncak kepalamu.
"jangan melamun terus" Itona menggenggam tanganm [Name] sedikit erat.
"eh?" merasakan kehangatan di telapak tangannya, [Name] pun melihat ke tangannya yang tengah digenggam Itona.
"aku tidak mau kau terluka" Itona pun menarik pelan tangan [Name] seraya mengajak [Name] berjalan melintasi zebra cross ketika lampu hijau pejalan kaki mulai menyala. [Name] pun bisa merasakan wajahnya kembali memanas ketika berjalan berdua dengan Itona sambil bergandengan tangan di tengah musim semi yang mulai terasa panas ini.
Setelah perjalanan cukup lama, akhirnya mereka sampai di gedung bioskop tujuan mereka. Beberapa poster dari film yang ditayangkan dan akan ditayangkan pun menghiasi dinding dari gedung bioskop ini. Film kala itu ada bermacam macam genre, mulai dari horror, thriller, romance sampai comedy. Semuanya terlihat menarik sampai sampai membuat [Name] bingung harus memilih film apa yang akan ditonton.
"jadi mau nonton film apa?" Itona sedari tadi hanya memperhatikan [Name] yang nampak sibuk memilih film yang akan dia tonton. [Name] hanya berjalan bolak balik di depan jejeran poster tersebut sambil memegang dagunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Assassin
Teen Fiction[Complete] Membunuh dan dibunuh mungkin sudah biasa bagi Itona, namun tidak bagimu. Tidak terpikir olehmu sebelumnya, hanya karena sebuah tragedi mengerikan hari itu, kamu seketika memutuskan untuk menjadi pembunuh. Dan tujuan hidupmu sekarang adala...