06. A War

329 49 1
                                    

An Assassin

Ansatsu Kyoushitsu's character ©Yusei Matsui

Story ©Narahashi Akemi

Chapter 06: A War

"yoroshiku ne, Itona-kun"

"jadi Itona, apa pendapatmu tentangya?" lelaki itu masih memasang smirk penuh arti di wajahnya.

"kenapa dia juga memilikinya? Siapa dia?" tentu saja pertanyaan itulah yang pertama kali ada di benak si surai perak itu.

"Kayano Kaede, ah bukan maksudku Yukimura Akari. Kau ingat dia? Orang yang waktu itu berhasil kau kalahkan, gadis ini adalah anak dari Yukimura Akari" lelaki itu menjelaskan profil singkat dari gadis bersurai baby blue itu dengan tetap mempertahankan senyum penuh arti di bibirnya.

Kala itu Itona pernah terlibat pertarungan dengan Kayano karena ulah Shiro yang mempertemukan kedua makhluk tidak bersalah itu. Mereka terlibat pertarungan untuk membuktikan siapa yang lebih kuat kala itu. Pertarungan kala itu pun berlangsung sangat sengit karena harus mempertaruhkan nyawa mereka di sana. Dan untungnya Itona berhasil menang meskipun akhirnya ia terluka parah akibat serangan Kayano yang sama sekali tidak main main.

"Itona-kun, bagaimana kalau kita membuktikan siapa yang lebih kuat di antara kita?" gadis itu tersenyum psychopath seakan akan sangat haus akan kematian si surai perak itu yang telah pembunuh salah satu orang tuanya.

"hoey Terasaka apa yang telah kau perbuat padanya? Kenapa dia bisa memiliki tentacle itu?" Itona nampaknya masih tidak percaya dengan sepasang tentacle yang tumbuh dari tengkuk gadis itu.

"sepertinya kau masih tidak percaya dengan kenyataan ini, Itona" lelaki yang ternyata bermargakan Terasaka itu nampaknya sudah merencanakan sesuatu untuk membunuh Itona. "dia yang memintanya, jadi aku memberikan apa yang dia mau. Balas dendam" Terasaka nampak menekan suaranya di akhir kalimat.

Itona sontak membulatkan kedua matanya karena mengingat sesuatu atau lebih tepatnya seseorang tentang balas dendam. [Name]. Orang yang pertama kali ada di benak Itona ketika ia mendengar kata 'balas dendam'. Setiap hari Itona selalu mendengar kata kata itu dari mulut [Name] yang setiap harinya menggumamkan tentang rencananya membalaskan dendam orang tuanya.

"jadi Itona, disini kau akan memilih.. siapa yang akan membunuhmu nanti" Terasaka mundur beberapa langkah seakan akan mencoba memberi ruang untuk si gadis bersurai baby blue dan Itona untuk bertarung. "gadis ini atau [Name]".

Srak.. srak..

Langkah kaki putus asa itu kini menjejak di salju. [Name] dengan tubuh yang lemas itu masih memegang tas kecil berisikan hadiah untuk sang sensei yang sampai saat ini keberadaannya masih belum ia ketahui. Sudah hampir satu kota ini [Name] jelajahi untuk menemukan sang sensei yang sepertinya masih menyimpan perasaan marah terhadapnya. [Name] merasa sangat khawatir dan sedih, kenapa pagi itu ia harus menanyakan hal itu. Pasti akan berbeda ceritanya jika [Name] tidak menanyakan tentang patner pada Itona pagi ini.

"sensei.. kau pergi kemana?" air mata sudah terbendung di kedua pelupuk mata [Name]. Hampir saja [Name] putus asa karena belum menemukan sosok Itona dimana pun.

"harus kemana lagi aku mencarimu?" dengan langkah hampir putus asa, [Name] terus berjalan dan membiarkan kakinya menuntunnya kemana pun kakinya inginkan.

Entah sejak kapan [Name] merasa sangat peduli terhadap Itona. Mungkin itu karena Itona telah mengajarinya banyak hal, dan juga mungkin karena Itona telah memberikan perlakuan khusus padanya. [Name] tidak mengerti dan tidak mencoba untuk mengerti, dia hanya ingin terus memiliki perasaan yang tidak ia mengerti ini. Dan sepertinya [Name] memutuskan untuk hidup berdua bersama Itona setelah membalaskan dendamnya.

An AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang