Bab 1

1.7K 39 2
                                    

Sekarang aku sedang berdiri ditengah lapangan rumput hijau. Dengan terik matahari hangat yang menyinari wajahku serta angin sore yang berhembus memainkan rambutku. Aku memejamkan mata dan mengambil napas dalam-dalam untuk menghirup udara segar yang ada disekitarku.

"Hemm,,ini adalah udara yang sangat menyejukkan.."

Ketika aku membuka mata, terlihat sosok seorang pria. Wajahnya tak terlihat hanya bayangan. Aku hanya melihat matahari cerah bersinar dibelakang punggungnya. Dia mengambil langkah disetiap detiknya dan itu terlihat semakin membawanya lebih dekat ke tempat aku berdiri sekarang.

Kemudian setelah beberapa saat berlalu, dia sudah tepat berada di depanku. Sekarang aku bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia memiliki aroma yang begitu memabukkan. Dan rambutnya yang berwarna pirang jatuh sebagian menutupi dahinya. Bola mata yang tajam sangat mengundang dan tampak berkilau dibawah terik sore sinar matahari. Pandanganku jatuh ke bibirnya yang merekah, terlihat kemerah-merahan. Itu sangat memikat.

Jantungku merasa berdebar lebih cepat karena dia berada tepat dihadapanku sekarang.

"Aku-aku" Ucapku memulai dengan tergagap. Aku tak tahu harus memulai dari mana.

Dia menatapku, menungguku untuk menyelesaikan kalimatku.

"Jake, aku,, " Aku mulai berbicara lagi untuk menghilangkan kegugupanku.

Oh Shit. Aku mengutuk diriku sendiri karna suaraku yang tiba-tiba tertahan di tenggorokanku. Sepertinya suaraku tidak bisa keluar dari mulutku. "Ok, Aku pasti bisa mengatakan ini dan setelah itu selesai".

"Jake aku menyukaimu!" Ucapku dengan satu tarikan napas dan terlalu cepat. Mungkin hampir tak terdengar.

Aku sudah mengatakan apa yang ada di benakku slama ini. Aku tidak bisa bernapas seperti kehabisan oksigen. setelah aku mengatakan itu, perasaanku terlalu cemas ingin mengetahui bagaimana dia akan meresponnya. Aku menatap wajahnya dengan was-was untuk mencari jawaban darinya.

Terlihat bibirnya melengkung keatas. Itu adalah senyum paling menawan yang pernah aku lihat.

"Aku juga menyukaimu" jawabnya. 'Seketika kecemasanku langsung menghilang, digantikan dengan rasa senang serta detak jantung yang berdebar lebih cepat dari sebelumnya.

"Tapi kupikir aku menyukaimu lebih dulu sebelum kau menyukaiku." katanya lagi dengan tatapan yang lembut. Mungkin ini pertama kalinya aku merasakan hal paling membahagiakan dalam hidupku. Aku tersenyum semringan karena bahagia.

Dia melangkah mendekatiku menutup kesenjangan di antara kami, aku bisa mencium aroma tubuhnya. Lengannya kini berada pada pinggangku dan perlahan dia menarikku, sehingga wajah kami hanya berjarak beberapa inci. Dan aku pikir bibir kami akan segerah bersentuhan. Aku memejamkan mata menunggu sesuatu yang akan terjadi. Ini adalah moment yang sudah lama kunantikan. "Aa akhirnnya.. aku bisa mendapat ciuman darinya"

"Dung". Tiba-tiba aku merasakan sebuah benda mengenai kepalaku, dan itu menyentakanku dari lamunanku.

Terlihat di depanku ada papan tulis yang sudah di penuhi dengan catatan guru, yang sendari tadi menjelaskan materi yang dia bawakan di dalam kelas.

Aku menatap meja yang ada dihadapanku dan menemukan sebuah bola kertas kusut. Pandanganku menyelusuri ruangan dalam kelas ini untuk melihat siapa yang melemparnya. Dan pandanganku berhenti pada kursi disampingku. Di kursi itu, duduk seorang gadis dengan rambut sebahu dengan mata abu-abu. Dia mengenakan rok biru kotak-kotak, baju putih dan dasi merah yang menggantung di lehernya. Aku menatap Eren dengan tatapan bertanya.

'Apa sich yang begitu penting sehingga dia harus mengganggu mimpiku di siang bolong disaat kami mau berciuman!'

"Ada apa?" ucapku berbisik agar guru tidak mendengar suaraku, karena jika ini ketahuan aku bisa kena hukuman.

The love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang