Aku masuk keruangan yang begitu luas dan nyaman. Lampu-lampu yang terang dan tempat ini tampak mengundang. Dinding yang di warnai dengan langit-langit putih. Setiap dinding ditempeli dengan berbagai lukisan dan dipenuhi rak-rak buku yang banyak dan mereka berjejeran dengan rapi memenuhi sebagian besar ruangan ini. Ya, sekarang ini aku berada di perpustakaan sekolah. itu seperti rumah keduaku. Bau buku dan kertas menyambutku saat melewati pustakawan. Aku menatapnya dan tersenyum padanya.
Wajah Mrs Sherin tampak bersinar melihatku dan ia balas tersenyum padaku. Sudut matanya berkerut di balik kecamatanya. Dia mempunyai rambut yang tampak seperti di sanggul ketat seperti biasa. Walaupun penampilan yang ketat tapi aku rasa dia wanita yang sangat hangat dan keibuan.
Dia selalu merekomendasikan buku yang harus kubaca atau membantuku mendapatkan referensi untuk makalah atau pekerjaan rumahku.
Aku berjalan di tempat favoritku yaitu meja di belakang perpustakaan. Tempat itu terpencil dan memberiku privasi ketika ingin menyelesaikan tugas atau bacaanku. Aku mengambil buku di ranselku dan mulai membacanya.
Aku begitu asyik dalam bukuku sampai-sampai tak sadar bahwa seseorang tengah berdiri di depanku. Dari sudut mataku aku bisa melihat celana abu-abu standar yang biasa siswa pakai.
"Heny Pembantu" ucap suara dalam. Tentu saja aku langsung tahu itu siapa.
Saat dia berbicara aku merasa darahku mendidih. Itu membuat konsentrasiku hilang dari buku yang kubaca.
"Ada apa kali ini?" gerutuku.
Padahal aku sudah merencanakan untuk menyelesaikan cerita bukuku hari ini. Tapi itu akan terjadi jika sibrengsek di depanku ini terus menggangguku.
"Apakah kau lupa, bahwa kau harus mengerjakan PR ku?" tanyanya.
" Tidak!" jawabku ketus.
"Bagus. Kau bisa memulainya sekarang." perintahnya.
Aku menutup buku yang kubaca dan mendesah. ok, Aku harus menyelesaikan ini cepat hingga aku bisa menyelesaikan bacaanku'.
Zimon tersenyum dan mengambil kursi didepanku dan meletakkan buku di atas meja. Aku melihatnya mempunyai banyak buku. totalnya ada tiga yaitu matematika, biologi , fisika. Aku hampir pingsan ketika melihat buku-buku itu. Apakah dia ingin aku mengerjakan semua itu. itu tidak mungkin.! oh tuhan ini sangat menyebalkan.
Zimon melihat tampilan kegelisahan terlintas di wajahku dan dia tersenyum angkuh. rasanya tanganku gatal ingin skali mencakar-cakar senyumnya itu.
"Mari kita mulai dengan matematika." Dia membuka buku matematika di halaman tertentu lalu menyerahkannya padaku.
Saat aku mulai membaca soal matematika itu. rasanya aku ingin menembak diriku sendiri.
Itu sangat terlihat sangat asing bagiku. Matematika adalah pelajaran terlemah bagiku. Aku lebih menguasai Sastra dan bahasa Inggris.
Aku membaca soalnya sekali lagi dan berharap bahwa mungkin kali ini akan mendapatkan inti dari pertanyaan. tetapi itu tidak berhasil, aku masih tidak tahu bagaimana mengatasinya. Sial.sial.
Aku menatap Zimon dan dia tampaknya sangat santai. perhatiannya tertuju pada teleponnya dan tampak asik mengotak atik ponselnya.
aku rasa dia lagi sibuk dengan pacarnya. karna tadi dia mengatakan kepadaku untuk menjauh dari dia itu seolah-olah aku tidak boleh menganggu kesenangannya.
"Apakah aku terlihat tampan sehingga kau tidak bisa berhenti menatapku? " tanyanya dengan pede selangit sambil menatapku dengan raut menggoda di wajahnya.
"Tampan ndasmu. Mimpi" ketusku dan mengalihkan perhatianku pada buku.
Aku masih merasa putus asa. aku tidak tahu bagaimana menjawab soal ini dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The love Letter
RomanceApa yang terjadi jika kau menulis surat yang berisi pernyataan cintamu kepada seorang pria yang kau sukai sejak dulu. Tapi Satu kesalahan besar, hingga surat cintamu itu jatuh ke tangan orang yang salah. Dan lebih gilanya lagi, orang yang mendapatka...