Hari ini terasa sangat panjang, melelahkan dan semua energiku terkuras abis. Aku hanya ingin cepat-cepat pulang dan beristirahat di kamarku. Sebenarnya Jeny dan aku sudah merencanakan untuk berbicara dengan Eren setelah pertemuan rapat dewannya. Tapi ini tak berjalan seperti yang di rencanakan, karena Eren tak terlihat disana. Teman dewannya mengatakan pada kami bahwa ia pulang lebih awal, dan menurutku itu aneh karna Eren jarang pulang kerumah lebih awal dengan menduduki ketua osis. Jadi Jeny dan aku menunda untuk bertemu dengannya hari ini.
'Akhirnya sampai juga' desahku ketika sampai dirumah.
Aku memegang knop pintu dan masuk kedalam rumahku. Tampak ruangan yang cukup luas dengan tv di ruang tamu dan berbagai macam foto tergantung di dinding yang berwarnah putih.
Ini adalah tempat yang sangat nyaman buatku, karna dimana tempat aku tumbuh dari kecil hingga sekarang yaitu rumah sendiri. Kalian tau kan rumahku adalah surgaku. Bukankah begitu,,! Aku duduk di sofa merah yang empuk dan meletakkan kunci mobil di atas meja.
"Sayang, kau sudah pulang!." suara manis dan akrab menyapaku.
"Hey mom," di depanku berdiri seorang wanita berusia akhir tiga puluhan. Dia memiliki bahu dan tubuh mungil sepertiku. ia adalah wanita yang sangat kusayangi di dunia ini.
"Bagaimana sekolahmu?" tanyanya dengan mata abu-abunya yang memicu dengan rasa ingin tahu. Mata ibuku adalah hal satu-satunya yang tidak kuwarisi darinya tapi sebaliknya aku memiliki mata bulat yang berwarna almond seperti mata ayahku.
"yach seperti biasa" jawabku dengan nada bosan. "Pekerjaan rumah, kuis dan tugas" jelasku.
"Oh Jadi bagaimana, kau bisa mengatasinya?"
"Yaps, itu bukan masalah yang besar" jawabku dengan bosan.
"Baiklah. Ibu sudah menyiapkan makan malam untukmu. kamu pasti lapar."
Ibu menarik lenganku dengan lembut dan menyeretku ke ruang makan. Ruang makan kami terdiri dari meja kecil bundar terbuat dari kaca, empat kursi putih dan cermin besar yang hampir meliputi seluruh dinding ruang makan.
Ibuku melayaniku dengan berbagai macam hidangan. Ada ayam panggang, makanan laut dan sayuran. sepertinya aku memang sangat kelaparan karena tuntutan Zimon dan bermain sepak bola. Jadi aku akan makan banyak mencoba untuk menghilangkan stres. Tapi walaupun aku banyak makan, berat badanku tidak gampang naik. tidak peduli berapa banyak yang ku makan. Ibuku bilang itu karena gen. Terkadang aku bersyukur untuk itu tapi terkadang aku berharap bisa gemuk.
"Ceritakan hal menarik apa yang terjadi di sekolahmu hari ini?" tanya ibuku memecahkan keheningan.
Aku berpikir sejenak. Haruskah aku katakan padanya bahwa aku menjadi pembantu zimon willsom? atau aku melihat orang yang kusukai telah bercumbu dengan seorang Cheerleader hari ini! Dan semua itu tak menarik sama sekali?
"Umm .." kataku agak ragu. mata abu-abu Ibuku seperti menyelidik dan menunggu jawabanku "ini mengenai anak laki-laki ".
setelah mendengar kata anak laki-laki, mata ibuku bersinar mendengar itu. "Bagaimana dengan anak itu?" tanyanya tidak dapat menahan kegembiraannya.
Aku mengambil garpu dan memutar-mutar pasta yang ada di hadapanku.
"Biar kutebak, ini pasti Jake." yah ibuku tahu tentang perasaanku untuk Jake. Smenjak ayahku meninggal dua tahun yang lalu, ibuku dan aku sangat dekat. Ketika ayah masih hidup aku lebih dekat padanya dari pada ibuku. Tapi karena dia di diagnosis penyakit kanker, ibuku dan aku saling mendukung. memberi semangat satu sama lain agar tidak tenggelam dalam kesedihan. dan rintangan itu membawa kita lebih dekat bersama-sama. Itulah sebabnya dia tahu tentang ketertarikanku dengan Jake.
KAMU SEDANG MEMBACA
The love Letter
RomanceApa yang terjadi jika kau menulis surat yang berisi pernyataan cintamu kepada seorang pria yang kau sukai sejak dulu. Tapi Satu kesalahan besar, hingga surat cintamu itu jatuh ke tangan orang yang salah. Dan lebih gilanya lagi, orang yang mendapatka...