(23) Zona Nyaman

45K 3.4K 157
                                    

Nyaman akan lebih profesional dari sekedar sayang.

-El-

Dengan handuk yang masih tersampir di kepala , gadis itu berjalan turun menuju dapur untuk mencari pasta. Entah kenapa hari ini dia ingin sekali makan pasta dengan saus pedas dan taburan sosis.

Kayak orang ngidam aja sih gue.

Vina membuka kulkas dan mencari bahan pasta di dalam sana. Namun nihil, tidak ada bahan pasta lain kecuali sosis ayam. Dengan sedikit kesal, ia berbalik kemudian terdiam kaget ketika melihat Varo sudah berdiri di belakangnya dengan wajah khas bangun tidur yang justru terlihat keren.

"Kamu ngapain?"

"Pengen pasta."

"Pagi-pagi gini?"

Vina mengangguk dan berganti menatap Gilang yang baru saja keluar dari kamar sambil membawa bantal.

"Muka lo kenapa gitu amat Vin?"

"Pengen pasta."

"Pasta? apaan sih tuh?" tanya Gilang dengan wajah polos sambil berfikir. Kebiasaan, setelah bangun tidur otak anak ini selalu tidak bisa bekerja dengan lancar seperti biasanya.

"Pasta gigi." jawab Vina memutar bola mata malas membuat Gilang mengangguk mengerti.

"Oh, ada kok masihan di kamar mandi bawah. Kalau lo mau, pake aja dulu punya gue."

"Belum pernah di kerokin pake pisau kan lo?" saut Ara yang dari tadi mendengar percakapan mereka dari dalam kamar mandi.

"Yeee, nenek gayung main nyaut aja." jawab Gilang sambil berjalan menuju sofa untuk kembali tidur, mungkin.

"Jam segini beli dimana?" tanya Varo membuat Vina menggeleng dengan wajah kesal.

"Ya udah aku mandi dulu, terus kita nyari pasta keluar."

"Emang ada jam segini?"

"Kan belum dicari. Kalau mau dapetin sesuatu itu harus ada usaha dulu, kalau cuma pengen ya nggak bakal dapet. Kayak cinta kan, kalau nggak dikejar sama diperjuangin, ya bakal tetep nggak bisa, malah ujungnya jadi keduluan orang lain." ucap Varo lalu berjalan mendekat kearah Vina dan mengecup sekilas kening gadis itu.

"Eh Var, gue kapan hari udah pernah muter sama Tristan cari sarapan jam segini. Belum ada yang buka, adanya supermarket tuh." saut Ara yang masih sibuk dengan kegiatannya di dalam kamar mandi.

"Dicoba dulu."

Varo menoleh ke arah Vina dan mengelus rambutnya yang masih basah.

"Keringin dulu rambutnya, aku mau mandi dulu terus nganterin kamu."

Vina mengangguk sambil tersenyum lebar. Sebelum berjalan menuju kamarnya, gadis itu mengecup sekilas pipi Varo dan melempar handuk yang tadi ia bawa ke arah Gilang membuat cowok itu mengerang kesal.

"Vinaaaaaa, nyebelin banget sih lo. Belum pernah ditampol orang utan apa gimana sih?"

"Belum." jawab Vina berteriak membuat Gilang semakin sebal.

"Kalau lagi nggak mager gue bunuh juga lo."

"Lo mau mati?" tanya Varo dengan nada datar membuat Gilang mengacungkan tanda peace untuk berdamai.

"Gue bunuh diri aja." jawabnya sambil nyengir dan segera berlalu pergi untuk kembali menuju kamar.

Beberapa menit kemudian, Varo sudah keluar dari kamar dengan pakaian rapi. Ia mengetuk kamar Vina pelan sambil sesekali memanggil nama gadis itu.

ALDANEL (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang