Boleh nggak aku minta ke
Tuhan buat tetep satuin
dan deketin kita kayak gini?-Al-
"El?”
Vina yang melihat ekspresi terkejut dari Varo hanya bisa tersenyum. Gadis itu tau bahwa Varo pasti bingung dengan kedatangannya yang tiba-tiba.
Ia melangkah mendekati cowok itu dan justru dibuat terkejut ketika Varo tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat.
“Aku kangen banget sama kamu El.”
“Aku udah ada disini.”
Varo semakin menenggelamkan kepalanya di leher Vina. Ia merindukan bau parfum gadis ini, ia merindukan wangi rambut beraroma vanila milik gadis ini, ia merindukan senyumannya, pandangannya, ekspresi datarnya, pelukannya, juga genggamannya. Intinya ia merindukan semua hal yang berkaitan dengan Vina.
“Kamu baik-baik aja kan selama di sana? gimana bisa kamu ada disini?”
“Ceritanya panjang Al.”
Cowok itu melepaskan genggamannya dan memandang dengan seksama wajah Vina. Matanya seakan tidak ingin mengalihkan pandangan dari objek yang saat ini ia lihat.
Vina yang terus-terusan di pandang oleh cowok itu lama-lama semakin gugup. Entah kenapa jantungnya selalu lari maraton ketika berada di dekat Varo.
“Gitu banget sih ngeliatnya?”
Varo tetap tidak merubah posisinya ketika Vina berucap. Matanya fokus menyelami bola mata coklat milik gadis itu yang menurutnya begitu menenangkan.
“Aku mimpi nggak sih El?”
“Nggak Al, ini nyata.”
“Kalau ini mimpi, pliss jangan sampai siapapun punya kesempatan buat bangunin aku. Tapi kalau ini nyata, kenapa aku masih belum bisa percaya kamu ada disini?”
Cup
Gadis itu mengecup pelan pipi Varo membuat cowok itu terdiam.
“Ini mimpi aku yang paling berasa nyata.”
Cup
Lagi-lagi gadis itu mengecup pipi Varo membuat cowok tinggi di depannya tersenyum lebar.
“Aku tau ini nyata.”
“Ini nyata Al, kenapa kamu suka banget sih anggep aku mimpi?” jawab Vina sambil terkekeh
“Kamu adalah mimpi indah aku yang jadi kenyataan indah aku juga El.”
Varo menarik Vina untuk duduk di pinggir ranjang. Ia menggenggam tangan gadis itu dengan erat seakan tidak pernah rela untuk melepasnya.
“Kamu nggak luka kan?”
Vina menggeleng sebagai jawaban dan menaikkan sebelah alisnya.
“Kamu juga baik-baik aja kan?”
Varo menggeleng membuat Vina memasang wajah khawatir.
“Aku nggak pernah baik-baik aja selama nggak ada kamu disini. Tapi sekarang, aku lebih dari sekedar baik-baik aja.”
“Kamu nggak dapet cewek lain yang lebih segalanya gitu dari aku?” tanya Vina bermaksut bercanda.
Cowok itu tidak menjawab dan justru mengangkat tangan kirinya untuk menunjukkan cincin bewarna silver yang ia kenakan di jari manisnya.
“Gimana bisa aku nemuin cewek lain ketika tatapan aku cuma terfokus sama kamu? gimana bisa hati aku pergi ketika semua perasaan aku udah kamu ambil. Aku, hati aku, pikiran aku, dan hampir semua dari bagian kehidupan aku adalah milik kamu. Ini buktinya, jadi apapun yang terjadi, nama kamu akan tetep ada disini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDANEL (2)
Fiksi RemajaAkankah jarak membuat kita lebih dekat? membuat kita bahagia pada akhirnya? atau bahkan jaraklah yang menjadi orang ketiga hingga membuat kita saling tersakiti? Aku mencintaimu, mencintai setiap hal yang berkaitan denganmu, tak terkecuali jarak. Bis...