Gue berusaha jadi 'plester'
buat luka lo. Biar lukanya cepet sembuh dan nggak kebuka lagi.-Al-
Kedua mobil itu berurutan masuk ke halaman sebuah rumah mewah yang beraksen Eropa. Pasang per pasang kaki mulai keluar dari mobil dan menampilkan satu persatu mantan most wanted SMA Seeval yang telah purna 1 tahun lalu.
Varo berjalan ke bagasi mobil dan mengeluarkan dua koper besar dari sana. Ia menarik kedua benda itu masuk ke dalam rumah menyusul teman-temannya yang sudah berjalan lebih dulu.
Varo meletakkan koper Vina ke dalam kamar gadis itu. Ketika ia masuk, Vina sedang berdiri menatap sebuah foto yang membuat gadis itu terdiam. Karena penasaran sekaligus khawatir, Varo berjalan mendekati Vina dan memeluk erat tubuh gadis itu dari belakang sambil ikut memandang objek yang menarik perhatian tunangannya.
"Aku kangen mama Al." ucap Vina menoleh hingga kedua ujung hidung mancung mereka bersatu.
"Mama juga pasti kangen kamu kok."
"Tanpa mama, keluarga aku tetap nggak berasa utuh."
"Mama kamu udah bahagia sayang, sekarang dia yang gantian nyuruh kamu untuk melengkapi keluarga aku."
Vina menunduk sambil tersenyum tipis. Dulu alasannya masih bertahan adalah karena mamanya, alasan ia tetap berjuang sendirian juga karena kehadiran wanita itu. Tapi sekarang, separuh pegangan hidupnya telah pergi. Semoga, separuhnya yang lain juga tidak akan menyusul untuk meninggalkannya dan membentuk luka baru yang terbilang cukup lebar.
"Ada aku El, apapun yang terjadi aku akan tetep sama kamu." ucap Varo membuat mata Vina kembali memandang foto hitam putih yang berada di atas meja rias.
Mama bahagia ya disana, El akan berusaha selalu bahagia disini.
"Aku mau nata barang terus mandi dulu." ucap Varo melepas pelukannya dan berlalu meninggalkan gadis itu untuk menuju ruangan yang ada di depan kamar Vina.
Langkah kakinya terus berjalan menyusuri ruangan tersebut. Meletakkan koper dan mendekati jendela untuk membuka korden yang langsung mengarah ke lampu-lampu di perumahan sebelah. Mulai saat ini, tempat inilah yang akan menjadi kamarnya di Paris. Tepat di hadapan kamar Vina yang hanya berjarak beberapa langkah dan dibatasi pintu keluar ke arah balkon.
Ia membuka koper dan mulai menata barangnya satu persatu. Memindah beberapa perlengkapan disana sesuai selera dan menyemprotkan pewangi ruangan yang selalu menjadi identitas khas kamar seorang Alvaro Jenner.
"Kunci kamar mandinya dimana?" tanyanya pada diri sendiri dan mulai mencari-cari benda yang ia maksut.
Karena tak kunjung menemukan, akhirnya Varo memutuskan untuk melepas jaket yang ia pakai dan berjalan keluar untuk meminta kunci. Langkahnya berjalan menuruni tangga dan menatap teman-temannya yang saat ini sedang berkumpul di ruang tv.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDANEL (2)
Novela JuvenilAkankah jarak membuat kita lebih dekat? membuat kita bahagia pada akhirnya? atau bahkan jaraklah yang menjadi orang ketiga hingga membuat kita saling tersakiti? Aku mencintaimu, mencintai setiap hal yang berkaitan denganmu, tak terkecuali jarak. Bis...