Kamu mengajarkan aku,
bahwa semua hal baik yang
berkaitan dengan 'saling' itu memang indah.-Al-
Seorang gadis cantik berambut pirang sedang memakan coklat sambil duduk di samping Tristan. Mereka sedang menunggu Liona keluar dari gerbang besar di depan mereka saat ini. Diamatinya tumpukan salju yang semakin mencair itu dalam diam.
"Ra, gue boleh tanya sesuatu?"
Ara yang mendengar ucapan Tristan menoleh ke arah cowok itu dengan wajah bingung. Ia mengangguk sambil membuka lebih lebar bungkus coklatnya.
"Apa?"
"Devan itu sebenernya siapa sih? nggak tau kenapa gue nggak terlalu suka aja sama dia." ucap Tristan membuat Ara berhenti mengunyah.
Gadis itu menyuapkan sisa coklat yang ia bawa ke mulut Tristan dan mulai menatapnya serius.
"Gue mau cerita, tapi jangan sampai bocor kemana-mana."
"Pake pembalut lah kalau nggak mau bocor." jawab Tristan asal membuat Ara memukul lengannya dengan wajah kesal.
"Devan itu sahabat gue dan Vina waktu kita masih SMP. Kita dulu 4 bersahabat sebenernya. Gue, Vina, Devan sama Vio, cewek yang waktu itu tanding basket sama Vina. Awal mula kita bisa pisah kayak gini adalah ketika Vina dan Devan jadian. Pertamanya sih mulus banget hubungan mereka, Vina juga masih belum kehilangan keluarganya, sifatnya masih ceria dan bener-bener beda dari diri Vina yang sekarang."
Tristan yang mendengar cerita itu melebarkan kedua bola matanya. Jadi, Devan itu mantannya Vina?
"Teruss, semuanya berubah ketika mamanya Vina mulai sakit jiwa gara-gara papanya. Waktu itu Vina masih kelas 3 smp. Dia juga masih pacaran sama Devan, tapi lo tau kan rasa cinta Vina ke Devan nggak sebesar rasa cinta Vina ke Varo saat ini. Dia bener-bener terpuruk waktu itu. Tapi, disaat dia butuh seseorang untuk ada di samping dia, Devan nggak ada. Cuma gue saat itu yang mati-matian untuk tetep ada kapanpun dia butuh gue, karena emang pada dasarnya gue udah anggep Vina keluarga gue sendiri."
"Tunggu, alesan Devan nggak ada saat itu kenapa?" tanya Tristan yang semakin penasaran dengan kelanjutan ceritanya.
"Makanya diem dulu napa, belum selesai ini." omel Ara mencubit pelan tangan cowok itu.
"Awalnya gue ngeyakini Vina kalau Devan mungkin lagi sibuk karena mau ujian. Tapi siang itu, gue dan Vina lihat langsung ketika Devan meluk Vio di hadapan kita berdua. Nggak cuma itu, Devan dengan lantangnya bilang kalau dia sebenernya cinta sama Vio bukan sama Vina. Hubungannya sama Vina itu hanya sekedar permintaan Vio buat bikin Vina lebih hancur, karena Vio tau, dia nggak bakal bisa menyaingi Vina dalam segi apapun. Mulai saat itu, gue benci mereka berdua. Mulai saat itu, Vina berubah menjadi semakin dingin, dia bahkan mirip kayak manekin. Dan demi apapun yang terjadi sama Vina, gue masih belum maafin mereka berdua sampai sekarang."
Tangan Tristan mengepal, ia benci mendengar sahabatnya disakiti seperti ini dengan 2 orang yang ia percayai sekaligus.
"Kenapa Devan nurut sama Vio?"
"Karena cinta."
"Kenapa Devan sekarang justru kayak berusaha buat bikin Vina balik?"
Ara menggeleng pelan tanda bahwa ia juga tidak tau untuk masalah itu.
"Gue nggak tau."
"Tunggu deh Ra, tapi beberapa kali gue lihat, mata dia itu selalu natap foto Vina dengan sorot penyesalan. Tapi nggak tau kenapa, gue juga ngerasa kalau cowok itu sekarang baru suka beneran sama Vina deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDANEL (2)
Novela JuvenilAkankah jarak membuat kita lebih dekat? membuat kita bahagia pada akhirnya? atau bahkan jaraklah yang menjadi orang ketiga hingga membuat kita saling tersakiti? Aku mencintaimu, mencintai setiap hal yang berkaitan denganmu, tak terkecuali jarak. Bis...