Part 9 (Revisi)

2.3K 322 5
                                    

Semuanya hanya dapat terdiam di ruang makan, tidak ada yang menyentuh makanan. Mereka sudah rapi dan sudah mandi saat ini. Tidak ada yang memulai pembicaraan, hening dan sunyi yang menyelimuti mereka saat ini.

Karena kejadian tadi pagi semuanya menjadi tidak bisa berbicara, apa yang dikatakan oleh Yoongi sungguh diluar dugaan mereka. Mereka sungguh tidak percaya jika selama ini mereka sudah mengabaikan Yoongi bahkan mereka tidak tahu dan tidak pernah menanyakan keadaan nya akhir-akhir ini.

Namjoon melirik kearah Jin yang terdiam. Dia menghela nafasnya lalu beranjak pergi dari sana. Dia akan pergi ke kantor agensi saja untuk berlatih daripada harus diam di kondisi seperti ini.

Taehyung menatap kepergian Namjoon, dia tidak berani bertanya ataupun mencegah Namjoon pergi. Dia tidak ingin membuat masalah yang baru.

Tanpa pamit Taehyung juga beranjak dari sana untuk pergi ke kamarnya. Jimin menyusul, dia memilih untuk tidur saja. Sekarang tersisa Hoseok dan Jin. Hoseok menatap Jin, dengan lembut Hoseok mengusap bahu Jin dan itu membuat Jin tersadar.

"Jangan khawatir hyung, semuanya pasti akan baik-baik saja. Yoongi hyung pasti akan kembali, dia hanya perlu waktu untuk menenangkan diri saja. Percaya pada ku, "ucap Hoseok menenangkan. Jin hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya pelan.

"Iya, Hoseok, "ucap Jin pelan. Hoseok juga ikut tersenyum.

"Sarapan saja hyung, aku akan menyusul bersama yang lain nanti. Makan saja terlebih dahulu, kondisi hyung kurang baik sekarang ini, "ucap Hoseok. Jin menggelengkan kepalanya.

"Tidak Hoseok, aku baik-baik saja sekarang. Kau saja yang sarapan, aku akan pergi dulu sebentar. Sepertinya kita memerlukan bahan makanan untuk satu minggu kedepan. "

"Tapi hyung---"

"Gwenchana, habiskan makanannya. Aku pergi dulu sebentar, "ucap Jin memotong ucapan Hoseok. Jin pun beranjak dari sana tanpa memperdulikkan tatapan khawatir Hoseok kepadanya.

Hoseok hanya dapat menghela nafasnya pelan. Dia menatap sendu semua makanan yang ada di hadapannya ini.

"Aku berharap kau baik-baik saja Jin hyung, sungguh maafkan aku yang tidak bisa membantu mu. Aku tahu kau pasti sangat sedih dengan keadaan kita saat ini bukan ? Sungguh maafkan aku yang tidak bisa menyadari itu. Kau terlalu baik hyung sampai kami semua tidak tahu apakah kau baik-baik saja atau tidak. Kau memang pintar, "ucap Hoseok sedih.

Sementara itu, sebenarnya tanpa mereka tahu, Jungkook sudah mengetahui semuanya. Dia bahkan sudah bangun saat mendengar suara ribut-ribut tadi dan dia juga tahu jika Yoongi pergi. Jujur, Jungkook merasa sangat bersalah dalam hal ini. Berkali-kali dia menyalahkan dirinya sendiri yang menerima ajakan Namjoon dan Taehyung untuk bergabung ke dalam group ini. Jungkook sungguh tidak tahu jika karena kehadirannya membuat semuanya menjadi seperti ini, dia bahkan tidak tahu jika kehadirannya bahkan akan sangat di benci oleh Yoongi.

Andaikan saja waktu dapat dia putar kembali, dia tidak akan memilih untuk bergabung. Dia lebih memilih untuk menjadi anak biasa saja, yang akan sekolah dan melakukan kegiatan seperti biasa. Dia akan fokus berlajar dan fokus untuk menggapai cita-citanya. Sungguh, jika saja dia diizinkan untuk menangis, dia pasti akan menangis dengan sekeras-kerasnya. Dia sungguh tidak berniat untuk membuat semuanya menjadi kacau seperti ini, dia tidak bermaksud.

Dengan tekad yang kuat dan bulat, Jungkook keluar dari kamarnya. Dia sudah berpakaian rapi seperti yang lain. Dengan pelan-pelan Jungkook berjalan menuju pintu keluar, Jungkook menatap nanar tangannya yang saat ini sudah memegang knop pintu. Jungkook tersenyum sendu.

"Jangan pedulikkan apapun. Ini jalan yang terbaik, temukan Yoongi hyung lalu jelaskan semuanya, "gumam Jungkook menyemangati dirinya sendiri.

Jungkook membuka pintu dengan perlahan lalu menutup pintu dengan perlahan juga. Sebenarnya Jungkook masih belum mengetahui banyak tentang kota Seoul, namun karena dia ingin mencari Yoongi, Jungkook memodalkan tekad nya.

Jungkook berjalan untuk menuju halte bus, dia akan naik bus saja.

******

Sementara itu, saat ini Yoongi tengah berada di jembatan sungai Han. Yoongi terlihat sangat menikmati memandang air sungai Han yang mengalir dengan tenang. Andaikan saja Yoongi bisa menjadi air itu, dia pasti tidak akan merasa seperti ini. Kesepian. Yoongi butuh seseorang untuk menjadi sandarannya.

Tanpa sadar Yoongi meneteskan air matanya. Dia menangis, menangis karena tidak mengerti dengan dirinya sendiri dan juga hidupnya. Dia tidak bisa menjelaskan mengapa dia membenci Jungkook bahkan dia juga tidak tahu alasannya. Benarkah apa yang dikatakan oleh Jin jika dia seperti ini karena dia takut tersaingi oleh Jungkook ? Oh ayolah, bahkan Yoongi sendiri pun belum pernah melihat bakat Jungkook.

Yoongi menghela nafasnya kasar, dia mengusap wajahnya. Yoongi benar-benar lelah dan tidak menyukai dirinya sendiri. Sebenarnya dia itu kenapa ? Adakah yang bisa membantunya?

Yoongi berniat beranjak namun saat dia membalikkan badannya, dia terkejut saat melihat Jin yang sudah berdiri di hadapannya. Jin tersenyum kearahnya.

"Ternyata benar dugaan hyung, kau pasti akan datang kesini Yoongi, "ucap Jin dengan wajah yang tersenyum. Yoongi hanya menatap datar Jin, kejadian tadi pagi masih melekat di kepalanya.

"Untuk apa mencari ku ? Bukankah hyung hanya sibuk memperhatikan anak itu ? Pergilah, "ucap Yoongi dingin. Dia beranjak dari sana namun dengan cepat Jin menahan tangan Yoongi.

"Jangan pergi, "ucap Jin pelan dan sangat memohon. Yoongi menatap tangan Jin yang memegang tangannya. Dia tersenyum miris lalu menyentakan tangan Jin.

"Berhenti bersikap peduli kepada ku. Apa hanya karena aku mengatakan kepada kalian untuk menanyakan keadaan ku kau jadi bersikap seperti ini ? Jika benar seperti itu, lebih baik bersikap seperti awal saja! "ucap Yoongi dengan suara yang sangat menunjukkan kekecewaan nya.

"Yoongi-ah, "lirih Jin. Yoongi menggelengkan kepalanya.

"Aku bilang berhenti! Apakah kau tidak mengerti juga! "ucap Yoongi. Dia menatap tajam Jin.

"Jika kau mencariku hanya untuk menanyakan keadaan ku maka akan aku jawab jika aku baik-baik saja! Sekarang pergilah hyung! Maknae itu pasti sangat membutuhkan mu sekarang. Pergilah, "ucap Yoongi namun Jin menggelengkan kepalanya. Yoongi menghela nafasnya lelah.

"Kalau tidak mau pergi maka biar aku saja yang pergi, "ucap Yoongi, dia dengan cepat beranjak dari sana.

"Jangan pergi, "ucap Jin namun Yoongi tidak memperdulikannya. Dia tetap berjalan menjauh.

"HYUNG TAHU KAU TERLUKA, BICARALAH ! "teriak Jin saat Yoongi sudah berjalan cukup jauh. Yoongi tetap tidak memperdulikan ucapannya.

Tanpa sadar Yoongi kembali meneteskan air matanya. Ya, dia terluka namun dia tidak mau mengatakannya kepada Jin. Cukup dia saja yang merasakannya.

Jin menatap nanar punggung Yoongi yang semakin menjauh. Air mata Jin juga ikut jatuh. Dia gagal.

"Aku hyung yang buruk, maafkan aku Yoongi, ''lirih Jin sangat menyesal.





















Bersambung......

Aku nggak bisa tidur dan belum ada ide untuk ngetik cerita lain jadinya aku terusin revisi ini ehe

Selamat malam(?) Pagiii👻❤️

Salam Uto🌑

URI MAKNAE ( TERSEDIA EBOOK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang