Let's the Story Begin

742 54 2
                                    

Author' POV

     "HUWAAAA..!!!" Teriak SinB mengagetkan semuanya. Setelah itu, ia berbaring tak jauh dari Yuju. "Hei! Kau kenapa, hah?" Tanya Yuju tak peduli. Ia hanya peduli pada layar televisi yang menampilkan sebuah acara musik. "AAA..!! SHOWNU..!" Teriak Yuju tak lama saat sekumpulan pria mulai menari.

     "Eonni maaf.. tapi aku sedang belajar.." kata Umji dari meja belajar tak jauh dari ruang utama. Ya, ia sedang belajar mempersiapkan tes untuk masuk universitas favoritnya. "Maaf Umji-ya.. Aigoo.. memang ya, mereka berdua itu.." kata Yerin diselingi kata umpatan pada Yuju dan SinB.

     "Eii.. memang bagaimana denganmu sendiri? Sekarang memang kau sedang diam saja." Ujar Sowon dengan tatapan penuh tanya pada Yerin. "Ehhehehe.. geurae geurae.. Mianhae.." ucap Yerin disertai cengiran lebarnya.

Sowon' POV

     Yah.. seperti inilah keseharian kami. Para wanita. Ada yang sibuk mempersiapkan kuliahnya. Ada yang sibuk dengan dunia fangirlingnya. Padahal dia seharusnya belajar terhadap materi kuliahnya. Ada juga yang sibuk dengan pacarnya. Dan ada juga yang sibuk kerja. Seperti diriku dan .. hei! di mana Eunha?

Cklek!

     Suara pintu terbuka. "Eunha-ya~" panggil semuanya. Ya, Eunha datang. Satu alasan kami menunggu Eunha. "Eunha. Kami lapar!" Sahut Yuju melanjutkan perkataanku. Sebenarnya, banyak yang bisa memasak di antara kami. Hanya saja, rasa masakan Eunha yang paling juara dan tentunya, rasa malas kami yang terlalu besar.

     "Aigoo.. apa selalu itu sapaan 'selamat datang' padaku? aku baru saja pulang. Biarkan aku bernafas sejenak." Pinta Eunha. Sebenarnya, aku merasa kasihan padanya. Hanya saja, masakan Eunha memang memiliki kesan tersendiri di lidah kami. Lagipula, sepertinya memang Eunha menikmati saat di mana kami tersenyum penuh kepuasan padanya. Dan mengobati rasa rindunya.

     Diselingi dengan canda tawa dan lawakan receh(?) dari Yerin. Dan entah kenapa, mood kami malah meningkat. Yah.. walau hanya makan ramyeon. Setidaknya, Eunha tak terlalu kelelahan. Seperti yang kubilang tadi, kami berterima kasih dan tersenyum penuh kepuasan padanya.

Tok! Tok! Tok!

     Suara ketukan pintu. Hmm siapa kira-kira tamu pada malam seperti ini? Kami semua menengok ke arah pintu. Tak lama, mereka menengok ke arahku. Dan memberi kode -dengan dagu mereka- padaku untuk mengeceknya. Yah.. mau tak mau, aku harus..

     Kubuka pintu itu. "Oh, Nyonya Lee!" Sapaku. Aku mempersilahkan nyonya Lee dan .. putranya masuk. "Ah, terimakasih.."ucap nyonya Lee pada Umji yang secara refleks membuatkan dan segera memberikan 2 gelas teh untuknya dan putranya. Mereka semua tak lepas memandang nyonya Lee dan putranya. Dan lagi-lagi mereka memberiku kode untuk bertanya kenapa ia kemari malam-malam.

     "Emm.. nyonya Lee, maaf.. tapi, apa yang membuat anda dan putramu kesini?" Tanyaku akhirnya. Semua kembali menatap nyonya Lee. Seakan-akan mereka menunggu hasil undian lottre di acara tv. Bahkan, Yuju pun fokus pada jawaban yang akan diberikan nyonya Lee. Tak lagi dengan acara musik yang ia tonton. Tumben sekali...

     "Ahh,, maaf sebelumnya, Sojung-ah. Tapi.. aku sangat membutuhkan bantuanmu kali ini.." kata nyonya Lee. Kenapa ini? Suara nyonya Lee menjadi parau? "Emm.. apa itu nyonya Lee?" Tanyaku kembali. "Aku ingin menitipkan Lee Chan pada kalian."

Author' POV

     "Aku ingin menitipkan Lee Chan pada kalian." Ucap nyonya Lee yang sontak membuat para gadis terbingung sendiri. "Maksud nyonya Lee, apa ya?"tanya SinB dengan suara lembutnya. Tentu saja itu malah makin membuat para gadis terbingung.

     "Eomma.. aku mau ambil mainanku di dalam mobil ya.. "kata Lee Chan dan langsung menuju keluar. "Sebenarnya, kakek Lee Chan, kakekmu juga sojung-ah, ia memberikan perusahaannya pada suamiku. Dan letaknya berada di luar negeri. Aku tadinya ingin membawa Lee Chan bersamaku, tapi kepengurusannya itu membutuhkan waktu 1 bulan. Karena ia masih kecil dan baru pertama kali keluar negeri. Dan selama itu, aku menginginkan kalian merawatnya." Sambung nyonya Lee panjang setelah Lee Chan keluar.

     Semua gadis terperanjat. Lama. "Euh.. tapi nyonya Lee, kami perlu memikirkannya" kata Eunha membuka keheningan saat itu. "Ah, baiklah. Kalau begitu, silahkan berunding. Aku akan keluar menyusul Lee Chan. Ah, iya. Untuk biayanya, aku akan tanggung." Kata nyonya Lee dan melenggang keluar.

     Seketika para wanita langsung bergerumul. Mereka membahas topik tadi. "Jadi, bagaimana?" tanya Sowon di awal. "Memangnya, nyonya Lee itu siapa kau, eonni?" Tanya Yuju yang merujuk padaku. "Dia tanteku. Dan otomatis Lee Chan adalah keponakanku." Jawab Sowon.

     "Hmm.. bagaimana ya? Tapi untuk keuangan, nyonya Lee siap membiayainya." Kata Yerin bingung. Yang lain pun ikut berpikir. "Eonni. Memang kepribadian keponakanmu itu, bagaimana?" Tanya Eunha pada Sowon. "Eung? Ah, Chan anak laki-laki yang baik. Ia penurut sekali. Tapi terkadang dia iseng dan penuh tanya." Jawab Sowon.

     Setelah berpikir lumayan lama, "Oke. Aku menerimanya." Kata Eunha lantang. "Kalau aku, sudah pasti menerima." Kata Sowon menyambung perkataan Eunha. Yang lain masih berpikir. Tapi tak lama, mereka tersenyum dan mengangguk. "Aku ingin merasakan menjadi baby sitter..!" Ucap mereka bersamaan.

     Lalu, siapa yang mencuci piring?

=====

Hello! Seconite here..! Haha.. salken(?) Semuanya.. diriku baru terjun di dunia karang-mengarang nih.. jadi kira-kira, bakalan banyak salah dan tentunya masih butuh bantuan dan bimbingan dari kalian.. Hehhe..
Terima kasih para Reader's semoga kalian menikmati ceritanya.
*bow. Duh terharu *hikshiks

One Month Baby SitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang