Eps. 4

245 28 0
                                    

Author' POV

     Weekend. Mungkin bisa dibilang waktu yang tepat untuk berkumpul. Ya, memang benar kenyataanya. Termasuk, para gadis dan seorang anak kecil di dalam rumah ini. Di dalam kos-kosan ini.

     "SinB Ya..! Itu roti bagianku.! Mengapa kau mengambilnyaa.?!!"tanya Yuju pada pelaku yang mengambil roti miliknya. Ya, yang tidak lain adalah SinB yang notabenenya memang jahil. SinB hanya mengeluarkan lidahnya sedikit. Karena setelah itu, Yuju mengejarnya.

     "Aduhh.. mereka itu.."kata Eunha dengan helaan napasnya. Ya, sepertinya sekarang ia sedang mendapat libur. "Kalian..! sudahlah.. ini roti isinya masih ada banyak.!"seru Eunha memanggil mereka. Setelah mereka beputar-putar -sepertinya- di atas, mereka kembali ke bawah dan kembali saling berebut roti.

     "Yang anak kecil sebenarnya siapa?"tanya Sowon menengahi. Mungkin ia agak lelah karena mereka terlalu sering seperti ini. "Haha.. tapi aku senang bisa melihat rumah ini ramai."kata Eunha juga dengan wajahnya yang tersenyum. Manis.

     "Hah?! Kau senang, eonni?! Ya ampun.. ada apa dengan pikiranmu..?"kata Umji. Mungkin dia yang paling terganggu. "Hahh.. Umji memang benar.. terkadang aku terheran. Bisa ya, gadis tampak liar seperti ini.."kata Yerin. Diikuti dengan tertawaan dari mereka yang mendengarkan.

     "Hei. Kami mendengarnya, lhoo.."kata Yuju mewakili mereka berdua. "Ah.. mianhae Yuju-ya.. SinB-ya.."kata Sowon yang juga mewakili gadis lainnya. "Huh. Bagaimana kalau kata maaf saja tak cukup? Dan bagaimana kalau kata-kata kalian menusuk kami?"kata SinB dengan bibir yang sengaja dipoutkan.

     "Ya.. jarang sekali aku melihat SinB bertampang seperti itu."kata Yerin. "Ah.! Aku sedang serius."kata SinB dengan wajah yang dibuat-buat tampak 'ngambek'. "Kalau begitu, kalian ingin apa?"kata Sowon menengahi. "Berikan roti isi itu.!"kata mereka serempak.

Hei..!!

~~~~~

     "Ah.. noona. Yang itu namanya siapa?"tanya Lee Chan pada Yuju sambil jari telunjuknya mengarah pada seorang pria yang sedang bernyanyi dalam sebuah acara variety show. "Ah. Itu Kim Jongdae. Atau Chen dipanggilnya."jawab Yuju.

     "Dari grup apa? Suaranya besar -mungkin maksudnya vokalnya kuat- sekali."tanya Lee Chan lagi. "Oh dia dari Exo. Memang, kan? Suaranya bagus."jawab Yuju lagi. Ya, mereka sedang menonton televisi bersama.

     "Ya, Yuju-ya.. anak kecil seperti Lee Chan masa sudah diperkenalkan pada dunia fangirling mu?"tanya Yerin yang agak khawatir pada Lee Chan. "Hmm entah. Tapi aku merasa senang karena, Lee Chan juga menyukainya."jawab Yuju.

     "Memang, ya. Sepertinya para fangirl itu sangat senang apabila fandomnya bertambah."kata Umji. "Memang kau senang pada mereka, Chan-ah?"tanya SinB dengan nada yang agak disiniskan/? Sepertinya~. "Eung! Aku senang. Mereka semua tampan dan cantik. Aku ingin menjadi seperti mereka."kata Lee Chan bersemangat.

     "Kan sudah kubilang.."kata Yuju dengan mata yang berputar dan mulut yang tersenyum penuh kemenangan. SinB hanya bisa mengalah. "Wah.. Chan-ah. Bagus sekali kalau kau ingin menjadi mereka. Impian yang bagus.!"kata Sowon menyemangati.

     "Hha.. lebih baik jangan.."jawab Eunha. Tatapannya agak sendu. Yang lain serentak menoleh. "Ada apa, eonni?"tanya Umji membuka suara. "Hha.. Sowon dan Yerin eonni tau. Tapi Sowon eonni lebih paham. Kau boleh menceritakannya, eonni."kata Eunha mengijinkan.

~~~~~

Sowon' POV

     Ahh kejadian itu. Kenapa secara tiba-tiba Eunha harus mengingat kejadian itu? Bukankah rasa takutnya bisa muncul kembali?
"..kau boleh menceritakannya, eonni."kata Eunha. Dia membuka suara untuk mengijinkanku bercerita tentang apa yang ia alami. Bisa saja kuceritakan, tapi ia..

     "gwaenchana, eonni."kata Eunha lagi. Ia tersenyum. Seperti memberi tanda padaku bahwa ia baik-baik saja. Aku masih terbingung. Yerin menatapku dan terlihat seperti berkata 'ia bilang tak apa-apa'. Kulihat Eunha lagi. Ia masih tetap tersenyum meyakinkan.

     "Dulu.. aku, Eunha dan Yerin pernah ambil masa trainee bersama."jawabku. Mereka terkejut. Dan serentak berkata,"Apa.?!". Ya, aku tau. Mereka pasti penuh tanya. Dan, kembali kulanjutkan ceritaku. Tentu saja setelah dapat persetujuan dari Yerin dan tentunya Eunha.

     "Kami dulu ikut audisi bersama. Jadi idola merupakan impianku dan Yerin."kataku. Ku ingat kembali ke masa itu. Di mana saat Eunha terpuruk dan bertemu Yerin. Saat itu adalah saat kami berdua sedang mengejar impian kami. Dan Eunha bergabung.

     "Tapi saat setelah audisi, kami diterima di agensi yang berbeda."kataku lanjut. Ya. Kami audisi di agensi dan tempat yang sama. Tetapi, dapat masa trainee di tempat yang berbeda. Bukankah itu aneh? Tetapi saat itu, kami tidak mencurigai apapun.

     "Kami semua ditipu. Dengan cara yang berbeda."kata Yerin menambahkan. "Ya. Aku ditipu dengan masalah pembayaran dan uang pokok. Kalau Yerin, ditipu selama 2 tahun. Mereka berkata akan segera mendebutkannya tapi tak kunjung terjadi. Sedangkan Eunha..."aku berhenti sejenak.

     Eunha tampak seperti menghembuskan nafasnya. Kemudian menatapku. Ia tersenyum dengan sedikit 'pahit'. Seakan-akan ia berkata 'boleh' tetapi yang ia pikirkan adalah sakit yang timbul kembali. Aku menghembuskan nafas. Berusaha menenangkan pikiran dan menentukan jawaban.

     "Ia terlibat kontrak palsu. Dia.."aku kembali berdiam sementara. "Aku ditipu dan terlibat kontrak '성인용사진' (foto dewasa)."kata Eunha tiba-tiba yang membuat kami semua serempak menoleh. "Apaa.??!!"tanya semuanya terkejut.

Eunha' POV

     "Apa.??!!"tanya semua serempak. Terkecuali Yerin dan Sowon tentunya. Mereka berdua terdiam. Mereka tau kalau kejadian itu merupakan hal yang paling menakutkan bagiku. Sedangkan yang lainnya, mereka menatapku dengan bermacam-macam. Ada yang khawatir, tetapi notabenenya mereka penasaran.

     Hha.. kejadian itu. Ya. Dimana itu merupakan saat-saat terpurukku. Aku yang sedang terpuruk, lalu bertemu mereka berdua -Sowon dan Yerin-. Tetapi ketika kami ingin mengejar mimpi, mimpi tersebut bagai mimpi buruk. Aku semakin terpuruk. Bagai jatuh tertimpa tangga. Bertubi-tubi.

     "Ya. Aku benar-brnar terpuruk saat itu. Sebelum malam pelaksanaan itu, aku menangis sangat banyak. Sowon eonni tau, dan untung, keesokannya ayah Sowon eonni -beliau pengacara dengan bisnis food&travel- datang dan melaporkan langsung agensi tersebut. Tak cuman penipuanku. Penipuan yang terjadi pada Sowon eonni dan Yerin eonni juga diselesaikan."kataku tersenyum.

     Ya, pahit. Sangat pahit. Aku harus  kembali mengingat kejadian itu. Tapi aku tak menyalahkan Sowon eonni dan Yerin eonni terhadap kejadian ini. Setidaknya, aku masih beruntung bertemu mereka. Karena, aku tak tau hal terburuk apalagi yang terjadi ketika aku sangat terpuruk saat itu.

     "Jangan menangis, noona."kata Lee Chan. Dia menghampiriku yang sedikit menangis. Kemudian memelukku. Hha.. mengapa aku melibatkan anak kecil pada rasa pahitku? Entah mengapa, mereka secara serempak bergerak juga untuk memelukku. Hha.. aku menghela napas.

"Ada rasa lega di sini."batinku dan kemudian tersenyum merasakan kehangatan.

~~~~~

Hai. Maaf ya, latepost. Terlalu banyak kesibukan/? Ah. Sok sibuk diriku ini. Hahha..
So, i hope you all will be enjoy with this story, kamsahamnida. *bow.

One Month Baby SitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang