Eps. 1

485 44 0
                                    


Sowon' POV

     Setelah keputusan yang semalam kami ambil, sekarang disinilah aku. Di dalam kos-kosan -milik orangtuaku- dengan 5 orang gadis dan 1 orang anak kecil berumur 5 tahun. Untuk saat ini, ia memang belum sekolah. Dia -anak kecil itu- masih tertidur nyenyak tak jauh dari kasur ku -di dalam kamarku tentunya-. Ah, iya! Pukul berapa sekarang? Aku melihat jam pada nakas di sebelahku. Oh, masih pukul 6 pagi. Tapi, bukankah aku harus menyiapkan sarapan, setidaknya?

     "Morning, Noona!" Sapa seseorang. Ya, aku tau siapa ini. Lee Chan. Berarti dia sudah bangun. "Eo, morning Chan-ah!" Sapaku kembali. "Noona lagi apa?" Tanyanya. Ia tampak antusias dengan apa yang sedang kulakukan. "Mm? Aku sedang mempersiapkan sarapan untuk kau, untuk kalian. Kau ingin apa untuk sarapan, Chan-ah?" Kataku. Mungkin ia punya suatu saran makanan apa yang akan dibuat?

     "Roti gulung isi kornet..!" Jawabnya bersemangat. Disertai dengan tunjukkannya pada sekaleng kornet di kulkas. Tentu saja setelah kubukakan. Aku melihat-lihat pada beberapa bahan dan menimbang. "Semoga segini cukup." Batinku. Ya, mau tidak mau aku harus memastikan takarannya untuk 6 orang dan 1 anak kecil.

     Aku mulai dari menggoreng kornet nya. "Chan-ah. Apa kau punya makanan kesukaan?" Tanyaku pada Lee Chan. "Aku suka makanan manis." Jawabnya mantap. Ah seperti itu. Jawabannya sama seperti layaknya anak kecil pada umunya.

     "Kalau makanan yang kau tak suka? Atau mungkin kau alergi?" Tanyaku lagi. Ya, ini harus kutau. Barangkali, Ia punya alergi terhadap sesuatu. "Em.." ia terlihat menimang. Mimik mukanya lucu sekali. "Setau ku, aku tidak ada alergi. Hanya saja untuk ikan-ikanan -mungkin maksudnya seafood-, kalau belum dicuci bersih, maka aku akan gatal-gatal." Jawabnya. "Setidaknya, itu yang ibu beri tau padaku." Tambahnya lagi.

     "Ah.. seperti itu, Chan-ah."Kataku yang mulai sibuk menggulung roti. Tak lama, akupun selesai dengan roti-roti ini. Aku sengaja melebihkannya. Barangkali ada yang mau tambah rotinya lagi.

     "Chan-ah. Boleh aku minta tolong?" Tanyaku pada Chan. "Tolong lihat apakah noonadeul sudah bangun." Pintaku padanya. "Yes, Noona!" Ia segera beranjak. "Hati-hati naik tangganya, Chan-ah!" Seruku mewanti-wanti Lee chan. Dan tak lama, para gadis muncul.

     "Aa.. eonni. Sekarang giliranmu yang memasak?" Tanya Yuju. Mereka berjalan sempoyongan, sambil mengucek-ngucek mata mereka. Terlihat sekali bahwa mereka masih mengantuk. "Eung." Jawabku singkat sembari menambahkan saus pada roti isi ini.

Author' POV

     "Dimana Eunha?" Tanya Sowon. Wanita itu, Eunha. Ia memang jarang terlihat di rumah. "Ah, tadi dia bilang padaku, bahwa dia berangkat lebih pagi." Jawab Yerin yang merupakan orang yang bersebelahan kamarnya dengan Eunha.

     "Sowon noona. Eunha noona itu siapa?" Tanya Lee Chan. Ah, iya. Mereka lupa saling mengenalkan diri pada Lee Chan. "Mm.. Eunha noona itu, salah satu dari kami. Dia yang semalam menyambutmu dengan antusias." Jawab Sowon. "Lalu dia kemana sekarang?" Tanya Lee Chan lagi. Memang benar kata Sowon, bahwa Lee Chan anak yang penuh tanya. "Dia sedang bekerja. Pekerjaannya banyak." Jawab Sowon lagi.

     "Wah.. Lee Chan benar-benar penuh keingintahuan, ya?" Ungkap Yerin. "Bagaimana rasanya jadi anak kecil, Chan-ah?" Tanya Yuju dengan bodohnya. "Ya! Mana dia mengerti hal itu. Memang kau tak pernah jadi anak kecil apa??" SinB membalas pertanyaan Yuju dengan ketus.

     "Memang kenapa sih? aku kan, hanya bertanya." Jawab Yuju pada SinB ditambah pout pada bibirnya. "Aigoo.. eonnideul kenapa sih? Masih saja bertengkar tak penting di depan orang baru. Seorang anak kecil lagi." Kata Umji. Mungkin dia sudah tak kuat melihat keramaian yang terjadi akibat mereka berdua.

     "Noonadeul ramai sekali!" Seru Lee Chan. Disertai senyumnya yang mengembang. "Chan-ah. Asal kau tau, biasanya mereka bisa lebih berisik daripada ini!" Kata Umji dengan melebih-lebihkan mimiknya. "Yaa.. tapi setidaknya kami selalu membuat kos-kosan ini berwarna." Jawab Yuju disertai anggukan tanda setuju dari SinB.

     "Waah.. tumben sekali kalian saling setuju satu sama lain." Kata Sowon dengan wajah bingungnya juga wajah bingung yang lainnya. "Ah.. molla molla.!" Sergah SinB. Ia lalu mengecek handphonenya. Sepertinya, ada pesan yang masuk. "Ah, semuanya. Aku harus buru-buru ya! Gyeom-i sudah menuju kesini" kata SinB lagi. Lalu segera kebelakang untuk bersiap-siap.

     "Noona. Gyeom-i itu siapa?" Tanya Lee Chan pada Sowon. "Eung.. Gyeom-i itu.. Yugyeom. Kekasih SinB noona, Chan-ah." Jawab Sowon. Semua menghela napas. "Enak ya, yang punya kekasih. Tak jomblo seperti diriku." Kata Yerin dengan lemah. "Hmm.. benar. SinB yang tampak seperti preman saja punya.. apalah dayaku inii.." tambah Yuju juga dengan suara yang lemah.

     "Ya, Yuju! Bagaimana kau ingin punya kekasih, kalau kau hanya terpaku pada pria-pria layar kaca itu." Kata Sowon menyanggah Yuju. "Ah, eonni.. bukannya kau mendukungku yang mencintai pria-pria layar kaca itu? Bahkan kau sempat rela memberi tanda tangan Shownu yang kau miliki padaku, Benarkan?" Balas Yuju yang merasa hal yang dilakukkannya selama ini tak didukung.

     Disisi lain, Lee Chan berbisik pada Umji, "Noona. Pria-pria layar kaca itu apa?". "Eung? Ah.. pria-pria layar kaca itu, para pria yang kita lihat di layar televisi, Tidak kita lihat secara langsung." Jawab Umji. Juga dengan sedikit berbisik pada Lee Chan. "Ah.. yang suka menari-nari itu ya?" Tanya Lee Chan kembali. "Matjja..!" Jawab Umji setengah berteriak. Secara otomatis membuat semua refleks menengok padanya. Umji pun tertawa renyah sambil menahan rasa malunya -mungkin-.

One Month Baby SitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang