Part 6

288 16 0
                                    

"Seperti kata orang mantan seharusnya tidak harus dikenanang karena mantan bukan pahlawan,tetapi jika bagiku harus dikenang karena bagaimana pun hidupmu pernah bahagia karena nya."

Kemudian Nanas mengantar Mama Adit turun ke bawah lalu menemui perempuan yang tadi bersama Mama Adit kemudian mereka berdua pulang.

Keesokan harinya Nanas mengajak Adila untuk datang ke acara Pernikahan Lisa yang kayanya adalah anak dari Mamanya Adit dan otomatis dia adalah Kakak atau adik Adit yang tidak pernah Adit perkenalkan,begitulah pikiran Nanas saat itu.

Sesampai nya dipesta mereka bersalaman di pelaminan bersama kedua mempelai disana terlihat banyak saudara saudara Adit yang Nanas kenal.

Lalu tujuan utama dia kesini adalah untuk bertemu Adit,tetapi dimana dia.
Kemudian ia memberanikan diri untuk bertanya ke salah satu saudara Adit yang sedang tidak begitu sibuk.

"Hello,Nad."ucap Nanas sambil menepuk pundak seorang gadis yang sedang memegang minumannya.

Yah,Nad dia adalah Nadira Felicia saudara alias sepupu dari Adit,mantanya.Mereka saling berpelukan karena sudah lama juga sejak Adit dan Nanas putus dia tidak pernah bertemu lagi.

Tanpa basa basi Nanas langsung bertanya informasi mengenai  Adit namun Nadira tidak menjawab mengenai hal itu tetapi melenceng ke lain halnya.

Tetapi Nanas berusaha untuk memaksa Nadira agar mau mengeluarkan kata kata sedikit mengenai Adit.

"Nad,lo tau keberadaan Adit."tanya Nanas.

"Adit?Ehm lo kemana aja selama ini gue kangen liburan bareng lo lagi."ucap Nadira mengalihkan semuanya.

"Iya Adit.Kemana gue selama ini ga penting intinya gue selalu mencari dimana keberadaan Adit."ucap Nanas.

"Dimana Adit."lanjut Nanas yang membuat Nadira seperti tertekan.

"Sorry gue ga bisa ngasih tau keberadaan Adit."jawab Nadira.

"Adit masih ada didunia ini kan Adit belom mati."tanya Nanas mulai sedikit mengeluarkan air matanya.

"Adit masih ada kok bahkan dia ada disekitar lo saat ini percaya sama gue."ucap Nadira sambil mengusap air mata Nanas.

"Disekitar gue? Mana mungkin ?."tanya Nanas.

"Udah yah gue masih banyak urusan lain kali kita ngobrol lagi."ucap Nadira sambil meninggalkan Nanas.

***

Disisi lain hari ini alias malam ini juga adalah hari dimana Tama mengajak Adila untuk dinner di salah satu restoran ternama di Jakarta sebut saja 'AM Restaurant' yang berada diwilayah pinggiran kota Palmerah.

Adila dengan santainya berjalan disamping Tama layaknya bukan seorang sahabat melainkan seorang pasangan kekasih yang sedang dimabuk cinta.

Mereka memilih posisi duduk di seat tengah dengan dua buah kursi.

Belum lima menit mereka duduk seorang pelayan restaurant datang dan membawa sebuah buku menu yang akan diberikan kepada Tama dan Adila.

"Permisi maaf apa yang ingin kalian pesan."ucap Pelayan sambil memberikan buku menu lalu mereka mengambilnya.

"Mba,saya mau Beef Steek sama Red Valvet."pesan Adila sambil menutup buku menu.

"Oh iya saya mau America Noodle sama Orange Juice."pesan Tama sambil menutup buku menu.

Kemudian setelah mereka menutup buku menu itu,mereka menyerahkan kepada pelayan yang sedang mencatat menu yang sudah dipesan.

Tidak lama kemudian pelayan itu pergi untuk memenuhi pesana Tama dan Nanas.
Sambil menunggu pesanan mereka berbincang bincang tentang beberapa hal.

"Dil,lo sama Nanas udah sahabatan lama."tanya Tama.

"Banget malah.Gue sahabatan sama dia dari sebelum lahir sampai sekarang kali."ucap Adila.

"Lo tau semua tentang dia."tanya Tama dengan ragu.

"Tau sih,eh tapi gue ga tau tentang percintaan dia.Dia terlalu tertutup sama cinta nya,buktinya kemaren dia ternayat udah pacaran sama Reza tapi ternyata dia ga mau cerita sama gue."ucap Adila.

"Lo kenapa nanyain Nanas? Suka?."ucap Adila dengan polosnya.

"Ya enggalah kenal juga baru."ucap Tama.

"Baru juga menyenangkan loh."ucap Adila.

Setelah makanan datang mereka langsung menyatapnya dan tidak lama kemudian mereka pulang karena Adila ada urusan dengan Nanas itu artinya dia harus menemui Nanas dan mengunjungi rumahnya yang kebetulan berada di daerah Rancho Indah Jakarta Selatan yang lumayan jauh tetapi Tama dengan setia menghantar Adila ke rumah Nanas walaupun akhirnya Tama pulang karena hari sudah larut malam dan tidak mungkin menunggu Adila yang sedang bersama Nanas.

Setelah Tama pulang Adila masuk kw dalam rumah Nanas yang sudah dibukakan oleh pembantu rumah tangganya.
Kemudian Adila masuk kedalam ruangan berwarna hitam dengan corak berbau London yang terukir berwarna putih,apa lagi kalau bukan kamar Nanas.

Disana Nanas sedang duduk di kursi dengan baju gaun sambil mengetik sesuatu yang ada di laptopnya kemudian dila memeluknya dari belakang dan dibalas oleh Nanas tetapi tak lama kemudian dilepaskan karena tidak mungkin pelukan berjam jam.

"Ngapain lo malem malem ngetik make gaun dan kenapa lo nyuruh gue kesini."tanya Adila sambil duduk di kasur Nanas yang letaknya tidak jauh dari kursi yang diduduki Nanas.

"Gue abis dari pesta pernikahan kakaknya Adit dan gue nyuruh lo kesini karena gue mau ngasih tau lo kalo gue dapet info katanya Adit masih ada disekitar gue."ucap Nanas sambil mengalikan laptop nya.

"What kakaknya? Dan disekitar lo ?."tanya Adila dengan nada tidak percaya.

"Gue juga ga tau kakaknya yang mana dan gue ga tau mana Adit yang selama ini gue kenal."ucap Nanas.

"Udahlah dengan cara lo kaya gini apa lo bakal nemuin Adit lo ga boleh maruk milih dua duanya karena lo itu punya Reza bukan punya Adit lagi dan Adit itu cuma mantan lo doang."nasihat Adila.

"Tapi apa salah nya gue cari tau keadaan Adit saat ini."ucap Nanas.

"Sadar lo udah 3 tahun ditinggal sama laki laki ga jelas itu."ucap Adila.

"Gue masih sayang sama dia,Dil."ucap Nanas.

"Bodoh dari sekian banyak lelaki kenapa lo terus stuck di dia."ucap Adila.

"Karna dia cinta pertama gue."ucap Nanas lalu terdiam.

"Sorry kalo gue ngomong keterlaluan sama lo."ucap Adila aambil mengelua pundak Nanas.

"It's okay."ucap Nanas.

Keesokan harinya Nanas harus pergi kuliah sampai jam 3 sore dan setelah pulang kuliah Nanas mempunyai janji untuk menemani Tama ke daerah Puncak untuk melakukan refreshing karena kebetukan besok adalah hari weekend .Tama memilih Nanas karena Adila sedang pergi ke Surabaya untuk beberapa hari kedepan karena urusan keluarga jadi otomatis Nanas lah yang dipilih.

Tepat sore itu juga mereka langsung menuju ke daerah puncak dengan menaiki Mobil Audi berwarna hitam milik Tama di Jakarta.

Dengan posisi Tama didepam sebagai sopir dan Nanas disampingnya sebagai penumpang sekaligus sebagai tourguide khusus untuk Tama.

Perjalanan yang hampir jauh membuat mereka tidak hanya berdiam diri melain kan keduanya saling membuka pembicaraan.

Hayo siapa yang membuka pembicaraan dan gimana mereka di Puncak.
Maaf yah kalo emang cerita nya ga jebo.Tolong dong Vote,Coment,dan Follow karena cuma itu yang bisa bikin para penulis bahagia.
Makasih
Jakarta,  15 September 2017
Restia Vembri Kinasih.

MASA LALU [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang