Three

8.9K 533 16
                                    

"Hai Mom,"

"...."

"Aku baik-baik saja,"

"....."

"Semuanya sudah di siapkan. Mom, Dad dan Jeremy pasti akan datang kan pekan ini ke acara pernikahanku?"

"....."

"Aku sangat berharap kalian datang,"

"....."

"Tidak Mom, kami hanya melakukan pemberkatan di Gereja yang ada di Boston dan acara kecil-kecilan setelahnya."

"......"

"Ya,"

"Hai sayang," sapa Etha mengecup pipi Arin yang sedang duduk di sebuah sofa. "Siapa?" bisik Ethan.

"Mom, kau mau berbicara dengannya?" tanya Arin yang di angguki Ethan. Ia mengambil Iphone Arin dan mulai berbicara.

"Hai Miss. Drummond."

"...."

"Ya, kami baik-baik saja di sini. Putri kesayangan anda pun begitu sehat dan sangat bahagia."

"....."

"Ya, kami menunggu kedatangan anda. Apalagi ini pertemuan pertama kita."

"....."

"Ya, terima kasih."

"...."

"Oke, sampai jumpa." Ethan menutup sambungan telponnya dan langsung merebahkan kepalanya di atas pangkuan Arin.

"Apa mereka akan datang?" tanya Arin.

"Pasti, sayang." Ethan menampilkan senyumannya pada Arin yang mengusap kepala Ethan.

"Sudah 5 tahun aku tak bertemu dengan mereka," ucap Arin.

"Kau sangat merindukannya?"

"Ya sangat, aku begitu merindukan mereka. Kami terbiasa hidup berjauhan dan mengurusi kesibukan masing-masing," ucap Arin tersenyum miris karena selama ini dia selalu hidup sebatang kara. Mungkin saat Senior high class, kalau ia tak bertemu Rachel. Saat ini dia akan tetap menjadi seorang gadis yang terpuruk dalam kesepian dan kesendirian. Tetapi syukurlah semuanya berubah setelah ia mengenal Rachel dan juga Ethan. Pria yang sangat dia cintai.

"Kamu tidak akan pernah merasakan kesepian lagi, Arin." Ethan berucap seraya mengusap pipi Arin. Arin tersenyum kecil.

"Selama ada kamu di sisiku, aku tak akan pernah merasakan kesepian," ucap Arin tersenyum manis hingga memperlihatkan lesung pipinya. "Bagaimana keadaanmu?" tanya Arin.

"Sudah lebih baik," ucapnya.

"Kamu tidak ke markas?" tanya Arin.

"Tidak, sekarang bukan tugasku. Jerry dan Vallen sedang melakukan penyelidikan tentang keberadaan Gerald."

"Aku berharap mereka semua segera ketemu. Dan kita bisa menikmati hidup dengan damai," ucap Arin membuat Ethan bangun dari rebahannya dan menatap ke arah Arin.

"Maafkan aku, Arin. Karena aku, kamu jadi terlibat dalam masalah ini," ucap Ethan dengan tatapan penuh penyesalan.

"Tidak Ethan, jangan katakan itu. Aku senang seperti ini, asal aku bisa selalu berada di dekatmu dan bersamamu," ucapnya membuat Ethan tersenyum lebar dan mengecup bibir Arin dengan lembut.

"Aku mencintaimu, Arin."

***

"Apa yang sedang kau pikirkan Arin?" tanya Rachel saat ini mereka berdua tengah duduk di kantin kampus. Arin tampak merenung mengaduk minumannya tanpa minat untuk meneguknya.

Pernikahan yang tak DiinginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang