Four

8.6K 562 17
                                    

Arin sedikit bingung dengan sikap Ethan. Sejak tadi Ethan tampak menjadi sosok yang pendiam. Bahkan saat mereka menuju ke penthouse untuk menikmati malam pertama mereka. Rachel bahkan memilih untuk menginap di rumah adiknya Tom hanya untuk tidak menganggu mereka berdua.

Arin mengerutkan keningnya saat Ethan bersikap dingin padanya dan melepaskan tuxedo hitam yang ia gunakan. "Acaranya sangat mewah, dan syukurlah semuanya berjalan dengan lancar," ucap Arin berusaha memecah keheninga.

"Hmm,"

"Ini sepertinya kerjaan Rachel, kamarmu jadi indah dan romantis begini," ucap Arin menatap sekeliling kamar yang tampak indah dan di sulap seromantis mungkin.

Ethan menoleh ke arah Arin yang berdiri di sampingnya masih dengan menampilkan senyuman lebarnya hingga lesung pipinya terlihat. "Apa kamu bahagia?" tanya Ethan.

"Ya, aku sangat bahagia. Inilah impianku selama ini, menikah denganmu, pria yang begitu aku cintai." Arin tersenyum penuh kebahagiaan tanpa menatap ekspresi murka dari Ethan, karena Etha berjalan ke belakang tubuh Arin yang masih terbungkus gaun pernikahannya.

"Begitukah? Apa kau pikir ini akan berhasil dan membuat kita bahagia?" tanya Ethan membuat Arin sedikit mengernyit bingung.

"Kenapa kamu berkata seperti itu? Bukankah kita saling mencintai?" tanyannya.

"Dulu aku memang sangat mencintaimu." Ucapannya tertahan mebuat Arin menoleh dan menatap langsung manik mata Ethan di depannya. Pria yang sudah sah menjadi suaminya, "Tetapi sekarang berbeda."

Deg

"Maksud kamu?" Arin melihatnya, tatapan asing yang sangat menakutkan yang di tunjukkan oleh Ethan.

"Sekarang ada jarak di antara kita, ada api kebencian di antara kita!" mata wanita itu membelalak lebar. "Cinta yang memberikan surga itu kini sudah di terlahap hangus oleh api neraka penuh kebencian dan DENDAM!!!" wanita itu memekik saat sang pria mencekik lehernya.

"Ethan!" pekiknya menahan tangan Ethan yang mencekik lehernya membuat nafasnya tersenggal-senggal. "Ethan apa yang kamu lakukan?"

"Kau ternyata sudah menipuku selama ini!" pekiknya begitu menggelegar di dalam kamar.

"A-aku ti-tidak paham," ucapnya terbata-bata karena tenggorokannya terasa panas dan sakit.

"Kau menipuku selama ini, dengan datang dan masuk ke dalam kehidupanku! Kenapa Arin? Apa keluargamu belum puas menghancurkan kehidupanku selama ini, hah?" bentaknya sangat menakutkan.

"A-apa maksudmu? Aku sungguh tidak mengerti," gumamnya sudah mulai melemah. Dadanya terasa semakin sesak dan lehernya terasa sangat sakit.

"Kau!!!" ucapnya menatap manik mata Arin yang sudah menjatuhkan air matanya. Mata Ethan memerah dan begitu menyeramkan. "Kau ada putrinya!"

Ethan mendorong tubuh Arin hingga terjerambab ke atas ranjang dan ia memalingkan wajahnya segera. Air mata Arin adalah kelemahannya. Cinta itu adalah kelemahannya, dan Ethan harus berusaha melawan itu.

Arin masih terbatuk-batuk dan segera bangun dari rebahannya. "Putri? Putri siapa maksud kamu, Ethan? Aku sungguh tidak paham?" isaknya.

"Kau putri dari JEFF sialan itu!"

Mata Arin seketikan membelalak lebar, rasa sakit di tenggorokannya seketika menghilang. "Apa? I-itu mustahil. Daddyku bukan Jeff," kekeh Arin berusaha menyangkalnya.

"Aku tidak buta, dan wajah itu masih melekat dalam ingatanku. Joseph Drummond adalah Jeff, salah satu ketua mafia terbesar di A.S. Dan dia yang ada di balik kehancuran keluargaku dan dia yang sudah memperkosa Kakak kandungku hingga ia memilih untuk bunuh diri karena mengandung anak pria sialan itu!"

Pernikahan yang tak DiinginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang