Ini menceritakan tentang isi journal nya Emelly. Pov Emelly._----------------------------------------------------------
Hari ini Minggu siang, Bryan menemaniku di toko bunga setiap dia libur bekerja. Karena setiap minggu karyawan ku libur. Bryan sekarang sudah menjadi seorang arsitek di perusahaan konstruksi terbesar di negri ini. Bagiku membanggakan, walau dia selalu merendah dengan berkata 'arsitek junior'. Lalu bagaimana denganku?? Aku lulusan arkeologi. Tapi apa yang aku kerjakan tidak lah berhubungan dengan ilmu ku.
Masih ingat beberapa hari yang lalu saat aku bertemu dengan Mr.Hanks?? Yah, dia membicarakan tentang proyek penelitian di Mesir musim panas ini. Aku diminta untuk membantunya menjadi pembimbing senior untuk mahasiswa tingkat 6. Proyek ini di danai dan di fasilitasi penuh dari pihak kampus. Lalu apa jawabanku?? Tentu saja tidak. Aku menolaknya. Aku tidak bisa meninggalkan toko bunga ku dalam jangka waktu yang lama.
Aku menyukai ilmu arkeologi dan semua yang berhubungan dengannya. Tapi aku jauh lebih mencintai toko bunga ku. Ini adalah toko bunga yang ayahku rintis sejak aku kecil. Ini adalah kecintaannya. Banyak sekali kenangan aku dan ayahku disini. Aku sama sekali tidak menyesal dengan keputusanku untuk meneruskan usaha toko bunga ini.
Aku dan Bryan sedang makan es krim rasa green tea yang Bryan bawa tadi. Rasa nya segar sekali makan es krim di siang hari di awal musim panas ini.
"Hey, apa kau tau jika Mrs. Warren mempunyai anak laki-laki bernama Roadez?" Tanya ku.
Aku melihat perubahan ekspresi dari wajahnya. Kemudia dia mengangguk. Oh aku bisa mengorek informasi darinya.
"Aku kau mengenalnya?" aku penasaran.
"Iyah"
"Apa saja yang kau tau?"
"Kenapa kau ingin tau?"
Kenapa aku ingin tau? Aku juga tak tau kenapa aku tiba-tiba bertanya tentang Roadez kepada Bryan.
"Aku bertemu dengannya di kampus saat aku ada janji dengan Mr.Hanks di kampus"
"Lalu kau tertarik dengannya?? Banyak yang bilang dia tampan"
"Tidak tidak sama sekali. Justru aku membenci nya. Ada insiden buruk yang terjadi".
Jika aku mengingat kejadian itu, aku sangat membenci Roadez. Setelah apa yang telah dia lakukan kepada novel kesayanganku, rasa nya aku ingin memaki-makinya. Aku menceritakan semua nya kepada Bryan. Dan sialnya Bryan pun tertawa meledekku.
"Andai saja aku bisa melihatmu waktu itu". Kata nya kembali tertawa.
"Kurasa dia laki-laki yang bodoh"
"Bodoh? Kurasa tebakanmu meleset Emelly. Justru dia itu sangat pintar. Umur 20 tahun dia sudah lulus dari fakultas kedokteran Oxford dan menjadi lulusan terbaik di angkatannya"
Oh benarkah?? Itu gila....
"Dan sekarang dia sudah menjadi seorang dokter di Walcott Hospital milik ayahnya sendiri" sambungnya.
Aku shock mendengar nya. Se keren itu kah dia. Tampan, pintar, ibunya pemilik universitas, ayahnya Pemilik rumah sakit. Pria idaman sekali.
"Itu berarti dia bernama Roadez Walcott bukan Roadez Warren?"
"Lebih tepatnya Roadez Frederick Walcott. Dia putra bungsu Mrs. Warren".
"Bagaimana kau bisa tau banyak tentang nya?"
"Kami saling mengenal. Aku pernah beberapa kali bertemu dengannya, orangtua kami berteman baik".
"Apa kalian sedang membicarakan ku?". Tiba-tiba terdengar suara asing dihadapan kami.
Aku membelalakkan mata ku. Kurasa Bryan pun sama kagetnya denganku. Bagaimana mungkin tiba-tiba dia ada disini. Orang yang sedang kami bicarakan sekarang berada di hadapan kami.
Roadez...
Aku tak bisa berkata apa-apa. Kenapa jantungku juga merasa berdebar sangat cepat. Sial, dia sangat tampan. Hanya memakai T-shirt putih polos dan celana jeans dia terlihat mengagumkan.
"Kau memang hebat, aku tak menyadari kehadiranmu". Bryan angkat bicara.
"Bukan aku yang hebat. Tapi kau yang payah". Kata Roadez enteng.
Ah, aku kembali tersadar dengan kata-katanya barusan. Pria ini adalah pria yang menyebalkan. Aku menyesal sempat terpesona dengannya.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku ketus.
"Aku ingin membawamu pergi"
"Apa? Apa kau sudah gila?"
"Aku memang harus membawa mu pergi Emelly Kayden". Dia menekan kan namaku. Darimana dia tau nama ku. Ah, tentu saja dari ibu nya.
"Aku tidak mau pergi denganmu. Jangan memaksa". Mendengar perkataanku kemudian dia menarik paksa tanganku ingin membawa ku keluar.
"Lepaskan aku brengsek" aku meronta ronta menarik tanganku dari genggamannya.
"Kau tidak bisa melakukan ini pada nya Roadez". Bryan berdiri mencoba menghalangi.
"Minggirlah aku tidak punya urusan denganmu"
"Jika menyangkut Emelly itu berarti urusanku".
"Benarkah?" Kulihat dia tersenyum sinis kemudian dia mengangkat tangan kirinya. Dia memamerkan gelang yang bersinar ke arah Bryan. Lagi-lagi gelang norak itu.
Seketika wajah Bryan berubah pucat dan tak bergeming. Ada sesuatu yang aneh. Ada apa dengan gelang norak itu?
"Sekarang Ms.Kayden adalah urusanku. Bisa kita pergi sekarang Ms.Kayden?"
"Aku tidak mau. Aku harus menjaga toko ku. Kau ini sudah gila yah. Lepaskan aku".
Roadez tak menghiraukan penolakkan ku. Dia menarik ku keluar toko. Aku merasa seperti di culik. Bryan pun tak mencoba menolong ku lagi.
"Bryan aku titip toko ku". Aku berteriak saat aku sudah diluar toko.
"Masuk lah ke mobil Emelly" perintahnya. Dia membukakan pintu nya untukku.
Wow ini mobil sport mewah. Pria ini memang punya banyak uang.
"Aku tidak mau"
Tanpa basa basi Roadez mendorongku masuk ke mobil. Alhasil aku masuk dalam posisi yang tidak mengenakan. Dasar pria kasar, tukang perintah, pemaksa dan sangat sangat menyebalkan.
"Sebenarnya ini ada apa Mr.Walcott? Apa kau mau menculikku?" tanyaku gusar saat dia sudah berada di sampingku bersiap untuk mengemudi
"Yang pertama panggil saja aku Roadez. Yang kedua aku tidak menculikmu. Aku di perintahkan ibu ku untuk membawamu. Yang ketiga aku akan memberikan kejutan untukmu, yah anggap saja sebagai permintaan maafku" Roadez berkata dengan tenang.
Untuk apa Mrs. Warren ingin bertemu denganku?
Kejutan untuk menebus kesalahan?
Apa yang akan dia lakukan?
Entah Roadez yang gila atau aku yang bodoh dengan pasrah saja aku tak melawannya lagi.*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Journal Books
RomanceDicintai kemudian dilupakan... Itu lah yang disebut dengan kutukan... - Roadez - Tak ada perjuangan yang tak membuahkan hasil. Tak ada pengorbanan yang sia-sia. Sejauh apapun kau membuangnya, mencoba menghilangkannya, pada akhirnya cinta sejati teta...