Ini menceritakan tentang isi journal nya Emelly. Pov Emelly._----------------------------------------------------------
"GWENNN" aku berteriak dengan lantang.
Aku tak bisa menutupi keterkejutanku dan kesenanganku saat sosok perempuan yang aku kagumi kini berada di hadapanku. Bukan penyanyi terkenal ataupun bukan aktris penyabet piala oscar. Tapi ini adalah novelis terbaik sepanjang masa versiku.
Aku tak peduli tatapan mereka seperti apa saat ini kepadaku. Oh sungguh aku ingin memeluk nya.
"Oh ya Tuhan, aku pengagum berat mu" kataku kini dengan raut wajah yang sumringah."Benarkah? Aku merasa tersanjung mempunyai penggemar secantikmu".
"G, ini Emelly yang pernah aku ceritakan". Roadez kemudian melirik ke arahku. " Emelly, dia Gwen saudara perempuan ku. Tapi aku biasa memanggilnya hanya G". Kami berjabat tangan dan kemudian tiba-tiba Gwen memelukku. Hal yang sedari tadi ingin aku lakukan.
"Aku pernah mengantri untuk meminta tanda tanganmu saat peluncuran buku terbaru mu". Kataku antusias.
"Aku senang sekali mendengarnya. Bagaimana cerita nya? Kau suka?"
"Tentu saja, aku ingin tau bagaimana kau bisa mengarang cerita itu dengan sangat bagus. Aku menangis semalaman. Aku benar2 menunggu sekuel berikutnya. Apa ini akan berakhir happy?"
"Tidak ada kisah yang berakhir bahagia Emelly, tidak ada". Terdengar kepahitan dari nada bicaranya.
"G, bisa kau menandatangani novel baru mu dan memberikan pada Emelly? Aku berhutang padanya. Aku telah membuat novel kesayangannya rusak".
Apa ini kejutan yang Roadez janjikan untukku?
"Apa kau sudah menjadi kekasih dari adikku yang bodoh ini?" bisiknya.
Bukan bodoh, tapi sinting.
Pertanyaan macam apa itu? Bagaimana mungkin si sinting itu adalah kekasihnya. Baiklah mungkin ini waktunya bagiku berbicara yang sebenarnya. Aku melepaskan pelukanku.,
"Sebenarnya aku tidak mengerti ada apa ini. Yang pertama, Aku terkejut ketika tiba-tiba Roadez menarik paksaku pergi dari tokoku tanpa memberitahuku apa-apa. Aku merasa tidak nyaman karena sebelum nya aku memang tak begitu mengenal Roadez"
"Apa kau memaksanya?" Mr. Walcott kini menatap tajam anak bungsunya.
"Dia menolak ikut denganku dan kulihat dia sedang berduaan dengan Bryan anak dari Mr. Franklin" Roadez menunjukkan ketidaksukaannya pada Bryan. Apa-apaan ini. Kebersamaanku dengan Bryan sama sekali tak ada hubungan dengannya.
Aku melanjutkan opini ku.
"Kedua, Jujur saja aneh rasanya bagiku, aku tidak begitu akrab dengan anda Mrs. Walcott lalu Roadez bilang kau mengundangku makan siang bersama. Ketiga, aku bingung ada banyak obrolan dari kalian yang aku tidak mengerti yang menyiratkan ada sesuatu antara aku dan Roadez".
Akhirnya aku berhasil mengungkapkan uneg-uneg ku yang sedari tadi ingin meledak. Aku memang butuh penjelasan untuk apa aku hadir sekarang di tengah-tengah mereka. Keluarga yang bahkan belum aku kenal.
Mereka menatapku dengan tatapan yang tidak bisa aku mengerti. Apakah ada yang mereka sembunyikan dariku. Beberapa detik hening. Tak ada yang mencoba membuka suara.
"Aku akan menjelaskan nya nanti Emelly, aku pasti akan memberitahu mu" janji Roadez.
"Baiklah, apa bisa sekarang kita mulai makan. Ah aku lapar sekali."
Aku tau Gwen mencoba mencairkan suasana. Yah, setidaknya akupun harus bersikap sopan untuk percaya kepada Roadez untuk menjelaskan semua ini kepadaku.
*****
Tidak buruk, menyenangkan sekali bisa makan bersama keluarga Roadez. Mereka sangat ramah kepadaku. Kehangatan keluarga yang sudah lama tidak aku dapatkan. Aku menyukai keluarga ini. Mereka mengasihi satu sama lain. Suatu nanti aku berharap akan memiliki keluarga yang bahagia seperti mereka.
Mereka tidak menganggapku sebagai orang asing. Mrs. Warren begitu lembut. Mrs Walcott perhatian padaku, dia mempunyai aura kebapak-an yang kuat. Travis, dia memang irit bicara tapi dia begitu romantis kepada istrinya terlihat dari bagaimana dia menatap July dengan penuh cinta. July, ibu hamil yang sexy dan murah senyum. Gwen, idolaku yang sangat baik dan banyak bicara terlebih banyak bertanya tentang diriku dan hidupku
Roadez, membingungkan. Kesan pertamaku tentang dia sangatlah buruk. Tapi saat di kediamannya tadi, dia begitu lembut dan perhatian. Dia memotong-motong steak sapi ku sebelum aku memakannya. Menepuk nepuk pundakku saat aku tersedak, dan dia selalu menggenggan tanganku dengan posesivnya. Semakin lama aku menatap matanya , semakin aku hanyut dalam pesonanya. Ah, si sinting yang tampan.
"Emelly, aku tau mungkin ini memang membingungkan untukmu. Sekarang jika aku menceritakannya mungkin kau tidak akan percaya. Pelan-pelan Emelly, yah pelan-pelan kau akan mengetahuinya. Sebagai awalan, apakah kau mau menjadi temanku?"
Kata-kata Roadez tadi memang terus berputar di otakku. Ok aku memang tak mengerti. Tapi tawaran untuk menjadi temannya tak patut untuk aku abaikan. Terselip perasaan senang ketika mendengar perkataan Roadez.
*****
![](https://img.wattpad.com/cover/119299139-288-k517924.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Journal Books
RomansaDicintai kemudian dilupakan... Itu lah yang disebut dengan kutukan... - Roadez - Tak ada perjuangan yang tak membuahkan hasil. Tak ada pengorbanan yang sia-sia. Sejauh apapun kau membuangnya, mencoba menghilangkannya, pada akhirnya cinta sejati teta...