*Disarankan sambil mendengarkan lagu berjudul Waltz for Two by Fujimoto Takako
Tap.. Tap.. Tap.. Kakiku terus melangkah ke tempat tujuanku. Tetapi ada sesuatu yang janggal sejak aku turun dari kereta, yaitu ada seseorang yang membuntutiku. Dari tadi, dia selalu berjalan dibelakangku. Dengan penampilannya yang aneh, yaitu kacamata hitam dengan jas hitam, semakin membuatku penasaran. Apa orang ini penjahat? Tidak, tidak, kau tidak boleh berprasangka buruk, Asami, batinku. Lalu kenapa dia selalu mengikuti kemana pun aku pergi? Akhirnya aku menghentikan langkahku, aku mengangkat kakiku, dan aku tendang lelaki itu. Tidak ku sangka, lelaki itu bisa menangkis tendanganku dengan sangat cepat. Dia punya refleksi yang hebat.
"Apa maksud anda melakukan ini?" katanya, akhirnya angkat bicara.
Aku langsung buru-buru menurunkan kakiku dan melemparkan wajah kesal ke arahnya. "Itu mestinya menjadi pertanyaan saya. Kenapa anda dari tadi mengikuti saya?"
Para pejalan kaki menatap kami dengan keheranan, dan aku cukup malu karena terlibat ke masalah yang gak jelas seperti ini.
"Saya, tidak mengikuti anda" katanya.
"Eh?"
"Kalau begitu saya permisi dulu. Selamat pagi" katanya, lalu lelaki itu berjalan pergi.
Aku pun menatapnya dengan aneh saat ia berjalan pergi. Apa maksudnya itu? Sudah jelas-jelas, dari awal turun kereta, dia terus mengikutiku dari belakang. Apa dia tidak mau mengakuinya? Mana ada maling yang mau ngaku, batinku.
"Asami-chan!" teriak salah satu teman kantorku dan dia datang menghampiri.
"Ada apa, Naomi-san?" kataku dengan nada sedikit bete. Saat ini aku sudah berada dikantorku, setelah kejadian tadi dan akhirnya aku tidak akan lagi bertemu pria itu, hatiku rada lega.
"Boss akan pulang hari ini!" katanya.
"Boss? Eh!? Maksudmu, Danno Hiroshi-san akan pulang hari ini!?" kataku, kaget.
"Benar! Oh, Danno-sama, dia tampan sekali" katanya, berlagak seperti seorang fangirl.
Danno Hiroshi. Aku penasaran, lelaki seperti apa dia itu. Sejak aku diterima kerja dikantor ini sampai sekarang, aku tidak pernah bertemu pria itu. Dia adalah orang yang super sibuk. Setiap tiga bulan, dia selalu keluar kota dan sekalinya dia sudah pulang dari luar kota, dia tidak pernah mampir untuk mengecek para pegawainya. Sekarang, akhirnya dia pulang dan dia sedang menuju ke ruangan ini. Aku penasaran, apa benar dia akan datang untuk mengecek kami?
"Selamat pagi semuanya. Maaf, kalau saya jarang menemui kalian. Jadwal saya padat sekali" kata seseorang yang berdiri diambang pintu.
Suara itu... suara itu... aku pernah mendengarnya, tapi aku tidak bisa mengingat dimana aku mendengar suara itu. Saat aku melihat siapa yang berbicara dengan suara itu, ternyata... oh tidak. Jasnya, kacamatanya, sama persis dengan jas dan kacamata yang dipakai lelaki yang aku temui tadi pagi. Jangan panik, Asami, jangan panik, batinku.
Lelaki itu lalu langsung menatapku dengan tajam, sangat tajam bagaikan elang. Dia berjalan masuk ke ruang kantor lalu menghampiriku. "Kalau kau bagaimana? Kau baik-baik saja?" tanya nya. Ekspresi wajahnya dan suaranya, sangat berbeda. Wajahnya memperlihatkan kelicikan, tapi suaranya memperlihatkan bahwa dia sepertinya sedang menggoda ku.
"Sa-saya baik-baik saja, Pak" kataku, buru-buru.
"Baguslah kalau begitu" katanya sambil tersenyum. Lalu dia berjalan menuju pintu keluar setelah sebelumnya dia memberi beberapa arahan pada pegawainya.
Setelah ia pergi, aku langsung dikerubungi para teman-teman kantorku. Mereka semua bertanya pertanyaan yang aku sama sekali tidak bisa jawab. Mereka bertanya hubunganku dengannya, mereka bertanya kenapa dia bisa mengenalku dan sebagainya. Aku sebenarnya tidak tahu apa yang sedang terjadi, teriak batinku.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOMIKOMI - Collection of Short Japanese Stories
Historia CortaSeorang gadis bernama Nakashima Miki sangat tertarik dengan kakak seniornya Kimura Aoi. Dia tampan dan juga sangat ramah padanya, tetapi ada sesuatu yang tidak ketahui Miki saat ia mulai berkencan dengannya. Begitu juga dengan seorang gadis yang be...