First time I know you

31 0 0
                                    




December 7 2016

Jam menunjukkan pukul 12 malam, Tara baru saja menyudahi pertengkarannya dengan Riza. Mantan pacarnya yang sangat kekanak-kanakkan. Tara sudah merasa cukup dan tidak tahan lagi dari semua permasalahan kecil yang menurutnya diperbesar oleh Riza, kali ini ia sudah tidak tahan lagi.

"Ya kali sher dia marah saat gue bilang gue sedih gue pisah kelompok sama Yudi." Tara mengeluhkan kepada Sherly

" Hmm. Mungkin ada yang lain kali Ra,masa cuma gitu doang?"

"Ya gini, lo tau kan gue sama Yudi selalu sekelompok, dan dia ketua angkatan kita, ya gue tu emang sering gitu cerita sama dia, karena gue emang menceritakan semuanya sama dia. Dan sekarang mendadak dia meledak karena itu? Ya kali. Mungkin ini saatnya gue yang meledak. Gue udah merasa cukup. Yaudah gue iyain aja dia minta putus."

"Yakinn nggak akan balikan lagi?"

"Gue bener-bener jenuh sekarang."

"Okey, kalo gitu lo mau kenalan sama Arra sekarang?"

"YAP!"
"Ya, dia udah lama banget sih nanyain lo, nggak berenti-berenti, ni juga kaya ngebet banget deh. Tar ya, tar lagi gue omongin. Lo tenang-tenang aja deh."

***

9 december 2016

"Sher, kayanya gue belom mau ngerhirauin Arra deh, Riza kayanya belom selesai sama gue. Dia tadi minta, kita itu temenan, tapi dari temenan kita samasama tau kalo kita saling sayang."

"Hmmm terus lo maunya gimana Ra?"

"Sebenernya sekarang gue udah ikhlas si sher, ngerti kan? Gue bener-bener lagi jenuh, tapi lo tau kan? Gue ngga bisa jahatin orang, gue nggak bisa ngomong sm dia kalo gue lagi nggak pengen sama dia. Jujur gue suka banget sih sama caranya si Arra, jauh kalo gue bandingin sama Riza, I don't know, jujur sekarang gue bner bner prefer buat nggak sama Riza, tapi bukan berarti gue positif mau juga sama Arra, tapi gue juga nggak bisa nyakitin dua-duanya, more like... Gimana ya... Ngerti nggak sih?"

"Ra. Sampe kapan sih lo mau gitu? Kalo kesel bilang kesel ra, kalo jenuh bilang jenuh, lo jenuh, kesel dan capek sama Riza tapi lo masih baikin dia? Karena lo nggak mau dia sakit hati? Emang lonya nggak sakit hari Ra?"

"Gue tu kaya lagi nyari alasan gitu lo sher. Nyari alasan buat gue kembali baik sm Riza karena emang gue mau baik, karena gue nggak bisa liat orang sayang sm gue tpi nggak gue bales, gue takut... suatu saat gue sayang sama orang dan rasa sayang gue nggak di bales."

"Yaudah Ra, gue cuma mau lo mikirin perasaan lo sendiri kok, gue ngerasa lo kadang terlalu baik, terlalu nggak tegaan, dan gue cuma berharap lo bisa nentuin apa yang terbaik buat dirilo sendiri."

"Key deh sher, thank you for always be there for meh yaa, what would I do without you~"

"Drama banget sih idup lo. Yauda bales sana chat Riza."

"Riza nggak ngechat gue. Jadi yaudah biarin aja."

"Terus Arra?"

"Bingung sher, seneng ngga sih kalo lo lagi pengen di kejer dan emang ada orang yang ngejer lo? Mana orangnya nyenengin lagi."

"Ya. I know that feeling Ra, saran gue sih, lo ikutin perasaan lo, yang lo pengen bukan buat nyenengin orang lain, tapi bener-bener dari diri lo gitu."

Percakapan Tara dan sherly berakhir setelah beberapa kalimat kalimat nasihat lainnya. Tara mulai membuka social medianya, ia melihat Riza muncul di timelinenya, sedang membuka sosmed tanpa menghubungi Tara.

- Jangan Lupa solat Magrib Taraaaa

Notifikasi itu memecah konsentrasi Tara, ia menyadari sedaritadi ia tidak membalas chat siapapun di hpnya, termasuk Arra, dan Arra menambahkan pesannya tanpa alasan. Seuntas senyum muncul dibibir Tara, "Enak ya di kejer." Ia membiarkan pesan itu selama kurang lebih 20 menit lalu membalasnya,

* Maaf baru liat hp Raaa, ini udah koo solatnyaa wkwk

Tentunyapercakapan itu tidak berakhir disitu, tanya jawab ala-ala orang yang baruberkenalan berlanjut hingga hampir larut dan Riza menelfon Tara. Taramengangkat telfon Riza dan bersikap baikdengannya, mereka mengatur pertemuan mereka besok. "Seharian ya." Tara ingin menghabiskan waktunya dengan Riza, hanya ada satu alasan, ia ingin perasaannya kembali seperti sebelumnya. Ia tidak ingin membandingkan Riza dengan siapapun, termasuk Arra, walaupun saat ini Tara merasa Arra jauh lebih menyenangkan di banding Riza.     

ONE FINE DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang