Chapter 1

10.4K 537 20
                                    

Vote dulu baru baca ya guys💕
Karena vote kalian sangat penting buat author 💕

Pagi-pagi buta terlihat seorang gadis yang tengah sibuk di dapur. Gadis itu terlihat sangat sibuk memasak, walau dengan tubuh yang penuh memar. Bahkan lebam di lengan kirinya terlihat membiru. Dia tidak memperdulikan rasa sakit di tubuhnya karena ia sangat takut jika sampai di pukul lagi karena terlambat menyiapkan sarapan. Bibir mungilnya terlihat pecah-pecah, wajah sayunya terlihat sangat pucat.

Senyuman kecil muncul di bibir nya, ia telah selesai menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Gadis itu berjalan menuju kamarnya setelah selesai menata sarapan di meja makan, dia berjalan dengan tertatih ke arah kamarnya, dia menahan rasa ngilu dan sakit di kakinya. Segera setelah sampai dikamarnya, ia duduk di tepi ranjang dilihatnya kakinya. Matanya membulat, luka di kakinya terlihat makin parah dari kemarin. Diraihnya kotak P3K yang berada di meja samping tempat tidurnya, ia membersihkan luka di kakinya dengan pelan-pelan sesekali meringis menahan perih dan sakit. Setelah membersihkan dan mengobati lukanya segera ia menutup luka di kakinya dengan perban dan plester. Ia menerawang seisi kamarnya dan pandangannya jatuh ke arah sebuah bingkai foto yang berada di meja samping tempat tidurnya, di foto itu terpampang seorang wanita berusia 30 tahunan dan seorang gadis kecil berusia sekitar 8 tahun tengah berpelukan dan  tertawa menghadap kamera. Dibawah foto tertulis tulisan "MAMA & RYYCA" , Ryyca gadis yang tengah menatap foto itu tanpa sadar meneteskan air mata, ia sangat merindukan sosok perempuan di foto yang tengah memeluk Ryyca kecil.

"Ma.., Ryyca kangen Mama. Mama tau? Setelah kepergian mama Ryyca menderita, semuanya berubah Ma.., bahkan Papa juga berubah" ucap Ryyca lirih di sela tangisannya, Ryyca segera menghapus air mata yang membentuk anakkan sungai di pipinya. Dia menguatkan diri dan berjalan kearah kamar mandi setelah mengambil handuk dan seragam sekolahnya, dia berjalan dengan tertatih ke arah kamar mandi.

15 menit setelah mandi dan merapikan dirinya, Ryyca segera keluar dari kamarnya dan menuju pintu depan rumahnya. Ryyca duduk dan mengenakan sepatunya yang berada di rak sepatu samping pintu keluar rumahnya. Dengan ekor mata, Ryyca dapat melihat dengan jelas seorang yang tengah menuju meja makan. Seseorang itu duduk di meja makan kemudian menatap sarapan yang telah terhidang di meja makan, ia mengalihkan pandangannya ke arah Ryyca yang tengah memakai sepatunya.

"Kau tidak sarapan?" tanya seseorang itu dengan nada dingin. Ryyca menghela nafas, dia sangat hafal dengan suara ini. Ya ini suara Papanya Ryyca, namun masih pantaskah sosok yang sedang duduk diruang makan itu dianggap Papa oleh Ryyca?

"Tidak, saya sudah kenyang. Lagipula saya masih ingat kata-kata anda melarang saya makan bersama anda dan keluarga anda" ucap Ryyca dengan datar. Ya benar, Papa Ryyca menikah lagi setelah kepergian Mama Ryyca,bukan bukan setelah kepergian namun Papanya lah yang membuat Mama Ryyca pergi. Ryyca ingat saat itu Mama dan Papanya tengah bertengkar hebat, ternyata Papanya mempunyai istri selain Mama dan sudah mempunyai anak laki-laki lebih tua dari Ryyca beberapa tahun. Ryyca yang masih berumur 8 tahun hanya takut melihat pertengkaran orang tuanya, tak lama terdengar bunyi tamparan dan Mama Ryyca jatuh meluruh ke lantai kamar saat Papa Ryyca menamparnya. Ryyca yang mendengar dan melihat nya langsung berlari mendekati Mamanya, ia menangis memanggil Mamanya. Mama Ryyca juga menangis, Papa Ryyca yang hendak meninggalkan kamar menoleh saat melihat tangan mungil memegang kakinya. Ryyca memohon kepada papanya untuk tidak meninggalkan mereka, tetapi dengan tega Papa Ryyca menendang Ryyca membuat Ryyca kecil tersungkur dan segera pergi. Tak berapa lama dari kejadian itu Mama Ryyca memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melukai dirinya sendiri dengan pisau, Ryyca kecil yang waktu itu telah pulang dari sekolah berteriak histeris dan menangis melihat Mamanya bersimbah darah dengan pisau tergeletak di sisi tubuhnya. Sejak saat itu Ryyca takut dengan darah dan hidup Ryyca sengsara karena Papa Ryyca mengajak Istri dan anak nya yang lain tinggal di rumah Mamanya. Seringkali Istri papanya menyiksanya tak luput Anaknya yang juga turut menyiksa Ryyca. Lebam ditubuh Ryyca mereka yang menyebabkannya karena dipukuli maupun di tampar, dan luka di kakinya adalah perbuatan Papa Ryyca yang marah karena aduan dari Istrinya atau Mama tiri Ryyca yang bilang jika Ryyca mencuri perhiasannya yang akibatnya kakinya dilukai dengan  bara puntung rokok oleh Papanya.

MY LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang