CHAPTER 9

505 32 5
                                    


Sebelum Baca Vote dulu ya ~

Happy Reading^^

Agam menatap tubuh Ryyca yang terbaring di atas ranjang. Hatinya sakit seperti dihujam i jarum yang sangat banyak ketika melihat semua luka ditubuh Ryyca yang telah di balut dengan perban dan diobati. Digenggamnya tangan Ryyca dengan lembut, Agam sangat kalut beberapa hari ini karena Ryyca menghilang tiba-tiba. Dia seperti orang kesetanan mencari Ryyca kemanapun, dan tanpa di duganya dia bisa menemukan Ryyca walau dengan situasi yang sangat ingin dia hindari.

"Ca aku kangen kamu, cepet sadar ya.." ucap Agam dengan nada lirih. Tak terasa air mata luruh dari kedua matanya. Agam menangis dalam diam, demi tuhan jika sampai bawahannya mengetahui nya menangis pasti mereka akan menertawakan nya. Kalian pasti bingung kenapa? Agam seorang vampir bangsawan dan calon pemimpin clannya yang terkenal dingin, tegas dan kaku menangis hanya karena seorang gadis.

Agam masih setia memandang Ryyca yang terbaring lemah, ini sudah 2 hari sejak Ryyca pingsan dan terluka karena peristiwa itu. Ia menggenggam tangan Ryyca yang terkulai lemah, seakan memberi kekuatan kepada Ryyca. Agam terkejut ketika dirasanya jemari yang ia genggam bergerak perlahan diiringi dengan terbukanya kelopak mata Ryyca.

Ryyca mengerjapkan beberapa kali matanya, ia merasa pusing dan sekujur tubuhnya terasa sakit dan hey bahkan tulangnya terasa remuk. Ryyca menoleh ke sisi kanan tempat tidurnya, dilihatnya sosok yang sedari tadi terdiam duduk menggenggam tangannya. Ryyca tersenyum lega ketika melihat Agam baik-baik saja. Dengan perlahan ia mencoba duduk walau rasa sakit masih menjalar di tubuhnya. Agam yang melihatnya segera membantu Ryyca. Dibantunya Ryyca dengan perlahan, diam-diam Ryyca tersenyum menerima perlakuan Agam.

" Ryyca maafkan aku, kau terluka parah karena mencoba menolong ku.." ucap Agam sembari menundukkan kepalanya dan kembali menggenggam kembali tangan Ryyca. Ia sungguh merasa tidak berguna sekarang. Ryyca tersenyum,ia melepaskan genggaman tangan Agam dan mengusap surai lembut Agam.

"Berhentilah meminta maaf, aku bersyukur kau tidak apa-apa. Aku sangat lega" ucap Ryyca dengan tulus. Agam mendongakkan kepalanya, ia menatap wajah cantik wanita di depannya.

"Baiklah, tapi tetap saja aku berterimakasih" ucap Agam. Ryyca mengangguk dan tersenyum. Agam ikut tersenyum. Tangan Ryyca beralih menyentuh wajah Agam, sensasi dingin dirasakan Ryyca ketika permukaan tangannya menyentuh wajah Agam. Agam memejamkan matanya, terlihat menikmati usapan tangan Ryyca yang menyusuri wajahnya. Tiba-tiba Ryyca menghentikan gerakannya. Ia mengerutkan dahinya bingung,dia ingat jelas bahwa Agam terluka sangat parah dan bahkan meninggalkan luka. Tapi lihatlah tidak ada luka sama sekali di wajah atau tubuh Agam. Agam membuka matanya ketika merasakan sentuhan diwajahnya berhenti,dan merasa Ryyca menatapnya dengan tatapan bingung.

"Agam.." panggil Ryyca.

Agam segera membuka matanya yang tertutup dan mengalihkan atensinya ke kedua bola mata coklat sayu milik Ryyca yang memancarkan pandangan kebingungan.

"Iya?" tanya Agam. Ia tau Ryyca pasti akan menanyakan tentang kejadian kemarin. Sebenarnya Agam belum ingin menceritakan yang sebenarnya dan mengungkap siapa ia sebenarnya dan menunggu waktu yang tepat. Tetapi semuanya sudah terjadi, jadi mau bagaimana lagi. Dengan ragu Ryyca kembali membuka suaranya.

"Jadi bisa jelaskan semuanya ini? Kau tau Gam? Aku merasa seperti hidup didunia novel yang bergenre fantasi sekarang" ucap Ryyca.

Agam terkekeh pelan mendengar ucapan Ryyca. Ditariknya kursi yang ada didekat ranjang Ryyca, ia mendudukkan dirinya dikursi itu yang tepat menghadap dengan Ryyca yang duduk bersender pada dasboard ranjang.

"Baiklah aku akan menceritakannya, tapi kau harus berjanji padaku terlebih dahulu" ucap Agam memandang wajah Ryyca. Dilihatnya alis gadis didepannya mengerut pertanda ia bahwa tengah bingung.

"Berjanji untuk apa?"

"Kau tidak boleh menjauhiku setelah tau siapa aku atau apapun mengenai identitasku" ucap Agam dengan senyum hangat hingga menampilkan sebuah pipit di pipinya. Tangannya terayun mengelus surai hitam milik Ryyca dan kembali mempertemukan kedua netranya dengan milik Ryyca.

Ryyca dapat dengan jelas dibalik sorot mata agam tersirat kehangatan dan kekhawatiran. Ia anggukan kepalanya, toh apapun yang terjadi ia tidak akan mungkin meninggalkan Agam. Karena ia tidak akan bisa hidup tanpa Agam, entahlah sejak kapan perasaan seperti ini muncul.

"Baiklah aku berjanji" ucap Ryyca. Agam kembali tersenyum, ia sedikit lega Ryyca mau berjanji untuk tidak meninggalkannya.

"Aku bukan manusia, aku berbeda denganmu Ca, aku seorang vampir" ucap Agam. Ryyca memelototkan matanya, harusnya sih ia tidak terkejut dengan fakta itu mengingat kejadian yang lalu. Tapi tetap saja mendengarkan langsung dari mulut Agam membuatnya terkejut. Agam kembali terkekeh melihat mata bulat milik Ryyca semakin membulat karena terkejut.

"Ya aku seorang vampir, termasuk dengan ayahku. Ah jika kau bertanya bagaimana dengan Ibuku, ibuku manusia Ca. Kami memang nyata Ca, bukan hanya makhluk mitos. Sebenarnya orang-orang tidak sadar dengan kehadiran kami termasuk kamu" jelas Agam yang makin membuat Ryyca terperangah.

"Tapi kamu tidak perlu khawatir, bangsa kami dan bangsa manusia hidup berdampingan sejak adanya perjanjian damai antara semua makhluk dan berjanji tidak mengusik satu sama lain. Dan kami juga tidak meminum darah manusia, kami meminum darah pengganti. Dan soal kemarin, maafkan sahabatku Zeno yang kehilangan kendali karena ulah seseorang dan berakhir melukaimu" ucap Agam menyesal. Ryyca terdiam ketika sudah mendengar semua penjelasan dari Agam,otaknya perlahan mencerna semua penjelasan Agam.

"Ca, aku mohon jangan tinggalkan aku karena ini" ucap Agam. Ryyca memandang Agam, sungguh Agam memiliki pahatan wajah yang sangat sempurna. Ia tersenyum.

"Aku sudah berjanji tidak akan meninggalkanmu Gam. Jadi ya aku menepati janjiku, lagipula aku tidak masalah tentang identitas mu." ucapnya. Agam tersenyum lega mendengar ucapan Ryyca, sungguh ia sangat khawatir apabila gadis didepannya ini akan menjauh dan kabur ketika mengetahui sosok Agam sebenarnya.

"Oh ya Gam. Aku ingin bertanya lagi" ucap Ryyca.

"Tanya tentang apa?"

"Aku baru sadar aku memakai piyama sekarang. Jadi siapa yang menganti bajuku?" tanya Ryyca ketika mengetahui bahwa gaun yang tadinya dipakai digantikan dengan piyama berwarna pink. Sebuah smirk tercetak di bibir Agam.

"Aku yang menggantikannya. Kenapa memang?" jawab Agam dengan santai. Ryyca melotot wajahnya memerah semerah tomat busuk. Agam yang melihatnya menyembunyikan tawa gelinya.

"A-APA?!" seru Ryyca.

"Hey memangnya kenapa? Toh kita sering mandi bersama waktu kecil. Aku udah sering tuh lihat tubuhmu" ucap Agam dengan sengaja memancing Ryyca agar gadis tersebut kesal. Muka Ryyca makin memerah bahkan sampai ke kedua telinganya.

"Y-YAK! BERANI-BERANINYA!" teriak Ryyca kesal. Agam tertawa mendengar teriakan kesal Ryyca.

"Hahaha lagipula bentuknya biasa aja bahkan dadamu tenyata rata dan kecil" ejek Agam. Dengan brutal Ryyca mengambil bantal di tempat tidurnya dan melemparkannya ke Agam yang sekarang tengah tertawa sambil berdiri dari duduknya.

"DASAR VAMPIR MESUM KURANG AJAR!!" amuk Ryyca yang masih melemparkan bantal dan guling kearah Agam yang semkin membuat Agam tergelak.

To Be Continue....

Haii maaf ya telat banget updatenya

Oh iya yang kali ini nyariin Alvian, maaf ya mas Alviannya belum bisa muncul sekarang hehehe

Next chapter bakal ada kok ^^

BTW boleh gak sih Rara tanya gimana peendapat kalian tentang ceritaa ini? Baguskah, bosenin kah atau gimana ? Rara penasaran banget soalnya><

Oh iya tetap stay safe ya buat readers ku tersayang^^

See you next update ~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang