Ryyca pergi meninggalkan rumahnya dengan berlari air mata mengalir di pipinya. Ryyca berlari menuju danau yang berada dekat dengan rumahnya, Ia sangat sakit menghadapi semua kenyataan ini, ia menyalahkan Tuhan atas semua yang terjadi di kehidupannya.
"Tuhan belum puaskah engkau merenggut Mama ku dan merenggut semua kebahagianku??!! Kenapa kau masih menyiksaku!! Hiks hiks hiks" teriak Ryyca saat berada di pinggir danau. Dipukulnya dadanya yang merasakan sakit namun tidak ada darah yang keluar dari sana. Ia terduduk di tepi danau sambil menanis terisak, ia memandang ke arah danau dengan pandangan sayu, mencoba menenangkan hatinya yang terluka di Danau ini yang merupakan tempat kesukaan Mama dan Ryyca dulu. Tangisan dan isakkannya mulai berhenti, tetapi pandangannya masih memandang dengan kosong ke arah danau. Ryyca menguatkan batinnya dan menghapus sisa air mata yang berada dinpipinya, ia merapikan anakan rambut panjangnya dan berdiri.
Diambilnya kerikil yang berada disamping nya, ia melemparkan kerikil ke danau dan membuat sebuah permohonan. Ya memang hal aneh tetapi kata orang-orang yang bertempat tinggal disana jika kita melemparkan kerikil dan membuat permohonan maka permohonan kita akan terkabul.
"Aku mohon jangan rebut kebahagiakan ku lagi, jangan menyiksaku lagi karena aku sudah tidak kuat menghadapi semuanya" mohon Ryyca di dalam hati.
Segera ia melangkah meninggalkan danau itu, tanpa Ryyca sadari air yang terkena lemparan kerikil Ryyca mengeluarkan cahaya biru yang indah dan segera meredup dengan cepat.
Ryyca berjalan menuju halte bus dan menunggu bus yang menuju sekolahnya, ia duduk dan mengeluarkan earphone, segera ia memutar musik melalui handphone nya. Ia menikmati musik yang mengalun indah di telinganya. Tak lama bus yang menuju ke sekolahnya datang, segera ia masuk ke dalam bus dan mengeluarkan kartu bus untuk membayarnya melalui mesin dan menempelkannya di mesin seperti scanner itu. Ia melangkah dan mengambil tempat duduk yang berada di pojol belakang, tepat disamping jendela. Ryyca masih mendengarkan musik melalui earphone nya, ia melihat ke luar jendela bus dan menengadahkan kepalanya ke atas terlihat langit yang berwarna abu-abu menandakan sebentar lagi langit akan menangis, Ryyca tersenyum pahit bahka langit seakan merasakan apa yang Ryyca rasakan.
Sekitar 20 menit bus berhenti di halte dekat sekolahnya. Ryyca segera turun, dan melangkah memasuki sekolahnya. Ya Ryyca sekarang bersekolah disalah satu SMA terfavorit di kotanya, bukan karena Ryyca anak orang kaya tetapi ia masuk dengan beasiswa, ya walau sebenarnya Papa Ryyca termasuk orang yang mampu tetapi Mama tirinya melarang Papa Ryyca untuk mengasih uang sekolah ke Ryyca.
Ryyca tengah berjalan di lorong sekolahnya, sekolah sudah mulai ramai. Ryyca terus melangkah dan memasuki kelas yang bertuliskan XII MIPA 6 , ia berjalan menuju bangkunya yang berada di pojok belakang disamping jendela , saat hampir dekat dengan tempat duduknya sebuah kaki menghalangi langkah Ryyca membuat Ryyca tersandung dan jatuh tersungkur ke depan. Ryyca mengaduh sakit, dan terdengar suara tawa mengejek dari segerombolan cewek.
"Aduuh sakiit" ringis Ryyca saat tubuhnya jatuh tersungkur ke lantai, nyeri dan rasa sakit di sekujur tubuhnya terasa kembali.
"Hahaha rasain lo, makanya kalau jalan pakai mata" ucap seorang cewek cantik berambut sebahu yang ternyata dialah yang membuat Ryyca jatuh. Cewek itu tertawa dan para antek-anteknya juga turut tertawa. Ryyca hanya diam menahan sakit di tubuh dan kakinya, ia sudah sangat hafal dengan suara yang terus mengejeknya. Segera ia berdiri dan kembali berjalan mengacuhkan cewek berambut sebahu itu, merasa dirinya di acuhkan oleh Ryyca segera ia menjambak rambut panjang Ryyca membuat Ryyca kembali mengaduh.
"Heh! Berani-beraninya bersikap kurang ajar ke gue! Udah gak takut lagi sama gue hah?!"
"Aaakhh! Sakit Jes, hentikan sakiit!" teriak Ryyca kesakitan. Seluruh kelas yang melihat hanya bisa diam dan tidak berani menegur tindakan yang di lakukan Jessica cewek berambut sebahu tersebut, mereka takut dengan Jessica karena orang tua Jessica orang yang berpengaruh di sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LUNA
WerewolfKetika hati yang selalu tersakiti dan mulai rapuh karena luka dari semua orang, dengan ajaib sang penawar muncul dan menyembuhkan semua luka yang dideritanya. Namun tak berhenti disitu, semakin lama semakin banyak luka di hatinya seiring waktu yang...