Tiga

4.1K 208 20
                                    

        “What the hell are you doing?” kata Anna sambil berjalan ke arah laki laki dengan tas hitam di punggungnya

            “What?” kata laki-laki berambut coklat tua itu sembari menoleh ke arah Anna

            “WHAT-ARE-YOU-DOING?” tanya Anna kali ini dengan suara nyaring dan jelas

            “I wanna jump.” kata laki laki itu lalu memandang kerumunan orang dibawah

            “Well, it’s around 25feet. You’ll break your feet if you do that” kata Anna dengan nada meyakinkan

            “I don’t care all I want is go with my girl!!” teriak lelaki itu

            “Do you wanna talk about it?”kata Anna menawarkan kebaikannya. Lelaki itu menolehkan kepalanya ke arah Anna, lalu melihat ke kerumunan manusia di bawah yang sudah menantinya dengan kasur  besar

            “Young man, hurry up. It’s been 3 hours. We’re getting tired. Go back to your home and make a glass of milk” kata lelaki tua dengan perut buncit dan kepala botaknya.

            “If I were you, I’d put that way.” kata Anna mulai membujuk lagi. Si lelaki mulai mengatur nafasnya yang dari tadi terengah engah karena ketinggian

            “Come on, Nathan. You can get through this, all you have to do is let her go” kata seorang wanita dengan rambut pendek berwarna sama dengan lelaki itu

            “Sorry mom, I’m going with Tania” kata lelaki itu sambil melepaskan salah satu tangannya

            “So that’s your mother?” kata Anna yang dari tadi belum beranjak dari tempat ia berdiri

            “What do you want?!” kata lelaki itu dengan nada muak

            “Do you know? More than a hundred people out there is fighting for their life, and you? You wasting your life?” kata Anna

            “…..” lelaki itu terdiam. Ia tak tau harus merespon apa. Dilihatnya sekali lagi kerumunan manusia di bawah yang memintanya untuk mengurunkan niatnya. Lelaki itu merapatkan tubuhnya dengan pembatas jembatan

            “I’m hungry. You want something? cheeseburger? or something?” kata Anna sambil mengecek uang yang ia bawa di tas kecilnya. Lelaki itu melihat ke arah Anna sejenak dan tak lama ia mengeluarkan suara

            “I want a cheeseburger. I’m going with you” kata lelaki itu dengan nada teratur. Anna yang mendengarnya kaget, tak disangka lelaki ini akan mengurungkan niatnya. Lelaki itu menghadap pembatas jembatan dan saat ia melakukan perpindahan semua orang mengira bahwa ia akan melompat, tapi ia mengurunkan niatnya

            “Mom, I’m hungry. I’m going to get some food. I’ll be home soon” teriak lelaki itu pada seorang wanita yang berada di bawah bersama kerumunan orang itu

----

            Nathan meyakinkan kembali dirinya. Ia akan melakukannya disini. Ya, di jembatan ini. Di tempat pertama kali ia bertemu dengan Tania. Nathan melihat ke bawah, “its quite high” batin Nathan. Ia mengatur nafasnya dan menyakinkan dirinya sekali lagi. Setelah itu, Nathan melangkahkan kakinya ke sisi di luar pembatas jembatan. Nafasnya memburu, sejujurnya ia takut melakukan hal ini. Ia tak yakin juga ini adalah takdirnya, ia mengakhiri hidupnya di umurnya yang ke 18 ini. Nathan berdiri di sisi jembatan sekitar 5 menit hingga tak lama seorang gadis berteriak

The Last DiseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang