Four

134 20 10
                                    

"Cinta itu tidak harus memiliki."

#turn on music

----

Shaqila pov

Setelah turun dari mobil milik Bang Ryan, segera kulangkahkan kakiku masuk menuju sekolah.

Saat baru saja tiba di gerbang, aku sudah mendengar percakapan orang - orang tentang diriku dan Arkan pada pesta ulang tahun Fatir malam itu.

"Kupret", batinku mengumpat.

Berita itu pasti sudah tersebar, karena pada saat itu banyak siswa maupun siswi SMA Labschool yang datang pada pesta tersebut. Ditambah lagi Arkan adalah salah satu most wanted di sekolah ini.

"Kayaknya mulai sekarang gue harus nebelin telinga deh, supaya kalo sewaktu - waktu fans'nya nge-bully, gue b aja", batinku sedikit terkekeh.

Aku menyusuri koridor dengan mimik muka jutek -seperti biasanya- lagi - lagi aku mendengar percakapan orang - orang itu.

"Seriusan Shaqila yang itu? Mukanya aja jutek gitu, kok cogan gue bisa suka sih?"

"Yang itu eh orangnya",

"Ih, gak rela gue",

"Sakit gue Ar sakit",

Dan masih banyak lagi yang bisa kutangkap ditelingaku. Kuputar bola mataku malas seraya melanjutkan langkahku tak peduli oleh ocehan mereka.

"Eh woi, tau gak?! Pas lagi ulang tahun si Fatirkan si Jerry nembak si Tom", ucap Neyla -sang Bigos- salah satu sahabatku.

Aku yang baru masuk kelas pun, langsung mendapati tatapan terkejut para murid kelas X MIPA 2.

"Ngomong apa lo barusan?!" ucapku galak seraya berkacak pinggang.

Membuat sahabatku itu diam tak berkutik. Aku terkekeh melihat ekspresinya saat ini, seperti anak yang baru saja dimarahi oleh ibunya.

"Mmm.. Anu.. Ituan.. Mmm", ucapnya mencoba mencari jawaban, yang sudah kuduga otaknya sedang tidak berputar saat ini.

"Ambigu bego", balasku seraya memutar kedua bola mataku malas.

Kududuki bangkuku, tak lama sahabatku datang dengan ekspresi wajah minta menjelaskan apa yang terjadi.

"Gimana?", tanya Rika membuka pembicaraan.

"Stop dulu deh, kita mau ngomongin apa dulu?", ucap Alina polos.

"Please, jangan lola dulu li", ucap Sakinah memohon.

"Haduh, kapan lu loce?", ucap Rika seraya menepuk jidatnya.

"Wait, what is the loce?", tanya Neyla bingung.

"Loading cepet", jawab Sakinah datar.

Ku gelengkan kepalaku pusing akan sikap mereka yang tak pernah benar, padahal sebentar lagi sudah mau kenaikkan kelas.

"Balik ke topik woi", ucap Rika gemas sendiri.

Aku mengabaikan mereka, memilih menenggelamkan kepalaku ke tumpukan tangan yang kutaruh di meja.

"Jawab woi", ucap Neyla seraya mengguncangkan punggungku.

Kuangkat kepalaku seraya menaikkan satu alisku.

Masalah waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang