Pagi ini semua wajah kelas X MIPA 2 tampak serius mengerjakan butir demi butir soal yang di ulangkan, walau ada beberapa anak yang rela berbohong demi nilainya.
Tetapi itu semua tidak berlaku bagi gadis jutek berambut kecoklatan itu, dia benar-benar mengerjakannya dengan serius dan jujur.
Setelah mengerjakan kurang lebih empat puluh lima menit, gadis itu mengecek satu per satu soal yang telah dijawabnya.
Setelah benar-benar yakin dengan jawabannya, ia menaruh alat tulis serta lembar soal dan jawaban di mejanya dengan rapih. Lalu ia meregangkan otot-ototnya yang kaku akibat mengerjakan soal-soal itu.
Ia menopangkan dagunya dengan satu tangan dan memperhatikan teman-teman di sekelilingnya yang masih berkutik pada soal-soal itu.
Ia mendapati Raka yang tengah membuka potongan kertas kecil, bahkan terlihat sangat kecil lalu ia menulis sesuatu di lembar jawabannya.
Setelah itu, ia membulatkan kertas kecil itu lalu mengocoknya bersama ketiga kertas yang telah berbentuk bulat juga menggunakan tangan dan membukanya salah satu lagi lalu menuliskan sesuatu di lembar jawabannya itu.
Di sisi lain, ia mendapati Aldo yang tengah menghitung kancing lalu menuliskan sesuatu di lembar jawabannya.
Shaqila menggelengkan kepalanya tak habis pikir melihat Raka dan Aldo yang tidak mau berusaha membaca soal terlebih dahulu sebelum menjawabnya, mereka malah melakukan hal yang benar-benar tidak masuk akal, padahal jawaban itu belum tentu benar.
Tak sengaja ia melihat Neyla yang sedang membuka buku catatan dengan hati-hati, setelah ulangan selesai nanti Shaqila akan benar-benar memarahi sahabatnya yang satu itu.
Semalam ia bilang bahwa ingin benar-benar belajar karena hari ini ulangan yang terakhir, tetapi sekarang ia malah membuka buku.
"Shaqila," cicit Rika dari sebrang tempat duduknya.
Shaqila yang mendengar cicitan sahabatnya itu hanya mengangkat satu alisnya bertanda 'apa'.
Rika meletakkan tangannya diatas pahanya lalu membentuk angka sepuluh dengan tangannya itu.
Shaqila menghembuskan napasnya lelah seraya melihat kembali lembar jawabannya, setelah itu ia membentuk tangannya membentuk huruf C sebagai jawaban.
Dengan cepat Rika menuliskan jawaban dari sahabatnya itu ke lembar jawaban miliknya seraya tersenyum lega.
"Kumpulkan semua soalnya!" perintah Bu Nani.
Dengan cepat Shaqila mengumpulkan lembar soalnya takut kena omel Bu Nani jika terlalu lama.
Di sisi lain, mereka yang belum selesai mengerjakan memilih jawabannya dengan cara tang-ting-tung.
Setelah semua soal sudah berada di meja terdepan, Bu Nani melangkahkan kakinya untuk mengambil soal-soal itu.
Setelah menaruh soal itu di atas mejanya, Bu Nani mengambil satu persatu lembar jawaban dari absen satu sampai dengan absen terakhir.
"Oke, semuanya boleh keluar." ucapnya bersamaan dengan bel istirahat.
"Demi apa pun, itu siapa yang buat soal sih?"
"Gils, susah banget."
"Gak kuat dedek bang."
"Gue mual liat tuh soal."
Dan masih banyak lagi umpatan mereka akibat soal itu.
"Kantin yuk, gue butuh aqua nih." ajak Sakinah dengan raut lelah yang hanya dibalas anggukkan setuju oleh sahabat-sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masalah waktu
Teen FictionDulu kau mendekatiku, membuatku terpukau Kau memujiku tanpa alasan Namun sekarang, kau meninggalkanku Menganggap semuanya sirna begitu saja Kau pergi dalam dingin yang mencekam Dan, saat semuanya berubah begitu saja Kau benar-benar seperti tidak me...