Chapter 16

4.4K 314 3
                                    


Happy reading...

Kami berlima sekarang mulai berjalan menuju taman, taman saat aku dan ara mengobrol tadi. Awalnya aku kecewa karena tak bisa sekelompok dengan ara, namun bagaimana lagi sudah di tentukan dan para siswa tidak boleh ada yang protes.

Kami sudah sampai di taman dan sudah duduk melingkar.
Aku memutuskan untuk membuka suara terlebih dahulu.

"Lebih baik, kita memperkenalkan diri dan sebutkan element apa yang kalian dapatkan". Semua mengaguk setuju dengan ucapanku.

"Aku ayaka arihara, elementku Healer"
Ucap ayaka lesu. Aku sedikit kasihan dengan ayaka, padahak dia ingin sekali memiliki nature element.

"Aku Arthur anderson elementku fire"
Ucap seorang pemuda yang memiliki rambut merah gelap itu, jika boleh jujur dia tampan. Sudahlah, apa yang kupikirkan barusan tidaklah penting.

"Aku Evan meltson elementku volt element"  ujar pemuda berambut biru gelap itu.

"Aku peter, ice element" ucap pria berambut perak itu. Jika kalian menebak itu adalah orang yang membawaku ke sekolah ini Kalian sangat benar.

Kami semua memandang peter yang masih setia dengan wajah datar dan super dinginnya itu.

"Aku baru mendengar ada ice element" evan berkomentar tentang element milik peter.

Semua kompak mengangguk, kecuali aku yang tak tahu apa saja element di sini.

"Sudahlah, mungkin itu memang ada" ucap arthur membuat semuanya tak memikirkan apa yang di ucapkan evan.

Ice element??  Itu cocok untuknya, sikap dan tampangnya sangat cocok dengan elementnya.

"Sekarang tinggal kau" ucap arthur menunjukku dengan senyumnya.

"Aku Ashly calistya amora elementku heaven kalian boleh memanggilku lily"

"Aku suka bunga lily" semua memandang evan dengan tatapan seolah mengatakan 'apa maksud dari kata2mu itu?'

"Kau tahu?  Aku menyukai nama yang kau berikan untuk kelompok kita" ucap arthur dengan senyumnya itu.

Dan semuanya mengagguk setuju. Dan aku hanya tersenyum menanggapi komentar positif mereka.
Kami semua mulai berbincang-bincang dan mulai akrab satu sama lain.

****

Sekarang aku dan ayaka berjalan menuju asrama kami.

"Hei kau tau?  Peter itu sangat tampan kan??  Yaampun wajahnya itu ingin rasanya kucium" aku begidik ngeri melihat tingkahnya ini.

"Apalagi arthur dan evan, sungguh aku dan kau sangat beruntung mendapat teman satu kelompok seperti mereka sudah tampan, keren, cool...  Uuhh. Yaampun"

Aku hanya memutar bola mata malas mendengar ucapannya itu, sepertinya dia pengganti seorang sheina.

Kami sudah sampai di asrama, memutar kenop pintu dan memasuki kamar asrama, ingin segera berbaring di tempat tidur.

Aku melangkah ke tempat tidurku dan bersiap untuk melompat ke atas kasur, namun kegiatanku terhenti saat ayaka berteriak memanggil namaku.

"Lily, mandi dulu baru tidur" ucap ayaka dan melipat kedua tangan di depan dada. Dia seperti sheina dan ara.

Selalu disiplin dan jika melihat cowo ganteng dikit langsung ijo tuh mata.

"Iya iya" aku melangkah dengan mengerucutkan bibirnya.

Aku berendam di bathub dengan air panas, mungkin merilekskan tubuh itu sedikit menenangkan pikiran.

"Serasa hidup kembali" gumamku dalam bathub menenggelamkan setengah dari wajah hingga hidung.

Aku mulai keluar dari bathub dan mulai memakai piyama yang sudah tersedia di lemari tadi.

Untung asrama ini di sediakan bathub dan shower serta air hangat untuk mandi.

Aku sudah memakai pakaian dan mulai melangkah keluar dari kamar mandi.

Setruman panas menjalar dari leherku

Entah mengapa tubuhku mulai tak enak mataku memburam, jalanku sedikit terseok seok, aku melihat ayaka yang sedang mengobrol dengan miyuki, mereka seperti berputar putar dimataku. Mereka memandangku khawatir dan berlari kearahku tapi semua sudah tak terlihat dan menjadi gelap.

****

Aku mengerjapkan penglihatanku karna sedikit buram.

"Kau baik-baik saja? " tanya miyuki dan ayaka dengan wajah cemasnya.

Akupun tersenyum, mereka sama dengan dira dan ara.

Aku mengubah posisiku menjadi duduk.

"Tadi kau kenapa? " tanya ayaka dengan wajah khawatirnya.
Aku hanya menggelengkan kepala.
Ayaka menghela nafas lelah.

"Kau pingsan selama 1 jam dan itu membuatku dan miyuki cemas denganmu, dan apa yang terjadi sekarang, baru sadar dari pingsan langsung tersenyum manis seperti itu" protes ayaka mengerucutkan bibinya kesal.

Aku dan miyuki terkekeh melihat tingkahnya itu.

"Lebih baik kita tidur, ini sudah malam" ucapku membuat mereka turun dari atas tempat tidur milikku.

"Baiklah" mereka mengangguk pasrah

"Selamat malam ayaka, miyuki" ucapku sebelum tidur dan mematikan lampu.
"Malam"

Aku menengok ke arah mereka berdua, sepertinya mereka sudah tidur. Aku turun dari tempat tidurku dan menuju ke jendela. Saat membuka kaca angin malam yang dingin menerpa wajahku, dan membuatku mengigil seketika.

"Aku merinduka kalian, apa kalian merindukanku?  Aku harap iya,  karna itu bertanda jika kalian sayang padaku dan menganggapku ada" aku tersenyum memandag bintang yang bertaburan dengan bulan yang menerangi seluruh wilayah di academy.

Jika boleh jujur, sekolah ini terlalu luas untuk di katakan sebagai tempat bersekolah. Karena bangunan di sini sangat megah dan indah bak istana.

Aku menyukai tempat dimana aku melihat sebuah patung di depan yang membawa sebuah bulan sabit, patung itu sangat indah, kalau di pikir patung itu seorang wanita yang memiliki rambut panjang. Sangat cantik ukirannya saja terlihat rumit tapi ada sedikit keanehan dengan patung itu. Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana?
Kutepis jauh-jauh pikiranku ini.

Aku mulai merasakan kantuk, dan memilih untuk ke tempat tidur.

Aku memjamkan mata dan alam mimpi mulai menjemputku.

***********

______________

Haiii... Author balik lagi.  Mungkin mulai besok saya gak bisa update lagi, karna ada kegiatan PTS (penilaian Tengah Semester)  jadi 1 minggu yang akan datang gak bisa update.  Karna harus fokus belajar, tp kalo ada waktu nanti saya sempetin biar bisa update.

So, salam author... 😁😉

The Adventure Of Girls (Magic Academy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang