1

4.8K 92 15
                                    

"Jangan khawatir, aku bakalan pulang desember nanti, pokoknya kita akan celebrate ulang tahun kamu sama sama."

"Janji?"

"aku janji."

Def menghentikan langkah dan mengusap matanya yang mulai basah, ia tersadar dari lamunan setelah cukup jauh berjalan dibawah langit gelap yang dihampar light polution gedung-gedung kota jakarta.

Gadis itu melirik jam tangannya, telah menunjukan pukul 19.30, sudah setengah jam sejak ia keluar dari toko buku dan memilih berjalan tanpa tujuan, mengabaikan angkutan umum yang lalu lalang menawarkan jasa, juga siulan sekelompok lelaki desparate yang merasa beruntung melihat gadis bermata coklat hazel itu berjalan dihadapan mereka.

"Cantik-cantik jalan sendirian, sini mampir dulu, nanti pulangnya sama abang." goda seorang lelaki gendut ditepi jalan, Def tak menggubris, seakan suara-suara menjijikan itu hilang begitu saja terbawa angin.

Ditengah lamunannya yang semakin liar, sebuah hantaman dari arah sebaliknya membuat Def terhuyung dan jatuh terduduk, seseorang menabrak tubuh lelah itu, membuat seragam putih abu-abunya bersimbah cairan es kopi starbucks.

Terdengar suara tawa ejekan dari mana-mana "Makanya neng jangan sombong." begitulah kata-kata yang sempat terlintas diindra pendengaran Def, namun posisinya kini terlalu menyakitkan untuk bangkit dan meludahi para lelaki gila tersebut.

"Eh sorry mba." seru seorang lelaki berpenampilan urakan lengkap dengan topi dan jaket jeans yang sedikit robek dibagian bahu, dengan khawatir ia membantu Def berdiri, namun dengan cepat Def menepisnya.

"Its okay." tandas Def singkat, baru saja def akan melangkah namun lelaki tersebut menahan lengannya, untuk persekian detik mata lelaki itu terarah pada nametag pada seragam osis Def, Defirza Gibson.

Def menarik kasar lengannya dan menatap tajam wajah tersebut, tubuh tinggi pria itu memaksanya untuk mendongakan kepala.

"Itu telapak tangan lo berdarah." dengan wajah kikuk ia menunjuk telapak tangan Def, bukannya tanggapan yang ia dapat, gadis dihadapannya tersebut justru memalingkan wajah setelah sempat menatap sinis padanya.

Def berlalu begitu saja, seolah tidak terjadi apapun.

"Lucu sih, tapi aneh." gumam lelaki itu setelah beberapa saat terpaku menatap punggung Def yang semakin menjauh.

Namun perhatiannya teralih pada benda yang kini tergeletak dihadapannya, sebuah ponsel yang disaat bersamaan berbunyi menandakan satu pesan masuk, refleks langsung saja ia memungutnya dan hendak memanggil sang pemilik namun ia mengurungkan niat tersebut ketika melihat Def berbelok dan menghilang dari pandangan.

Pengumuman kepada seluruh murid kelas 12 IPA 1 SMA Patriot, diwajibkan membawa jas lab karna pengambilan nilai teori besok, diganti menjadi praktikum.

Satu kali, dua kali, tiga kali ia baca pesan tersebut, masih tetap sama, ia benar benar tak salah baca. Lantas senyumnya mengembang, dipenghujung hari yang menyebalkan ini, ia mengalami satu kebetulan yang berasal dari campur tangan semesta.

"See yah." bisiknya seraya memasukan ponsel tersebut kedalam saku jaket.

❣️❣️❣️

Senja Dipenghujung DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang