3

1.2K 37 2
                                    

Senja itu, dipenghujung desember.

Ada luka yang menyeruak ke segala penjuru harapan,

Merubah duniaku menjadi keping tajam yang menghujam setiap bagian terdalam tentangmu.

tak tersisa apapun selain airmata yang mengaburkan pandangan, seolah sedang menghantam logika dan memaksa jatuh sia sia.

kepadamu,

seseorang yang melambaikan tangan pada senja dipenghujung desember.

luka ini bermetamorfosa menjadi lembar lembar kisah tentang kehilangan,

kisah yang pada akhirnya menyekapku pada ruang tanpa suara dan cahaya.

hingga sesiapa enggan mengetuk pun enggan menyelamatkan.

Defirza, 2015.

Alka menghela nafas panjang, ditutupnya kembali buku merah jambu yang halaman pertamanya baru saja ia baca tanpa izin sang pemilik.

Rasa penasaran terus memaksa untuk membuka lembaran-lembaran selanjutnya, namun Alka enggan, feelingnya berkata bahwa semua yang tertulis didalam buku itu adalah isi hati dan masalah pribadi Def yang tak ia kehendaki untuk diketahui siapapun, termasuk Alka.

"Bro keluar yok, tumben banget lo jam istirahat gak ngajakin kekantin belakang malah bengong dikelas sendirian. Asem nih!" Ntah muncul darimana, tiba tiba Fahmi sudah duduk diatas meja Alka, memasang wajah menderita yang sama sekali tidak pantas untuknya.

Dengan sigap Alka memasukan buku milik Def itu kedalam laci meja, ia tak ingin Fahmi mendadak penasaran dan memaksanya memperlihatkan buku tersebut atas nama solidaritas "Duluan aja, gua mau ketoilet dulu." ujarnya seraya mengibaskan tangan mengisyaratkan sahabatnya tersebut untuk menjauh.

"Yaudah." tandas fahmi singkat, tangannya dengan cepat mengambil sebungkus rokok dari saku Alka, "Woy!!!" baru saja ia bangkit hendak menjitak kepala fahmi namun lelaki itu sudah berlari dan menghilang dibalik pintu kelas.

Alka hanya mampu berdecak kesal, lalu kembali merebahkan kepalanya di sandaran bangku, perlahan ia memejamkan mata nyaris tertidur. maklum saja, semalaman ia menjadi tahanan Rio yang tak henti hentinya berkeluh kesah tentang hubungan percintannya yang semakin renggang, lelaki konyol tersebut terus berbicara hingga pukul dua pagi, membuat Alka terpaksa menginap dirumahnya dan berangkat kesekolah memakai baju Rio yang sedikit kekecilan.

"Alka." Alka tersentak, nyaris terjatuh. Dilihatnya Def berdiri disisi meja dengan memasang wajah masam, seperti biasa.

"Buku gua ketinggalan dimobil lo kan? Sekarang gua mau ambil." ujar Def tanpa basa basi.

"Buku apa? Gak ada buku" balas Alka asal, Def mengerutkan dahi memperjelas moodnya yang sedang tidak baik, atau dengan kata lain selalu tidak baik.

Hening beberapa saat,hingga akhirnya Alka mengeluarkan buku tersebut dari dalam laci mejanya, Def menghela nafas lega.

Namun tiba tiba alka mendorong kembali buku itu kedalam laci "Gua akan kembaliin ini ke elo dengan satu syarat." senyum tipis terlihat diujung bibir Alka,

"Gak ada syarat! Itu buku gua dan gua butuh buku itu!" Ini bukan masalah hak kepemilikan buku tersebut, namun apa yang ada didalamnya, rahasia dan luka yang tak ingin Def bagi pada siapapun.

"Gua akan kembaliin buku ini nanti malem." Alka menggantung kata katanya, sesaat ia tersadar bahwa ini bukan cara yang tepat untuk mendekati seorang gadis namun logikanya berkata lain, gadis ajaib seperti Def harus didekati dengan cara ajaib pula.

"After dinner... wait, i mean after our dinner" Alka melakukan penekanan pada bagian akhir kalimatnya.

Def terdiam, mata coklatnya terbelalak heran, ia benar-benar tidak habis pikir dengan sikap lelaki tersebut, dipandanginya wajah santai alka yang kini sudah kembali keposisi duduknya, bahkan dengan cuek mengangkat kedua kakinya keatas meja.

"Did you open that?" tanya Def dengan hati-hati, sukses besar membuat Alka salah tingkah, "Belum, tapi kalau lo nolak, maybe soon " Dustanya setelah setengah mati menormalkan nada bicara.

Hening, Def memperhatikan wajah dihadapannya tersebut seolah sedang mencari cari kejujuran disana. "7pm, don't be late!" tandas Def akhirnya.

Dipandanginya punggung Def yang semakin menjauh lalu menghilang dari balik pintu kelas, "sukses madefakeeeehhhh!!!" seru Alka girang setelah cukup pegal bersikap cool dihadapan gadis tersebut, si gadis aneh yang baru saja menghidupkan kembang api dihati Alka. Si gadis aneh itu, berhasil membuat seorang Alka Praja penasaran setengah mati.

Senja Dipenghujung DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang