Alka berjalan santai kearah kerumunan siswa IPS yang tengah menghabiskan waktu digerbang sekolah, kegiatan tak berfaedah yang seharusnya tidak menjadi pilihan ketika menunggu bel tanda dimulainya ujian berbunyi.
"Woy ganteng! Tumben lo datengnya gak mepet bel." Seru Fahmi yang menyambut sahabatnya itu dengan rentangan tangan, bukannya membalas, Alka justru mencubit perut Fahmi, membuat lelaki itu meringis kesakitan.
"Monyet lo! Mau dipeluk malah nyubit!""Najis!" Tandas Alka asal, tanpa basa basi ia menyandarkan tubuhnya dibagian pojok gerbang, mengeluarkan sebatang rokok dan menyelipkannya dibibir.
"Gila lo bang, digerbang depan nih! Guru lewat mati lo." Alka tak memperdulikan peringatan Abdi.Ntah apa yang siswa kelas 11 itu lakukan disekolah, disaat seluruh teman-teman angkatannya sedang asik menikmati liburan dalam rangka ujian kelulusan kelas 12, ia justru dengan sukarela datang ke sekolah.
Teman temannya yang sudah tau tabiat Abdi, tidak lagi banyak bertanya atau protes tentang kelakuan ajaib adik kelas mereka yang satu ini.Baru saja satu hembusan asap nikotin dari bibir Alka, tubuh tinggi itu dibuat nyaris terjatuh lantaran seseorang baru saja menjegal sebelah kakinya yang terangkat ketembok gerbang, rokok yang sejak tadi dipegangnya pun jatuh kesela sela besi yang menutupi gorong-gorong.
Sontak tawa kelompok anak IPS itu pecah, kontradiktif dengan raut kesal Alka.Alka mengalihkan pandangan kearah seseorang yang kini berada dihadapannya, raut kesalnya berubah menjadi bingung ketika mendapati gadis cantik berwajah western itu telah berdiri dengan tangan terlipat didada, mata coklatnya menatap menantang, jauh berbeda dari biasanya.
Samar namun bisa tertangkap oleh Alka ada segaris senyum yang coba gadis itu sembunyikan."Kalo gue yang ngejegal lo pasti udah lo buang ke kawah krakatau bang, kalo Def lo apain nih?" Goda Abdi yang disambut sorak teman-temannya, lebih terdengar seperti grup pendukung sepak bola yang melihat tim andalannya dicurangi.
"Def udah yuk." Melani yang sejak tadi berdiri tidak jauh dari Def menarik lengan temannya itu, Def tak bergeming.
"Yaelah Mel buru-buru banget, ada Dito nih, gak kangen apa?" Fahmi mengalihkan sasaran, suasana gerbang semakin heboh ditambah wajah Melani dan Dito yang memerah menahan malu, membuat keduanya semakin menjadi sasaran empuk.
Namun bukan Melani namanya jika diam saja menerima dirinya menjadi bahan becanda para siswa badung tersebut.
"Lo ngomong sekali lagi, gua amplas gigi lo!" ujarnya santai namun tajam, tepat didepan wajah Fahmi dan cukup membuat lelaki itu bergidik.
Melani memang terlihat tegas dan pemberani, wajar Fahmi sedikit ketar ketir mendengar suara berat gadis tersebut."Gua gak ikutan ya mel."
"Gua juga mba."
"Gua cuma godain Def sama Alka ya mel."
"Mel gua juga loh mel."
Melani memutar bola mata, tak perduli pada pembelaan-pembelaan yang ia dengar."Gua mau ngomong." Def memberanikan diri mengatakan tujuannya, belum sempat Alka menjawab gadis itu terlanjur menarik tangannya, keluar dari kerumunan dan mengabaikan seruan reseh semua orang.
❣️❣️❣️
Def tak melepas lengan Alka hingga akhirnya mereka sampai dibalik tembok post satpam, tak ada siapapun, yang ada hanya hilir mudik siswa siswi yang tak menyadari keberadaan mereka.
"Maafin aku." ujar Def dengan mata terpejam.
Ntah apa maksudnya, yang jelas itu membuat ia lebih mudah mengeluarkan kata-kata tersebut.
Alka mengernyitkan kening, fokusnya terarah pada kata 'aku' yang ia dengar."Alka, gua minta maaf." Def mempertegas kalimatnya dengan menyelipkan kata "Gua" yang baru saja ia lupakan.
Alka melengos dan bersiap pergi namun Def menahan lengannya.
"Gua gak akan berhenti sampe lo maafin gua."
Alka mendengus pasrah dan mendaratkan tatapannya kemata indah Def.
"I told you, lo udah gua maafin."
"And i told you, gua gak akan berhenti sampe lo maafin gua." Def mendekatkan wajahnya, Hingga Punggung Alka menyentuh dinding.
Def benar-benar terlihat tak main-main dengan ucapannya, hingga membuat lelaki dihadapannya itu salah tingkah setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Dipenghujung Desember
Teen FictionIa adalah perempuan yang mematri ingatan pada luka masalalu, namun siapa yang mengira bahwasannya inilah titik untuk segalanya bermula, perihal janji semesta tentang langit yang takkan selamanya jingga, pun malam yang kan berkesudahan. Selamat memb...